Advertisement
Next
Jatuh cinta, siapa yang bisa menolak? Terkadang, butuh menjalani hubungan atau dekat dengan beberapa orang sampai kita bisa menemukan satu orang yang membuat kita yakin sanggup menghabiskan sisa hidup bersamanya. Agar tak salah pilih, kencani 4 lelaki ini!
Wooaaa…the “ex”!
Advertisement
Psikolog A. Kasandra Putranto, yang hingga kini aktif di Himpunan Psikologi Indonesia Wilayah DKI Jakarta, Asosiasi Psikologi Forensik, dan Ikatan Psikologi Klinis, pernah mengungkapkan kalau keinginan kembali ke masa lalu selalu ada dalam diri kita. So, siapa bilang berkencan lagi dengan mantan itu ide buruk? Bukan, bukan cuma untuk bernostalgia, tapi melihat kembali kemungkinan adanya hubungan baru yang lebih indah dari masa lalu.
“Mungkin saja dia berubah jadi lebih baik, atau memang sekarang ini kesempatan tepat untuk memperbaiki semua. Kenapa tidak? Toh, dari niat baik itu eksekusinya belum tentu mengarah ke sana juga. Yang penting positif, tidak anti berlebihan terhadap seseorang,” saran Berliana (30, sales & marketing staff).
Kembali ke pelukan mantan bukan hanya mengajarkan kita soal menghargai masa lalu beserta semua kenangan di dalamnya, tapi juga meyakinkan kita akan pentingnya proses. Kehadiran si dia dalam hidup kita, suka atau tidak, ikut menentukan bagaimana kita memandang cinta ke depan. “Gara-gara mantan suka selingkuh kita jadi curigaan, atau gara-gara mantan tukang bohong kita jadi susah percaya sama orang, misalnya. Untuk menetralisasi pikiran negatif semacam itu kita harus berdamai dengan masa lalu,” tutup Berliana.
Next
Best friend, why not?
Paling anti mengubah status sahabat jadi kekasih? Coba pikir ulang, deh. Apa yang salah menjalin hubungan spesial dengan salah satu teman terdekatmu? Dia yang paling tahu apa pun tentang kamu, begitu juga kamulah yang paling mengerti dia, mulai dari keluarga, tempat hangout, sampai soal isi lemari pakaiannya, so tak perlu ada proses pendekatan lagi, kan?
“Pernah pacaran sama sahabat, lalu putus. Kalau orang bilang hubungan cinta bisa merusak persahabatan, nggak selalu benar, kok. Buktinya aku dan mantan bisa kembali bersahabat. Karena kami tahu sifat, karakter masing-masing,jadi lebih mudah mengembalikan status seperti semula. Malah kita jadi nggak ngarep punya hubungan lebih karena sudah pernah dicoba dan gagal,” kenang Esti Rahma (22, mahasiswi).
Advertisement
Next
A Prince charming!
These characters are often handsome and romantic. Eits, tak cuma itu, dia juga mapan, bijak, dan menyenangkan, sehingga tak cuma kita yang menginginkannya, tapi semua perempuan! Was-was? Yes, you must! Mengapa perlu memasukkan laki-laki tipe ini dalam hidupmu? Beberapa waktu lalu kami sempat menanyai Qafa (26, designer) dan Mumun (25, aktivis) yang mengaku pernah dekat dengan si Prince Charming.
“Memacari laki-laki terkeren di kampus adalah kebanggaan tersendiri. Jelas, dia membuat kita makin percaya diri, terus selalu pengen tampil cantik untuk mengimbanginya. Positifnya itu,” kata Qafa. Sementara Mumun mengungkap sisi negatifnya, “Curiga jadi masalah utama dalam hubungan dengan seseorang yang banyak diinginkan perempuan. Iya kalau dia memang bisa dipercaya, tapi tak ada jaminan, kan? Terkadang, kesempurnaannya membuatku bertanya-tanya, apa aku benar-benar jatuh cinta, atau sekadar mengaguminya?” Nah, poin pentingnya adalah, tipe pasangan yang kita impikan belum tentu yang paling ideal buat kita!
Next
Bad boy? Ugh…
“Alasannya simple, kita harus bertemu dengan orang yang salah terlebih dulu untuk tahu siapa pasangan yang tepat,” kata Anis (31, communication manager). Perempuan memang paling tertantang saat dekat dengan bad boy. Namun, tidak untuk mereka yang ingin menjalin hubungan serius. Entah tukang selingkuh, tukang porot, tukang bohong, apa pun yang negatif dari mereka seolah menjadi virus mematikan yang wajib dihindari. Padahal, kita harus melakukan “imunisasi” untuk bisa kebal terhadap serangan mereka, kan?
Dekati, kencani, kenali sifatnya, dan dari sakit yang kamu rasakan akibat tingkah laku bad boy, kamu akan tahu dan lebih peka kalau suatu saat nanti berhadapan lagi dengan tipe lelaki macam ini. Dalam buku No More Mr. Nice Guy, Robert Glover pun mengatakan, bad boys ain’t no good, but good boys ain’t no fun. Inilah kesempatanmu menentukan, tipe hubungan seperti apa yang kamu butuhkan. Hidup bersama laki-laki baik tapi monoton, atau pilih yang penuh tantangan tapi sekaligus berisiko?
Keempat tipe lelaki di atas akan mengajarkan kita banyak hal soal hubungan cinta. Melihat masa lalu dan belajar banyak dari mantan, soal bagaimana membatasi perasaan antara persahabatan dan cinta, tentang laki-laki impian yang belum tentu ideal untuk kita, sampai menentukan tipe hubungan yang paling dibutuhkan. Selanjutnya, the one akan datang kepadamu. Dia yang memiliki visi dan misi yang sama denganmu, dan dia yang membuatmu merasa tak lengkap tanpa dia di sampingmu.