Jakarta “She gets what she wants because she works for it.” Begitu kata Sophia Amoruso, desainer sekaligus pencipta brand Nasty Gal, favorit banyak perempuan di seluruh dunia. Bukan sembarang clothing line, Nasty Gal langsung mendapat perhatian khusus dari banyak kalangan karena prestasi penjualannya yang melesat di bisnis online. Bahkan, ia disebut sebagai satu di antara perusahaan dengan perkembangan tercepat versi Majalah Inc. pada tahun 2012.
Namun, kurang lengkap rasanya kalau hanya mengenal Amoruso dari sisi kesuksesannya. Sebelum kesuksesan Nasty Gal ia raih dan memantapkan posisinya sebagai businesswoman setelah menerbitkan buku best selling, #GIRLBOSS, Amoruso didiagnosa menderita depresi dan gangguan perkembangan motorik, yang membuatnya kesulitan di sekolah umum dan memilih homeschooling. Di usia remaja, ia menemukan hernia di tubuhnya yang membuatnya berpikir untuk segera mendapatkan pekerjaan agar punya uang. Dengan logikanya sebagai remaja, cara tercepat untuk mendapatkan uang adalah menjual. Dan saat itu, barang yang pertama kali ia jual adalah buku yang ia curi dan dijual di eBay.
Advertisement
Sukses dengan usaha menjual pertama kali, Amoruso pun ketagihan. Ia lanjut menjual berbagai barang curian, mulai dari pakaian dalam hingga alat lukis. Untunglah hal itu tidak berlangsung lama, karena Amoruso bertekad untuk berhenti mencuri setelah tertangkap. Berdasar atas passion-nya pada bisnis jasa, Amoruso memilih bekerja di eBay dengan membuat toko online Nasty Gal Vintage. Di sinilah ia belajar banyak, karena mengerjakan semuanya sendiri, mulai menata barang, menulis deskripsi, dan mengirimkan ke pembeli.
Sayangnya, bisnisnya di eBay tak berlangsung lama. Namun, itu justru menjadi titik baru untuk perkembangan bisnisnya karena akhirnya ia percaya diri untuk membuat toko online miliknya sendiri bernama Nasty Gal pada tahun 2008. Bergaung keras di ranah media social, Nasty Gal menghasilkan keuntungan yang memuaskan sampai tahun ini hingga jutaan Dolar Amerika!
Walau begitu, Amoruso tetaplah manusia biasa. Mencicipi kesuksesan senilai jutaan Dolar Amerika, tak membuat ia tinggi hati. Ia masih sering mempertanyakan apa arti kesuksesan sebenarnya dan bagaimana cara mempertahankannya. Itulah yang membuatnya terus belajar. Hats off!