Fimela.com, Jakarta Dari: Aditya Pramana
Nama saya Aditya. Saya ingin cerita tentang kegalauan saya. Jadi begini, usia saya baru masuk 18 tahun, saya masih pelajar. Saya berpacaran baru setengah tahun. Sekarang sudah putus baru-baru ini. Saya putus tidak tau apa penyebab nya.
Dalam beberapa hari saya dan pacar saya tidak sama sekali berantem. Tapi saya pernah terlalu mengatur dan mengekang ke pacar saya, supaya tidak dekat dengan yang lain. Pacar saya orang nya baik. Saya sudah pernah berjanji sama pacar saya, kalo saya bakal tetep sama pacar saya sampai tamat sebagai pelajar.
Advertisement
Saya tidak pernah kasar dan marah sedikit pun terhadap dia, sama sekali tidak pernah. Sering di sakitin, kadang minta putus. Kadang itu juga suka sebagai candaan nya. Pacar saya tidak tahan dengan saya, karna sikap saya terlalu posesif, cemburuan, terlalu mengekang nya. Dan akhir nya baru-baru beberapa hari ini saya dan pacar saya putus.
Saya sangat menyesal karna sikap saya seperti itu. Saya bersikap ke pacar saya seperti itu, karna saya takut kehilangan. Apalagi wanita mudah nyaman. Tapi setelah itu, saya sangat menyesal sama sikap saya ke pacar saya. Dan sebelum itu, saya sudah di kenalin sama orang tua nya, kalau saya dan pacar saya pacaran, waktu pas awal pacaran.
Saya ingin lebih lama lagi bersama pacar saya. Karna saya sudah punya tujuan atau rencana buat kedepan sama dia. Kami saling setia, tapi sikap saya terlalu seperti itu ke dia. Saya ingin pacar saya balik lagi sama saya. Dan Insyallah ia jodoh saya
BACA JUGA
***
Dear Aditya,
Katanya kamu tak tahu apa penyebabnya, nyatanya kamu tahu kan, bahwa perilakumu yang membuat kalian putus? So, selamat datang dalam kubangan penyesalan. :)
Â
Advertisement
Penyesalan Baru Terbukti Kalau Kamu Sudah Perbaiki, Bukan Semata Keinginan Untuk Kembali
Sikap terlalu mengatur, mengekang, dan posesif itu bukan "cuma". Sikap ini tak bisa dibenarkan dan merupakan racun bagi hubungan. Mungkin dia tak pernah marah di depanmu, tapi bukan berarti dia tak menyimpan amarah dalam hatinya. Sekarang kamu putus ini adalah puncak dari segala kemarahannya.
Di usia kalian yang masih semuda ini, kesalahan-kesalahan seperti itu masih sangat mungkin terjadi. Kalian belum benar-benar belajar apa itu komitmen, bagaimana hubungan yang baik, bagaimana pasangan yang dibutuhkan untuk mempertahankan hubungan. Tapi, tetap; itu semua tak bisa dibenarkan.
Kalau sekarang dia memilih pergi, kamu harus hargai. Dia berhak mencari dan mendapatkan yang lebih baik untuk hidupnya. Kalau dia tak ingin memaafkan dan kembali padamu; itu sepenuhnya hak dia.
Belajar Dari Kesalahan Jauh Lebih Penting
Dia pergi karena kamu terlalu mengekang dan takut kehilangan dia. Apa sekarang setelah dia pergi, kamu masih mau mengekang padahal kamu bukan siapa-siapanya lagi? Kalau begitu, kamu cuma menunjukkan bahwa kamu belum berubah, dan keputusan dia meninggalkanmu sudah benar.
Kalau kamu menyesal, belajarlah dari kesalahanmu. Tunjukkan bahwa kamu sudah berubah. Bukan untuknya, tapi untuk kamu sendiri dan siapapun yang akan jadi pasanganmu selanjutnya--dia ataupun bukan. Inilah cara terbaik untuk menunjukkan padanya bahwa kamu menyesal dan belajar dari kesalahanmu kemarin.
Jalanmu masih panjang. Jangan fokus pada kesalahan yang kamu lakukan saja, nanti kamu lupa memperbaiki dan melewatkan kesempatan baik lain. Kalau kamu yakin dia memang jodohmu, kamu pasti tahu dia akan kembali padamu, entah kapan, di mana, dan bagaimana caranya, meski sekarang kalian memilih jalan sendiri-sendiri. :)
Â
Â
***
Punya masalah percintaan yang bikin galau? Curhatin aja! Kirim curhatanmu ke redaksi@bintang.com. Jangan lupa tulis subject emailnya: CURHAT PEMBACA BINTANG, ya. Curhatanmu akan dijawab dan kamu bisa lihat jawabannya di www.bintang.com/relationship. Ditunggu!