Advertisement
Next
Banyak situasi yang menempatkan kita harus berada dalam kesendirian, bisa karena pilihan sendiri atau bukan. Misalnya, ikut suami dinas ke luar kota sehingga tidak ada kegiatan lain, atau long weekend yang membuat kita menghabiskan waktu di rumah. Namun, terlalu asyik menikmati quality time sendiri justru bikin kita berjarak dengan kehidupan nyata.
Lalu, kira-kira apa sih tandanya kita sudah terlalu dalam mengasingkan diri?
Advertisement
- Terlalu banyak menghabiskan waktu di dunia maya, dari mulai browsing yang terlalu dalam sampai lebih menikmati berhubungan dengan teman online daripada bertemu langsung di dunia nyata.
- Menjadi anti-cahaya dan anti-suara keras.
- Mulai berhenti memperhatikan penampilan ketika ke luar rumah.
- Terlalu banyak menonton film atau televisi, sampai-sampai mempercayai bahwa karakter yang ada dalam cerita tersebut ada dalam kehidupan nyata.
- Berteman terlalu baik dengan hewan peliharaan, sampai mengajak mereka berbicara atau curhat.
Next
Anna (24, Event Organizer) mengaku pernah beberapa kali ada di situasi ini. “Dulu waktu masa kuliah sering sekali seperti itu. Kasih makan untuk diri sendiri sih tujuan awalnya. Tapi lama-kelamaan jadi keterusan. Sehingga males banget mulai ke luar rumah lagi dan menghadapi rutinitas. Kecenderungan sering melakukan ini bikin aku memutuskan untuk punya pegangan teman yang siap ‘menampar’ saat ada di kondisi tersebut.” Perasaan tidak nyaman dan tidak normal biasa dirasakan Anna saat itu.
“Hal yang paling penting dijaga ketika berada dalam situasi tersebut adalah motif kamu memilih sendiri. Jika tujuannya adalah untuk take a break dari rutinitas, kamu masih dalam tingkatan yang aman. Yang berbahaya jika sebenarnya alasan dasar kamu mengasingkan diri karena takut atau menyerah menghadapi rutinitasmu kembali,” papar seorang psikolog, Rangga Radityaputra, M.Psi, Psi.
Rangga juga menambahkan bahwa sadar dengan keadaan diri sendiri adalah kunci penting. “Jika sudah terjerumus dalam lingkaran ini, refleksi diri harus kuat, sehingga sadar bahwa tujuan yang awalnya untuk beristirahat itu justru kurang sehat. Kamu bisa melakukan refleksi dengan menulis diary yang berisi kegiatan kamu sehari-hari. Tanya kepada diri sendiri: apa saja manfaat dan rugi yang kamu dapatkan dari menyendiri? Apakah kebutuhan memenuhi diri sendiri sudah terpenuhi? Atau sebenarnya hanya takut menghadapi dunia luar?” tambah Rangga. Selain itu, coba latih kedisipilan diri. Saat akan memutuskan untuk meluangkan waktu sendiri, buatlah tenggat waktu kapan kondisi tersebut harus selesai. Jadi kamu tidak terbuai dengan nyamannya berada jauh dari lingkungan luar.
Menurut Rangga, berada di zona nyaman itu adalah sebuah kebutuhan yang menjadi ‘bahan bakar’ untuk menghadapi dunia luar. Namun, terlarut dalam zona nyaman dan cenderung mengasingkan diri, fungsi hidup normal kita bisa berkurang.
Apakah saat membaca tulisan ini kamu sedang dalam situasi di atas? Jika ya, yuk, mulai refleksi diri!