Advertisement
Next
“Perbedaan waktu sangat mengganggu. Saat di tempat Cheryl malam, di tempat Tre pagi,” kata seorang sumber, “Cheryl ingin hubungan yang membuatnya nyaman, bukan ketakutan.” Permasalahan waktu dan aktivitas padat, lagi-lagi itu kendalanya. Lalu hal apa lagi yang membuatmu sebaiknya mengakhiri hubungan asmara yang terhalang jarak dan waktu? Simak.
Jakarta Bisa hidup tanpanya
Kalau sudah yakin tanpa sosoknya pun kamu bisa bertahan, itu tanda kalau kamu dan si dia harus benar-benar berpisah. Buat apa bersama kalau tak saling melengkapi lagi? “Hubungan jarak jauh sekian lama memang akhirnya membuatku merasa nggak ada bedanya hidup sendiri atau bersamanya. Dari a sampai z toh dilakukan sendirian,” kenang Ivory (23, public relations) yang pernah setahun berpacaran dengan laki-laki asal Australia.
Advertisement
Berat di ongkos
Kembali ke persoalan teknis. Memiliki hubungan jarak jauh akhirnya selalu mengorbankan sisi finansial yang bisa juga jadi sumber masalah tersendiri karena begitu sensitif. Pintar pilih cara dan media komunikasi, salah satu mengalah mendekat, atau berpisah saja. Hanya ada 3 pilihan. “Temanku dulu pilih Twitter untuk pacaran. Murah meriah. Eh mesra dan ribut sama-sama di sana, jadi konsumsi publik dan bikin risih orang lain. Kalau nggak sehat sudahi daripada nggak nyaman, apalagi sampai ganggu orang. Mau pacaran ya tetap harus siap modal, jangan di ruang publik begitu juga,” kata Agnes (29, sekretaris).
Next
Tak ada lagi cinta!
Jangankan dalam hubungan jarak jauh, hubungan cinta yang tiap hari bisa dijalani dengan bertatap muka saja akan kandas tanpa adanya cinta. So, kenapa poin ini kembali ditekankan? Karena dalam hubungan jarak jauh cinta justru sering terabaikan dengan perasaan kangen, sibuk dengan prasangka, atau hal teknis lain. �Yang utama sadari masih saling sayang nggak, masih pengen terus sama-sama nggak, itu mempengaruhi bagaimana perjuangan kita bertahan di hubungan jarak jauh. Aku di Jakarta dan suami di Medan, tapi karena misi sama dan cinta jadi penguatnya, sudah 12-an tahun tetap langgeng,� tambah Sonya (34, area manager).
Siap atau saat ini sedang berjauhan dengan pasangan? Saat kamu merasa tak ada lagi cinta, bisa hidup walau tanpanya, dan merasa makin banyak pengeluaran sia-sia yang mengancam keuangan, sebaiknya pikirkan ulang kelanjutannya. Sebanding atau tidak, sehat atau tidak, antara pengorbanan dengan arti hubungan itu sendiri untukmu dan si dia. Namun, tak semua hubungan jarak jauh bermasalah.
Hubungan dengan jarak sejauh apa pun pasti berhasil dilewati tiap pasangan yang punya cinta, misi sama, dan bekal tanggung jawab pribadi. Dasar itu yang menjadi modal utama kelanggengan hubungan, yang menyelamatkan hubungan dari persoalan teknis lainnya. �Juga tak boleh egois, berpikir sempit, dan buang jauh-jauh kecemasan tak beralasan. Intinya, berpikir positif,� psikolog Ieda Poernomo Sigit Sidi dari Himpunan PsikologiIndonesia melengkapi.
Menurut hasil riset University of Hong Kong dan Cornell University yang diterbitkan dalam Journal of Communication Juli kemarin, hubungan cinta jarak jauh pun justru memiliki ikatan lebih kuat. �Hampir semua orang bilang hubungan jarak jauh pasti hancur, nyatanya tidak,� papar Crystal Jiang, salah satu peneliti. Kalau berhasil melewati tantangan yang satu ini, artinya kamu layak bangga hubungan cintamu adalah salah satu yang teruji. Bagaimana, mau coba, atau pilih mundur saja?