Rasa malu nggak cuma berkaitan dengan rendah diri. Itu poinnya. Seorang pakar konseling keluarga Herman Elia, menggambarkan rasa malu akibat rendah diri sebagai perasaan nggak nyaman yang biasanya berkaitan dengan membuka diri kepada orang lain. “Timbul perasaan seolah sedang disoroti atau dinilai negatif oleh orang lain atau merasa kurang berharga dibandingkan yang lain, sehingga membuat kita cenderung menutup diri,” jelasnya. Namun, ada malu yang disebabkan oleh faktor lain. “Bisa karena rasa bersalah, atau terlalu peka sehingga lebih mudah malu,” tambah Herman. Rasa malu inilah yang justru menghindarkan kita dari hal-hal memalukan. Bagaimana bisa?
Memang benar, mengikis malu akibat kurangnya rasa percaya diri itu perlu. Namun, nggak bisa dipungkiri Fimelova, kalau kita juga membutuhkan malu untuk mengendalikan tingkah laku, terutama yang berhubungan dengan etika dan sopan santun. “Malu untuk berbuat salah itu juga perlu,” kata Herman lagi. Kalau malu akibat rendah diri yang membuat kita nggak nyaman bersama orang lain dan cenderung menarik diri dari pergaulan, rasa malu yang tahu diri justru bisa mengontrol bagaimana kita bersikap di lingkungan.
Advertisement
Banyaknya kasus pejabat korupsi, gratifikasi seks, perselingkuhan, sampai perang Twitter antarfigur publik, cuma segelintir contoh dari hilangnya rasa malu itu. Kami jadi ingat, politikus Jalaluddin Rakhmat pernah mengatakan kita bahkan gagal menjadi bangsa besar karena kehilangan rasa malu. Padahal malu adalah moral utama untuk mengendalikan perilaku. “Kalau orang berbuat salah tidak lagi malu, bayangkan struktur masyarakat macam apa yang kita miliki saat ini. Padahal, budaya malu merupakan modal utama orang untuk tidak berbuat jahat,” tambah Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Mudjia Rahadjo.
Lingkungan berperan menciptakan bagaimana seseorang tumbuh dengan kadar rasa malu masing-masing. Dan lingkungan terdiri dari individu-individu dengan tanggung jawabnya masing-masing terhadap diri sendiri. Prinsipnya, bagaimana kita sebagai individu dan bagian dari lingkungan bisa lebih menghargai diri sendiri. Dengan begitu, nggak perlu lagi merasa malu melakukan sesuatu selama itu benar, dan wajib malu berbuat hal yang di luar etika dan budaya sopan santun. Wejangan untuk “jangan pernah merasa malu”, mulai sekarang mungkin bisa diubah jadi “peliharalah rasa malumu dengan tepat” supaya ingat untuk selalu tahu diri. Sesuatu yang mulai hilang dari kita.