Sukses

Lifestyle

Pacaran 3 Tahun Tak Kunjung Diajak Menikah, Pikirkan Ulang Hubunganmu

Jakarta Selain memang terlena mengejar karier, faktor lain yang biasanya membuat orang mulai mencari pasangan di usia yang terbilang telat adalah terlalu lamanya berpacaran dengan satu orang. Fakta itu dikemukakan oleh Zola Yoana, satu-satunya matchmaker profesional di Indonesia yang juga pendiri perusahaan match maker bernama Heart Inc. Fakta tadi diambil dari pengalamannya mengamati para single di Jakarta, Fimelova.

Ternyata kejadian tadi memang benar dialami sebagian orang. Adalah Rya (nama samaran), seorang pekerja media yang pernah berpacaran selama enam tahun dan sayangnya tak berakhir ke pelaminan. Ia dan Sang Pacar memulai hubungan sejak memasuki tingkat dua bangku kuliah hingga akhirnya ia memiliki karier yang mantap. Di tahun ketiga berpacaran, Rya sebenarnya sudah memiliki insting untuk tidak melanjutkan hubungan lantaran ia melihat perkembangan lambat dari Sang Pacar, baik dari segi pendidikan (baca: terlambat lulus) sampai karier.

Namun, keinginan itu diurungkan karena Sang Pacar selalu ada dalam tiap momen penting hidupnya. Selain itu, ia terbilang pacar yang baik dan bisa melindunginya. Tidak ada alasan kuat selama enam tahun untuk memutuskan Si Pacar sampai pada akhirnya Rya menyadari kalau ia benar-benar tak bisa menikah dengannya karena tautan visi dan misi yang berbeda. Selama enam tahun, Rya merasa telah membuang waktu dengan percuma terhadap satu orang yang pada akhirnya tak menjadi suaminya—fokus utama yang ia cari dalam sebuah hubungan.

Berkaca dari pengalaman Rya dan berbagai klien yang pernah ia tangani, Zola memiliki saran yang sebaiknya dilakukan oleh para perempuan yang memang telah siap menikah. “Sebenarnya setelah dua atau tiga tahun berpacaran, kamu harus memberikan deadline pada hubunganmu agar tidak membuang waktu,” tuturnya. Bila memang tak berlanjut sebaiknya mencari pasangan lain yang memang memiliki visi dan misi yang sama.

Rya sendiri menyadari kalau hubungan enam tahun yang tak berujung membuatnya banyak merugi. “Aku jadi nggak memiliki kesempatan untuk berkenalan dan berhubungan dengan lelaki lain. Pengalaman aku soal hubungan hanya terpatok pada satu orang. Bayangkan saja kalau aku putus di tahun ketiga, kemungkinan dalam enam tahun itu aku sudah mengenal lebih dari satu orang lelaki lainnya,” tuturnya.

Selain itu, “Aku merasa malu dengan orangtua dan teman-teman yang mungkin memiliki harapan akan hubungan kami. Agak malas untuk menerangkan mengapa aku akhirnya tak berjodoh dengannya,” ungkapnya.

Dari pengalamannya Rya menyarankan agar, “Mengikuti insting dan logika saat berpacaran. Bila memang di tahun ketiga pasanganmu tidak ‘sejalan’ sebaiknya putuskan saja dan mencoba membuka hati untuk orang lain. Biar bagaimana pun waktu nggak bisa diputar ulang,” sarannya.

Saran Rya dan Zola tadi mungkin bisa jadi ‘angin segar’ buat kamu yang memang mencari pasangan yang tepat di saat usia siap menikah.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading