Advertisement
Next
Praktisi PR pertama di Indonesia yang meraih gelar ABC (Accredited Business Communicator)
“ABC merupakan satu akreditasi yang berasal dari International Association of Business Communicator yang berpusat di San Francisco. Akreditasi ini merupakan satu standar yang ditetapkan oleh PR di seluruh dunia berdasarkan standar internasional. Prosesnya berlangsung dalam beberapa tahap dan ketika saya berhasil melewati semua tahapan, mereka memberitahu bahwa saya adalah orang Indonesia pertama yang memeroleh gelar ABC. Ya, saya memang orang Indonesia pertama (pada tahun 2010) yang memeroleh gelar tersebut, tapi apakah saya satu-satunya orang Indonesia yang mendapatkan gelar tersebut, saya juga tidak tahu karena sudah hampir 3 tahun berlalu,” ujar Vera mengawali cerita.
Setelah beberapa kali mengalami resechedule, akhirnya FIMELA.com bisa mencuri waktu Deputy Director Corporate Communications & Public Affairs Mercedes-Benz Indonesia untuk sedikit berbincang-bincang tentang karir, dunia PR, dan juga Taman Bacaan Anak Lebah yang ia garap bersama suaminya. Mendapat gelar ABC justru menjadi tantangan tersendiri untuk Vera karena artinya ia harus bisa mengaplikasikan ilmu yang ia dapatkan untuk dunia PR Indonesia.
Advertisement
Next
Komunikasi dan bahasa tubuh
"Kita bisa menilai kepribadian seseorang dari cara mereka berbicara, menatap orang, ataupun sekadar bersalaman. But, don’t judge a book by its cover!"Berbicara soal komunikasi, pastinya kita tidak sekadar membicarakan komunikasi verbal karena ada bahasa tubuh atau gesture yang juga mendukung. Gesture, suara, hingga pakaian pun sangat penting ketika kita melakukan komunikasi. Misalnya saja, jika kita turun langsung ke lapangan atau bertemu dengan orang-orang yang levelnya di atas, tentu kita harus menyesuaikan pakaian yang kita gunakan. Atau misalnya, untuk adab orang Timur, kita tidak diperkenankan untuk berbicara sambil menunjuk-nunjuk orang lain karena dinilai tidak sopan. Inilah yang disebut dengan intercultural communication. Biasanya jika kita akan pindah ke negara lain, kita akan mendapatkan training tersebut untuk memastikan kita tidak akan melakukan kesalahan secara cultural dan gesture,” ujar Vera.
Vera setuju bahwa gerak-gerik seseorang bisa menjadi satu penilaian tersendiri pada orang lain ketika bertemu. Namun, di satu sisi, ia tidak ingin menjadikan kesan pertama sebagai penilaian permanen kita terhadap orang lain. “Kita bisa menilai kepribadian seseorang dari cara mereka berbicara, menatap orang, ataupun sekadar bersalaman. But, don’t judge a book by its cover!”
Manfaatkan pekerjaan sebagai medium promosi kebudayaan Indonesia
Setelah berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain dan dari satu bidang kerja ke bidang kerja lainnya, kini Vera berperan sebagai PR sebuah perusahaan otomotif multinasional. Tak sekadar menjalani passion-nya dalam bidang PR, Vera pun melihat bahwa pekerjaannya di perusahaan multinasional sebagai satu keuntungan yang bisa ia manfaatkan untuk semakin mengharumkan kebudayaan Indonesia kepada masyarakat luar.
“Saya senang memperkenalkan kebudayaan Indonesia untuk semua teman-teman dari luar yang akan bekerja di Indonesia. Misalnya, saja bos saya dari Jerman yang baru pertama kali ditempatkan di Indonesia. Saya ajak dia untuk mencoba masakan Indonesi, saya juga memperkenalkan ragam batik dan menjelaskan mengapa batik menjadi penting bagi orang Indonesia. Menurut saya bekerja di perusahaan multinasional merupakan kesempatan tersendiri bagi kita untuk lebih memperkenalkan masyarakat serta kebudayaan Indonesia lebih jauh kepada masyarkat asing,” ujar pencinta bedak Chanel ini.
Advertisement
Next
Dukung fleksibilitas kerja demi efisiensi
Dalam blog yang ditulisnya, Vera menyelipkan sebuah tulisan tentang fleksibilitas kerja. Melihat kondisi Ibukota, terutama jalan, Vera menilai salah satu cara untuk mengoptimalkan pekerjaan dan efisiensi adalah dengan mendukung fleksibilitas dalam bekerja.
“Tercetusnya fleksibilitas kerja sebenarnya karena pengalaman pribadi saya. Sejak kecil hingga saat ini saya tinggal di Jakarta dan saya cinta Jakarta. Namun, memang ada beberapa hal yang membuat kita geram pada Jakarta, misalnya saja kondisi lalu lintas. Mengingat kondisi lalu lintas Jakarta yang sudah tidak masuk akal, menurut saya kita sudah tidak bisa lagi mengandalkan bekerja secara old school. Bukan berarti karyawan baik adalah mereka yang bekerja diam di kubikal mereka. Sekarang sudah banyak gadget yang bisa manfaatkan, kafe yang memberikan fasilitas wifi juga mempermudah pekerjaan kita. Bukan tidak
"Mengingat kondisi lalu lintas Jakarta yang sudah tidak masuk akal, menurut saya kita sudah tidak bisa lagi mengandalkan bekerja secara old school. Bukan berarti karyawan baik adalah mereka yang bekerja diam di kubikal mereka."mungkin justru bekerja dari kafe membuat kita bekerja lebih efektif. Ada beberapa hal yang memang harus kita sesuaikan memang. Tolak ukur karyawan yang baik bukan mereka yang berada lama di balik kubikal tapi yang terpenting adalah hasil. Untuk saya pribadi, saya biasanya akan membuat satu target goal dan membiarkan tim saya menempuh cara mereka sendiri untuk mencapai tujuan tersebut, namun tetap memungkinkan untuk berdiskusi bersama saat mereka menemukan masalah,” tutur Ibu dua orang anak ini.
Namun, Vera sadar, bahwa konsep fleksibilitas kerja yang ia usung tidak bisa diterapkan pada semua perusahaan yang ada di Indonesia. Fleksibilitas kerja harus disesuaikan dengan jenis perusahaan tertentu, misalnya saja perusahaan creative agency tentu tidak bisa disamakan dengan perusahaan yang bergerak di bidang oil and gas.
Next
Passion lain dari seorang Vera Makki
Bukan hanya PR yang menjadi passion-nya, pendidikan anak-anak Indonesia pun ternyata menjadi salah satu concern perempuan pemilik nama lengkap Elvera Nuriawati ini. Prihatin dengan kondisi pendidikan anak Indonesia, Vera dan suaminya membuat Taman Bacaan Anak Lebah.
“Dunia pendidikan sebenarnya memang harus menjadi concern untuk semua masyarakat Indonesia. saya tertarik pada dunia pendidikan karena saya percaya bahwa pendidikan yang diterima anak-anak sedini mungkin akan memberikan pencerahan masa depan mereka nantinya, misalnya saja dengan mengintervensi anak dengan buku. Dengan membaca buku, pemikiran anak-anak dan daya imajinasi mereka akan berkembang dan mereka terbiasa berpikir secara logis. Itu semua bisa dimulai dengan menanamkan kebiasaan membaca pada mereka. Dan Taman Bacaan Anak Lebah sebagai salah satu hal kecil yang bisa saya lakukan untuk membantu anak-anak Indonesia,” ujar Vera.