Advertisement
Next
Sebagai makhluk sosial, tentu kita tidak bisa lepas dari interaksi sosial setiap hari. Baik, di rumah, di kantor, hingga di dunia maya pun pastinya kita akan melakukan interaksi dengan sesama. Momen ketika berinteraksi dengan sesamalah yang terkadang membuat kita bisa menyakiti satu sama lain, baik disengaja maupun tidak.
Sering kali saat sedang bercanda dengan teman dekat, keluarga, ataupun pacar kita mengeluarkan celotehan yang bisa jadi kelewatan. Mungkin kita hanya menganggap apa yang kita lontarkan adalah celotehan biasa, namun kita tidak pernah tahu apa sebenarnya isi hati orang lain.
Next
Dan disadari atau tidak, justru orang yang paling dekat dengan kitalah yang sering menjadi korban verbal bullying. Dan atas nama rasa sayang, mungkin mereka bisa memaafkan perbuatan kita. Namun, bagaimana jika saat kita melakukan verbal bullying mereka sedang berada dalam kondisi psikologis terpuruk?
“Suatu perbuatan disebut sebagai bully kalau memang niat awalnya untuk menyakiti orang lain. Kalau tujuannya bukan untuk menyakiti orang maka tidak bisa disebut sebagai bully. Seseorang dianggap menjadi korban bully ketika salah satu fungsi dalam hidupnya mulai terganggu, misalnya seseorang mulai menjadi pemurung atau menarik diri dari lingkungan sekitar tanpa alasan yang jelas,” ujar Amanda Margia, dosen Psikologi di salah satu universitas.
Ya, salah satu dari dampak verbal bullying yang umum terlihat adalah membuat orang menjadi pribadi yang antisosial. Karena tidak jarang verbal bullying menyisakan luka dan sakit hati yang mendalam untuk si korban. Bahkan Tike Priyatnakusumah mengatakan bahwa sakit yang ditimbulkan oleh verbal bullying lebih sakit daripada sekadar tamparan.
Advertisement
Next
Menurut Roxanne Dryden-Edwards, MD dalam Antisocial Personality Disorder, gangguan kepribadian antisosial merupakan bentuk gangguan pada pikiran, tingkah laku, dan perasaan yang sama sekali berbeda dari kepribadian aslinya. Orang yang memiliki gangguan kepribadian antisosial memiliki ciri-ciri yang bisa dilihat, antara lain kurangnya tanggung jawab terhadap kewajiban, tidak peduli pada aturan dan hukum yang berlaku, serta tidak bisa membuat sebuah rencana atauppun berpikir untuk jangka panjang.
Gangguan kepribadian antisosial ternyata ada kaitannya dengan psikopat karena hampir sebagian besar orang yang mengidap psikopat adalah mereka yang memiliki kepribadian antisosial. Namun bukan berarti orang yang antisosial adalah psikopat.
Next
Pelaku penembakan di Sekolah Dasar Sandy Hook, Adam Lanza, merupakan salah satu bukti bahwa psikopat pada umumnya adalah mereka yang memiliki gangguan kepribadian antisosial. Orang-orang di sekitar Adam memberikan pengakuan bahwa ia memang tidak memunyai ketertarikan untuk berkomunikasi dan cenderung bertingkah aneh ketika berada di lingkungan sosial. Seorang tetangga mengaku bahwa sejak berusia 5 tahun Adam sudah memiliki tingkah aneh. Walaupun gangguan kepribadian Adam bukan berakar dari tindakan bullying, namun terbukti bahwa ada kaitan antara antisosial dan psikopat. Jangan sampai celotehan kita berujung pada terbentuknya pribadi seperti ini karena ternyata luka yang kita timbulkan cukup mendalam.
Kamu tentu tidak ingin orang-orang yang kamu sayangi memiliki gangguan kepribadian antisosial bahkan hingga menjurus ke arah gangguan kejiwaan kan. Untuk itu, kurangi celetukan dan celotehan menyakitkan yang menjurus ke arah verbal bullying. Jangan sampai justru kita yang menyebabkan perubahan negatif buat orang yang kita sayangi.
Empowered by