Advertisement
Next
Berawal dari gigi, berujung stroke
Anjuran untuk memeriksa gigi rutin 6 bulan sekali sepertinya memang dibuat bukan tanpa alasan. Dengan adanya kontrol rutin, kita bisa tahu tentang kondisi kesehatan gigi dan mulut. Tidak dapat dipungkiri bahwa memang masih jarang orang Indonesia yang peduli pada kesehatan gigi dan mulut. Jangankan untuk kontrol rutin, bahkan sikat gigi 2 kali sehari pun terkadang masih jarang dilakukan.
Padahal, kesehatan gigi dan mulut juga berpengaruh pada kesehatan tubuh kita. Dan bukan tidak mungkin bahwa masalah yang terlihat sepele justru bisa berdampak besar dan buruk untuk stamina tubuh kita. drg. Hari Sunarto, Ketua Himpunan PDGI (Persatuan Dokter Gigi seluruh Indonesia), mengatakan bahwa masalah yang timbul pada gigi jika tidak ditangani lebih awal bisa menimbulkan penyakit berbahaya dan mematikan seperti stroke.
Advertisement
“Gusi bengkak, gigi berlubang, atau mungkin gigi mati, biasanya akan jarang mendapat perhatian jika masalah tersebut belum menimbulkan keluhan untuk kita. Kenapa? Karena kita tidak sadar bahwa masalah kecil bisa memberikan dampak yang lebih buruk buat kesehatan kita. Jangan main-main lho, gigi berlubang, gigi mati, atau peradangan pada gusi bisa menyebabkan stroke dan kelumpuhan. Apa hubungannya antara gigi dan stroke? Ingat, gigi juga berhubungan dengan saraf. Nah, jika ada masalah pada gigi dan gusi yang parah maka kuman akan lari dan ikut masuk ke saraf. Inilah yang menjadi penyebab timbulnya stroke dan penyakit berbahaya lainnya. Walaupun memang biasanya orang tersebut memang sudah punya masalah lebih dulu dengan kesehatannya, sehingga masalah kronis pada gigi akan memperburuk keadaan. Jadi, jika memang punya masalah pada gusi dan gigi, sebaiknya periksakan dan lakukan perawatan dengan segera, jangan sampai menunggu parah dan merugikan kesehatanmu,” ujar drg. Hari.
Next
Keseleo bisa berakhir di meja operasi
Nggak asing kan dengan istilah ‘keseleo’? Atau jika tidak pernah mendengar keseleo, pasti kamu pernah dong mendengar istilah ‘terkilir’. Nah, penyakit ini lazim terjadi di persendian, baik kaki maupun tangan. Dalam istilah kedokteran keseleo biasa dikenal dengan cidera otot. Jangan pernah menganggap remeh keseleo. Karena ternyata keluhan yang hanya terasa nyeri bisa berujung pada meja operasi.
Orang Indonesia biasa mengatasi keseleo atau cidera otot dengan cara diurut. Beberapa kali datang dan diurut, biasanya bisa memperbaiki masalah keseleo. Namun, ada juga yang tidak percaya dengan metode pengobatan tradisional ini dan pergi ke dokter untuk melakukan fisioterapi. Cara apapun yang kamu yakini, sebaiknya lakukan pengobatan sesegera mungkin ketika kamu mengalami keseleo. Karena keseleo yang terlalu lama didiamkan malah bisa memaksamu untuk jalan ke meja operasi.
“Beberapa bulan lalu saya harus operasi di tangan karena keseleo. Waktu itu tangan saya keseleo karena saya harus menahan motor yang tiba-tiba jatuh. Nyeri memang, tapi tidak terlalu terasa dan tidak mengganggu. Karena saya belum sempat untuk pergi ke tukang urut ataupun dokter, saya pun membiarkan tangan saya begitu saja. Kira-kira dua bulan lebih, barulah saya merasa tangan saya sangat nyeri jika digunakan untuk beraktivitas dan saat saya raba, seperti ada benjolan. Akhirnya saya memaksakan diri untuk periksa ke dokter, dokter merujuk saya ke bagian rehabilitasi medik. Dan dokter menyarankan untuk operasi karena sudah menurutnya sudah terlambat untuk dilakukan penyembuhan dengan fisioterapi. Konyol memang harus dioperasi hanya karena keseleo. Tapi, memang itu seperti itu yang saya alami. Dan ternyata, dokter sama sekali tidak menyarankan untuk melakukan urut jika kita mengalami keseleo, karena menurutnya justru bisa menimbulkan trauma otot,” Novi, 23, karyawan swasta.
Menurut sumber dari American Academy of Orthopedic Surgeons, cidera otot yang didiamkan dalam waktu lama dapat menimbulkan masalah serius pada ligamen. Jika ligament tangan sudah benar-benar terganggu atau bahkan robek maka operasi harus ditempuh agar ligamen bisa kembali berfungsi secara normal.
Advertisement
Next
Sakit perut itu ternyata mium
Untuk perempuan, nyeri saat datang bulan pasti akan sangat wajar dirasakan oleh mereka yang belum memiliki anak. Namun, jika kamu merasakan nyeri yang sudah tidak wajar, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter kandungan.
“Waktu itu saya berusia 26 tahun kalau tidak salah. Setiap datang bulan, saya selalu merasakan nyeri haid yang cukup mengganggu. Bahkan, jika hari pertama datang bulan, saya pasti tidak bisa beraktivitas, hanya tergeletak di tempat tidur. Sampai suatu saat, pacar saya melihat sendiri saat saya mengalami sakit perut karena haid dan menyuruh saya untuk memeriksakan diri ke dokter. Akhirnya, setelah selesai haid, saya pergi ke dokter kandungan dengan diantar pacar saya. Setelah melakukan USG, ternyata ada mium yang selama ini membuat saya merasakan nyeri saat menstruasi. Dokter menyarankan untuk segera melakukan operasi untuk mengangkat mium agar kelak ketika saya hamil tidak ada yang mengganggu kehamilan saya. Dan, hanya berselang dua hari setelah melakukan pemeriksaan, akhirnya saya menjalani operasi pengangkatan mium. Dan sekarang Alhamdulillah, saya sudah dikaruniai 2 orang anak,” Nia, 35, Ibu Rumah Tangga.
Dr. dr. Bambang, Sp. Og., RSIB Asih mengatakan bahwa memang wajar jika perempuan merasakan nyeri saat haid. Hal tersebut bisa terjadi karena faktor ketidakseimbangan hormon atau memang ada faktor pengganggu lainnya. “Jika memang sakit yang dialami karena faktor ketidakseimbangan hormon maka kita bisa mengatasinya dengan terapi hormon. Namun, jika ada faktor pengganggu lainnya, tentu harus diambil tindakan juga, apakah itu operasi atau hanya pengobatan biasa. Dan bukan berarti semua perempuan yang merasakan nyeri hebat saat haid berarti punya masalah pada rahimnya. Tapi, memang ketika sudah merasakan nyeri yang mengganggu, sebaiknya segera periksakan ke dokter untuk menghindari keadaan yang semakin buruk jika memang ada sesuatu yang bermasalah di dalam tubuh,” Dr. dr. Bambang menyarankan.