Advertisement
Next
Mungkin bisa dikatakan bahwa memilih asisten pribadi sama sulitnya saat harus memilih pasangan hidup. Bagaimana nggak, asisten pribadi merupakan salah satu profesi yang tidak hanya menyangkut masalah pekerjaan namun juga menyangkut masalah pribadi. Yup, sesuai dengan nama profesinya ‘asisten pribadi’. Karena itulah, bonding antara sang asisten dan atasan sangat diperlukan mengingat hampir 24 jam akan berinteraksi.
Ria, 27 tahun, hanya kuat bertahan kurang dari satu tahun saat menjajal profesi sebagai asisten pribadi dari seorang penulis ternama. Usai lulus dan mendapatkan gelar sarjananya, Ria mencoba asisten pribadi sebagai pekerjaan pertama. Yang ada dalam bayangannya, asisten pribadi merupakan pekerjaan yang menuntut kehadirannya selama hampir 24 jam sehari, walaupun begitu, Ria tidak takut untuk mencoba.
Next
“Sebelum melamar sebagai seorang asisten pribadi, saya sudah membayangkan pekerjaan seperti apa yang akan saya hadapi. Namun, karena waktu itu saya mencari pengalaman maka saya pun tidak ragu untuk mencobanya. Lama-kelamaan, setelah dijalani, sepertinya konsep asisten pribadi saya dan bos sangat jauh berbeda. Jadi, saya memutuskan untuk mengakhiri pekerjaan saya setelah kurang-lebih 7 bulan bekerja,” Ria bercerita. Atasan Ria adalah seorang penulis ternama Indonesia yang sudah tidak diragukan lagi karya-karyanya. Jadi, mulai dari berurusan dengan pihak penerbit, editor yang menangani karyanya, hingga urusan royalti, Ria yang menangani.
Itu baru sekelumit urusan profesional kantor, belum lagi urusan yang menyangkut area pribadi sang atasan. Yang membuat Ria tidak tahan dan akhirnya hengkang dari pekerjaannya sebagai asisten pribadi adalah bagian pekerjaannya yang menyangkut area pribadi. Ria mengaku, jika sudah berada di wilayah pribadi, tak jarang atasannya menyamakan tugasnya dengan tugas pembantu yang ada di rumah.
Advertisement
Next
“Saat sudah sampai di rumah, setelah saya membereskan semua urusan kantornya, fungsi saya pun seolah berubah menjadi fungsi pembantu rumah tangga tambahan. Ibu (sebutan Ria untuk atasannya) punya 2 orang pembantu, untuk mengurus rumah dan anak-anak. Tapi, saat dua orang pembantu sedang kerepotan dengan urusan mereka, saya sering kali diminta untuk mem-back up pekerjaan mereka. Satu, dua kali mungkin saya tidak keberatan. Tapi, jika setiap kali saya ke rumah, saya diminta untuk menjaga anak, menyapu rumah, hingga membereskan mainan anak-anaknya yang berantakan, saya rasa itu sudah bukan bagian pekerjaan seorang asisten pribadi lagi. Saya pernah meminta penjelasan dari Ibu, dia hanya memberikan jawaban ‘Ya, kamu kan asisten pribadi saya.’ Sejak saat itu saya memutuskan untuk berhenti,” Ria berbagi.
“Seberapa besar ranah pekerjaan kita kita ke wilayah pribadi atasan sudah tentu tergantung dengan bagaimana atasan memandang seorang asisten pribadi. Jadi, jangan heran jika ada seorang asisten pribadi yang sampai diminta untuk mengurus masalah kebutuhan beras di rumah atasan,” Lisa, 37. Namun tentu tidak semua atasan memperlakukan asisten pribadi mereka seperti itu. Devil Wears Prada, sejak dirilis hingga saat ini, rasanya tidak ada yang tidak tahu film yang satu ini. Andrea Sachs, yang diperankan oleh Anne Hathaway, adalah asisten pribadi dari seorang Editor In Chief majalah fashion terkemuka, Miranda Priestly, yang diperankan oleh Maryl Streep. Tidak ada satu orang pun yang bisa bertahan lama menempati posisi asisten pribadi Miranda karena tidak tahan menghadapi sikap perfeksionis, keras, dan, intoleransi Miranda.
Next
Sama seperti asisten pribadi Miranda yang terdahulu, Andrea pun sempat merasa tidak tahan dan hampir menyerah menjalani pekerjaannya. Karena tidak pernah sedikitpun Andrea menerima penghargaan dari Si Bos atas apa yang telah ia kerjakan, semua pekerjaannya selalu dinilai kurang oleh atasannya. Namun, Andrea kembali fokus kepada tujuan awalnya bekerja hingga Andrea malah semakin semangat bekerja dan menghadapi kemarahan sang bos setiap hari. Andrea pun setia menemani Miranda pada saat pasang-surut karirnya di dunia fashion. Tidak ada yang tahu naik-turunnya kehidupan seorang atas lebih dari asisten pribadi mereka. “Asisten pribadi adalah orang yang paling tahu tentang kehidupan atasan mereka, melebihi anak-anak ataupun pasangan mereka. Maka dari itu salah satu kewajiban seorang asisten pribadi adalah harus mampu menjaga kerahasiaan atasan baik dalam urusan kantor maupun urusan pribadi,” ujar Lisa, yang sudah menjadi asisten pribadi selama 15 tahun.
“Sisi positif yang saya dapatkan selama saya menjadi seorang asisten pribadi adalah koneksi yang luas. Terkadang untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan, saya tinggal menyebut nama atasan maka urusan pun sering kali terasa lebih mudah karena nama besarnya. Kekurangan seorang asisten pribadi adalah sering kali atasan kita menegur kita untuk alasan yang lebih personal, sesuai dengan profesi ‘asisten pribadi’,” Lisa menambahkan.
Hubungan antara atasan dan asisten pribadi lebih dari sekadar hubungan pekerjaan yang memang seharusnya dibangun kedekatan emosi secara personal. Bagaimana kita bisa menyerahkan semua urusan vital kita kepada seseorang jika tidak benar-benar mengenal secara baik orang yang mengurus kita. “Bonding antara atasan dengan asisten pribadi memang sudah seharusnya dibangun secara personal karena memang interaksi yang terjadi pun memang lebih menyangkut ke urusan pribadi. Dan bagaimana pun juga, saling menghormati ranah wilayah masing-masing adalah kunci terpenting,” ujar Lisa. That’s why, hubungan antara seorang asisten pribadi dan atasan mereka harus dibina lebih dari sekadar hubungan profesional di kantor. Apapun profesi kita, sudah seharusnya kita memperlakukan semua orang dengan layak. Dan bukan berarti sikap keras atasan karena tidak menghargai setiap jerih yang kita kerjakan. Setuju?