Advertisement
Next
Kesibukan, waktu yang tak klop, dan banyaknya pikiran kerap menjadi penghambat kepuasan di ranjang. Namun, banyak pasangan yang kurang peduli dan tetap melanjutkan sesi bercinta, padahal sama-sama tidak berminat. Bagaimana memilih waktu yang tepat, dan bagaimana pula cara menyiasati agar kamu dan si dia tak terpancing bercinta saat tak benar-benar menginginkannya? Simak apa kata readers berikut.
“Biasanya sex day itu weekend karena hari kerja biasanya pulang malam. Sampai rumah maunya cuma mencium anak, bersih-bersih, lalu tidur. Namun, sesekali juga pernah bercinta saat hari kerja dan itu nggak direncanakan. Kadang suami berubah dari cuek menjadi romantis yang ujungnya mengajak ‘tidur,” ungkap Bella (28, editor). Lanjutnya, “Kebetulan suami punya beberapa baju tidur yang dia suka dan sering jadi ‘biang kerok’ hubungan intim. Untuk menyiasati supaya suami nggak terpancing di hari kerja atau saat aku nggak ingin ‘berhubungan’, biasanya aku pakai daster yang dia nggak suka. Juga jangan sekali-kali meraba atau membelai-belai area ‘berbahaya’-nya.”
Dalam The Great Sex Weekend karya Pepper Schwartz, akhir pekan memang dipilih sebagai momen pas untuk membangkitkan mood bercinta yang nyaris hilang selama hari kerja. Kesibukan sehari-hari membuat waktu dan kondisi fisik tak memungkinkan lagi digunakan bermesraan kan, siasati dengan simpan tenaga dan hasrat selama beberapa hari untuk “dilampiaskan” kala weekend. Bagi kamu yang menerapkan hari libur sebagai family day, no worries! Sesi ranjang tetap bisa dilakukan saat anak-anak bermain atau tidur pulas. Agar tetap semangat menjelang momen “panas”, bisa mulai kirim sinyal-sinyal mesra seharian dan curi-curi memancing gairahnya!
Advertisement
Anton (32, surveyor) sendiri mengaku lebih menyukai seks di hari kerja. “Kalau weekend prefer menghabiskan waktu bareng keluarga, terutama fokus ke anak-anak, dan waktu itu tidak boleh diganggu. So, hari kerja lebih memungkinkan, apalagi biasanya anak-anak yang kelelahan beraktivitas, mulai dari sekolah sampai bermain, lebih cepat terlelap,” ungkapnya.
Lalu, ketika ditanya mengenai trik menghindari hubungan intim saat tak menginginkannya, Anton malah berujar, “Laki-laki tak pernah kehilangan gairah. Maunya sih tiap hari ya, tapi istri suka memberi kode penolakan. Setelah menikah gairahnya memang terasa menurun. Kalau sudah berpakaian tertutup dan marah jika disentuh, tandanya dia sedang tak minat. Sebaliknya, kalau sedang bergairah tak pernah jujur, tapi dari pakaian seksinya aku sudah bisa menebak apa yang ada dalam pikirannya.”
Sementara Yunike (35, entrepreneur) berpendapat bahwa kenyamanan “intim” dengan pasangan tak ditentukan berdasarkan hari, tapi bagaimana aktivitasnya hari itu. “Sebagai pengusaha aku dan suami tak memiliki hari dan jam kerja pasti, jadi aktivitas seksual menyesuaikan kegiatan kami. Sangat fleksibel, bisa pagi, siang, sore, malam, bahkan subuh pun jadi!” Dan bicara soal trik “menolak” dengan halus saat suaminya mengajak ke ranjang, Yunike malu-malu mengaku, “Aku tak pernah bilang langsung kalau sedang tak bergairah. Seringnya pura-pura sibuk di dapur, lembur sampai suami tertidur, atau makan makanan yang meninggalkan bau mulut semalaman. Misalnya, petai atau menu yang memakai banyak bawang, dijamin suami langsung menjauh, hehehe. Makin ‘berumur’, makin menganggap seks ada di nomor kesekian.”
Next
Seksolog dari Klinik Salsabila, Ryan Thamrin membenarkan apa kata Anton dan pengakuan Yunike. Kesenangan dan ketertarikan pasangan menikah akan menurun seiring bertambahnya usia pernikahan, yang otomatis menurunkan gairah di ranjang. Apalagi jika juga sudah memiliki anak, perhatian akan terpecah dan energi terkuras habis di sana. “Jadikan aktivitas seksual sebagai ajang rekreasi, sehingga tiap kali ada kesempatan kita bisa menciptakan mood bercinta. Dengan begitu, berbagai alasan, misalnya lelah dan bosan, tidak akan lagi mampir di benakmu,” saran dr.Ryan.
Sesuatu yang dilakukan dengan kesenangan akan jauh lebih berarti daripada sekadar menganggapnya sebagai sebuah kewajiban. Hal ini juga berlaku untuk Bella yang memiliki pola teratur di akhir pekan. Walaupun ada kesadaran akan pentingnya menjaga keintiman dengan pasangan, dalam sebuah hubungan juga diperlukan improvisasi di luar “jadwal rutin”. Hal ini salah satu cara untuk mencegah kebosanan. Sesuatu yang spontan dan natural bisa menjadi ajang refreshing yang menyenangkan. Dr.Ryan pun mengingatkan, kegiatan seks tak melulu soal penetrasi, cumbuan dan sentuhan juga termasuk dalam hubungan seksual. Soal bagaimana keintiman tetap terjaga di segala situasi dan kondisi, walaupun kesibukan memaksa kamu dan si dia mesti “berpuasa” bercinta.
Jadi, nyaman bercinta di hari kerja atau akhir pekan, kembali soal bagaimana trik serta caramu dan pasangan mengatur manajemen waktu. Bukan sebagai kewajiban maupun rutinitas semata, melainkan ajang rekreasi yang fun, agar kamu dan pasangan benar-benar menikmati waktu di ranjang kapan pun itu. Atau punya trik dan cerita seru seputar kehidupan seks rumah tanggamu yang bisa dibagikan? Tulis di kolom komentar, dong!