Advertisement
Next
Jakarta Perjalanan kembali ke New York, Maria, penulis buku berjudul Sleepwalkers�s Guide to Dancing bertanya-tanya soal kejadian �langka� yang dialami. Setelah 30 tahun menikah, ia baru menyaksikan orangtuanya jatuh cinta untuk pertama kali. �Mengapa baru sekarang? Mengapa perasaan itu tiba-tiba muncul sekarang padahal mereka telah hidup bersama puluhan tahun,� pikirnya.
Dari luar, orangtua Maria memang terlihat serasi tapi kalau menyangkut sifat mereka jauh berbeda. �Ayahku seorang lelaki yang memesona, intuitif, dan tipe yang mengaku kalau ia bukan seorang yang sentimental namun bisa menangis,� jelasnya. �Sedangkan ibuku, dia kebalikannya. Tipe perempuan ceria, menarik, suka humor, ahli membahas politik dan pastinya gossip. Tapi, dia bukan tipe yang gampang terbawa perasaan,� tambahnya.
Advertisement
�Terkadang aku mengkhawatirkan ayahku yang sepertinya menginginkan hubungan yang lebih dari yang bisa ibuku berikan. Tapi, siapa yang sebenarnya tahu apa yang terjadi dalam diri ibuku? Ia seolah membentengi dirinya,� lanjutnya. Sampai akhirnya, ayahku bisa "membobol" dinding hati perempuan yang dicintainya.
Entah bagaimana, dengan kesabaran ayah berhasil memasuki hati ibu dan membangun cintanya, melewati segala rintangan. Sebaliknya, ibuku malah mencintainya karena kegigihan itu, ungkap Maria pada Majalah Vogue. �Dari situ aku baru tahu bagaimana bentuk cinta sesungguhnya. Aku juga menemukan pemikiran baru bahwa nggak seharusnya seseorang mencintai dengan cara tadi,� pikirnya �berperang� dalam hati.
Di sisi lain, butuh berbulan-bulan sampai akhirnya Maria memutuskan berpisah dari pacarnya. Keputusan itu nggak mudah. Keadaan semakin sulit saat ia mendapati perubahan orangtuanya. �Orangtuaku berhasil melewati sebuah hubungan yang rentan ini. Mereka bertransisi menjalani sebuah tahapan hubungan yang menurutku sangat canggung,� tulisnya dalam artikel berjudul "About Time".
Maria nggak berhenti berpikir bahwa hubungan orangtuanya akan berakhir suatu saat nanti. �Terdengar sangat pesimis? Ya. Setelah aku tumbuh, aku melihat pernikahan di budaya India lebih mengutamakan rasional, ketenangan, dan pernikahan yang langgeng. Sedangkan di budaya Amerika, lebih terlihat bergairah dan rapuh. Kenyataannya orangtuaku yang tumbuh dengan pernikahan India telah jatuh cinta dengan pernikahan budaya Amerika,� pendapatnya. Maria bahkan sudah mempersiapkan diri akan worst scenario yang terjadi di depan. �Mungkin mereka akan selingkuh atau berbohong satu sama lain. Aku nggak tahu pasti tapi aku akan siap melihatnya,� tulisnya.
Next
Lalu, suatu kejadian membuat aku melupakan kekhawatiran soal orangtuaku. �Aku jatuh cinta. Terjadi begitu saja tanpa terduga. Namanya Jed, seorang sutradara film dokumenter,� kata Maria yang lantas memutuskan hidup bersama. �Kami mulai melakukan banyak hal berdua. Terkadang, aku bisa terbangun di malam hari hanya untuk melihat wajahnya, lalu muncul ketakutan memikirkan betapa ia sangat berarti bagiku,� tulisnya.
Dekat dengan Jed nggak mudah bagi Maria. �Sebagai perempuan yang telah memutuskan untuk hidup bersama, nggak gampang bagiku memperlihatkan kekurangan terhadap pasangan. Aku merasa rapuh sekaligus nggak nyaman akan hal itu,� ceritanya. �Aku membawa semua masalah yang aku hadapi pada kakak lelakiku, teman-teman dekat atau bahkan orang asing yang baru aku kenal, sebelum akhirnya aku beritahukan pada Jed,� lanjutnya merasa insecure.
Suatu sore Jed melemparkan pertanyaan padaku, �Kamu pernah sadar sebenarnya kamu menceritakan masalah padaku setelah kamu menemukan jalan keluarnya dari orang lain? Seolah aku hanya ingin melihat sisi bagus kamu saja. Bagiku itu aneh,� tulisnya menirukan Jed. Maria hanya bisa tersenyum acuh. Maria terlarut dalam ketakutannya, takut menerima kalau Jed adalah segalanya.
Beberapa bulan kemudian, Jed mengatakan kalau Maria berusaha menjauh darinya sedangkan Maria merasa Jed terlalu posesif. Setelah keadaan mulai memanas, Jed malah mengatakan hal yang membuatnya tertegun, �Kamu mencoba menghentikan dirimu untuk jatuh cinta padaku tapi itu tidak akan berhasil,� tulis Maria meniru perbincangannya bersama Jed. Dengan cara yang aneh, Jed akhirnya berhasil menjawab teka-teki akan arti cinta sesungguhnya bagi Maria. �Ia berhasil meyakinkan diriku kalau aku bisa mencintai seseorang dengan utuh,� tulisnya.
Singkat cerita, Maria dan Jed akhirnya menikah enam bulan berikutnya. �Dari perjalanan cintaku, aku sadar bahwa menjalin komitmen terhadap orang lain bukan berarti aku akan berhenti merasa takut atau bahkan secara permanen tak merasa patah hati lagi. Tapi selama kami bersama, aku akan menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dari diriku sendiri. Aku bersyukur � bersyukur bahwa orangtuaku pun kini telah mencintai satu sama lain dan memberikan gambaran pernikahan lainnya,� tutupnya mengakhiri babak kisah percintaannya.
Sumber : Vogue