Fimela.com, Jakarta Puasa tapi maih tetap ingin diet? Bisa banget dong! Sadar atau nggak, puasa sendiri bukan hanya sekadar ibadah yang dijalankan oleh umat Muslim. Namun, lebih dari itu, puasa juga merupakan bagian dari diet. Puasa Intermiten, begitu orang-orang menyebutnya.
BACA JUGA
Advertisement
Dikutip dari Healthline.com, Puasa intermiten atau Intermmitent Fasting adalah istilah untuk pola makan yang memiliki siklus antara periode puasa dan makan. Puasa ini bukan soal tentang apa yang kamu makan, tetapi kapan kamu harus memakannya. Puasa Intermiten bukan diet dalam pengertian konvensional, tapi lebih kepada pola makan.
Lantas, bagaimana cara melakukan puasa intermiten? Umumnya, metode puasa intermiten yang umum dilakukan setiap 16 jam sehari, atau puasa selama 24 jam, dua kali per minggu. Nah, bicara soal durasi berpuasa, di Indonesia sendiri, puasa berjalan sekitar 14 jam lamanya. Tentu berbeda hal dengan negara lain yang waktu tenggelamnya matahari lebih lama.
Berikut sederet metode populer dari puasa intermiten:
Metode 16/8, melewatkan sarapan dan membatasi periode makan harian hingga 8 jam, misalnya dari jam 1 siang hingga 9 malam. Kemudian, kamu puasa selama 16 jam.
Eat-Stop-Eat, metode ini melibatkan puasa selama 24 jam, satu atau dua kali seminggu. Misalnya dengan tidak makan dari makan malam satu hari sampai makan malam keesokan harinya.
Diet 5:2 Diet, Pada dua hari dalam seminggu (dalam waktu yang nggak berturut-turut ), hanya makan 500-600 kalori. Lima hari sisanya, kamu bisa makan dengan normal.
Dengan memakan lebih sedikit kalori, semua metode ini seharusnya membuat kamu kehilangan berat badan selama kamu nggak makan berlebihan saat tidak berpuasa.
Namun, dari sekian banyak metode yang ada, metode 16/8 menjadi metode yang paling sederhana dan paling mudah untuk dipatuhi. Metode itu pula juga yang paling populer. Mirip dengan orang berpuasa di bulan Ramadan, bukan?
Advertisement
Manfaat Puasa Intermiten
Puasa intermiten bukan hanya soal menahan lapar untuk mengurangi berat badan. Lebih dari itu, ada sejumlah manfaat yang bisa kamu petik ketika menjalani puasa intermiten.
Berat badan: Seperti disebutkan di atas, puasa intermiten dapat membantu kamu menurunkan berat badan dan lemak perut, tanpa harus membatasi kalori.
Resistensi insulin: Puasa intermiten dapat mengurangi resistensi insulin, menurunkan gula darah kadar sebesar 20-31%. Hal ini bisa melindungi orang yang berpuasa dari diabetes tipe 2.
Peradangan: Beberapa penelitian menunjukkan pengurangan gejala peradangan, pendorong utama banyak penyakit kronis.
Kesehatan jantung: Puasa intermiten dapat mengurangi kolesterol LDL, trigliserida darah, gejala inflamasi, gula darah, dan resistensi insulin. Semua hal tersebut adalah faktor risiko untuk penyakit jantung.
Kanker: Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa puasa intermiten dapat membantu mencegah kanker.
Kesehatan otak: Puasa intermiten meningkatkan hormon otak yang disebut BDNF, dan dapat membantu pertumbuhan sel-sel saraf baru. Hal ini juga dapat melindungi terhadap penyakit Alzheimer.
Anti-penuaan: Puasa intermiten dapat memperpanjang umur pada tikus. Studi menunjukkan bahwa tikus yang berpuasa punya hidup lebih panjang sebanyak 36-83% lebih lama.
Puasa Intermiten Membuat Gaya Hidup Sehat kamu Lebih Sederhana
Salah satu manfaat utama dari puasa intermiten adalah membuat makan sehat lebih sederhana. Ada lebih sedikit makanan yang perlu kamu siapkan, masak, dan bersihkan setelahnya. Namun, jika kamu kekurangan berat badan, atau memiliki riwayat gangguan makan, maka kamu sebaiknya nggak melakukan puasa intermiten tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Bahkan, ada beberapa bukti bahwa puasa intermiten mungkin nggak bermanfaat bagi perempuan, seperti halnya laki-laki. Sebagai contoh, satu studi menunjukkan bahwa peningkatan sensitivitas insulin pada pria, tapi di lain sisi malah memperburuk kontrol gula darah pada wanita.
Meskipun nggak ada penelitian pada manusia, penelitian pada tikus ini menunjukkan bahwa puasa intermiten dapat membuat tikus betina kurus kering, maskulin, infertil dan menyebabkan mereka kehilangan siklus. Oleh karena itu, wanita harus berhati-hati dengan puasa intermiten. Jika kamu memiliki masalah dengan kesuburan atau mencoba untuk hamil, maka pertimbangkanlah untuk melakukan puasa intermiten.
Perlu diingat, bahwa penelitian ini masih dalam tahap awal. Banyak penelitian skala kecil, durasi pendek, dan dilakukan pada hewan. Banyak pertanyaan yang belum terjawab dalam studi manusia yang lebih berkualitas.