Advertisement
Next
Jika dalam satu tempat ada 2 buah tenda yang tegak berdiri, yang satu berisi barang obral dan yang satu adalah tenda donor darah, sudah bisa ditebak pasti tenda dengan barang obral pasti lebih banyak diminati. Ya, donor darah rupanya masih tampak asing bagi masyarakat kita. Padahal dengan melakukan donor darah, selain bisa memberikan kehidupan bagi orang lain, ada keuntungan lain yang bisa kita dapatkan.
“Kesadaran untuk mendonor belum dianggap penting oleh masyarakat, donor belum menjadi bagian dari gaya hidup. Berdasarkan penelitian dari WHO, di Indonesia setiap tahunnya ada gap sekitar 3 juta kantong darah antara permintaan dan donor yang masuk. Persediaan darah minus 3 juta kantong setiap tahun,” ujar perempuan yang akrab disapa Silly, founder komunitas Blood for Life, beberapa waktu lalu ketika bertemu FIMELA.com.
Silly mengatakan dengan melakukan donor darah rutin, dengan sendirinya kita mendapatkan keuntungan untuk kesehatan tubuh. Bahkan, stroke bisa diminimalisasi dengan melakukan donor darah.
Advertisement
Regular medical check-up
Sebelum diperbolehkan untuk mendonor, biasanya setiap pasien akan dicek dulu kelayakan tubuh mereka. Dengan demikian, secara tidak langsung kita melakukan regular medical check-up rutin setiap 3 bulan sekali. “Saat mendonor, sebenarnya kita sedang menolong diri kita sendiri. Dengan melakukan donor darah, artinya kita juga rutin melakukan medial check-up rutin (gratis). “Uji kelayakan” kesehatan inilah yang membuat kita bisa mengetahui kondisi tubuh kita secara rutin. Nah, dengan demikian kita bisa mencegah memburuknya kondisi kesehatan saat ditemukan bibit-bibit penyakit ketika melakukan medical check-up,” Silly menjelaskan.
Perbarui kualitas darah secara rutin
“Perempuan beruntung setiap bulan bisa mengeluarkan darah lama dalam tubuh mereka secara rutin, dengan demikian otomatis darah kita (perempuan) selalu dalam kondisi “segar”. Bagaimana dengan laki-laki yang tidak bisa mengeluarkan darah lama mereka? Donor darah menjadi cara untuk memperbarui stok darah dalam tubuh mereka setiap 3 bulan sekali. Nah, inilah yang kurang disadari oleh masyarakat. Umumnya masyarakat masih berpikir bahwa donor darah “hanya” kegiatan untuk menolong orang. Padahal, tidak seperti itu kondisi yang sebenarnya,” papar Silly.
Next
Kurangi risiko penyempitan pembuluh darah
Penyakit mematikan bisa diperkecil risikonya dengan rutin melakukan donor darah. Risiko stroke yang disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah diminimalisasi oleh donor darah. “Saya menderita darah rendah cukup lama, blank dan kemudian pandangan menghitam sering saya alami. Cukup sering dokter melarang saya untuk beraktivitas berat untuk menghindari dampak buruk yang tidak diinginkan karena darah rendah bukan tidak mungkin bisa mengakibatkan kematian. Sampai akhirnya saya bertemu satu dokter yang tidak memberikan saya obat dan suplemen apapun hanya satu saran, yakni melakukan donor rutin setiap 3 bulan sekali. Mulai dari situ, saya rutin melakukan donor darah. Baru 2 kali melakukan donor rutin, saya kemudian cek ke dokter selama 3 bulan berturut-turut, dan hasilnya tekanan darah saya pun normal. Sampai saat ini, saya masih rutin melakukan donor darah, blank dan pandangan menghitam yang sering saya rasakan dulu, hampir tidak pernah lagi saya rasakan,” Toto berbagi.
“Darah diproduksi setiap 120 hari sekali. Seperti yang kita tahu bahwa darah mengandung zat besi. Nah, zat-zat besi yang terkandung dalam darah lama yang tidak dikeluarkan tubuh akan menempel pada dinding pembuluh darah. Jika kondisi ini lama-kelamaan didiamkan maka kita akan mengalami penyempitan pembuluh darah, belum lagi ditambah dengan gaya hidup yang tidak sehat. Nggak heran kalau saat ini sering ditemui anak-anak muda yang masih ada di bawah usia 40 meninggal karena stroke,” Silly menjelaskan dengan berapi-api.
Nggak heran Silly bersama dengan komunitasnya gencar mengedukasi masyarakat tentang pentingnya melakukan donor darah. Masih berpikir 2 kali untuk coba mulai melakukan donor darah?