Advertisement
Next
Rasa nyeri pada vagina biasanya menjadi momok, dan tak jarang menyisakan trauma yang membuat pasangan menunda aktivitas seksual mereka. Lalu, dengan hadirnya pelumas seolah menjadi solusi praktis dan sangat bermanfaat. Penggunaannya yang ringkas dan efektivitasnya pun membuat pelumas jadi favorit. Yuk, kenali lagi agar tak justru memberimu dampak negatif!
Apa kamu salah satu yang kerap merasa vagina kering saat berhubungan intim, walaupun sudah berhasil melewati sesi foreplay? Bisa jadi semua itu disebabkan kadar hormon estrogen yang menurun. Sebenarnya, berkurangnya hormon itu juga dapat menyebabkan dinding vagina tipis dan menjadi kurang elastis.
Penurunan kadar estrogen sendiri bisa terjadi karena beberapa hal, seperti perubahan siklus menstruasi, kehamilan, kondisi pasca-melahirkan seperti pemulihan setelah proses persalinan dan masa menyusui, pengangkatan ovarium, penggunaan obat-obatan tertentu seperti obat alergi dan kontrasepsi hormonal, serta pengaruh gaya hidup seperti kebiasaan merokok, olahraga yang berlebihan, dan stres atau kelelahan. Perempuan yang menjelang atau memasuki masa menopause juga bisa mengalami kekurangan hormon ini.
Advertisement
Kekeringan pada vagina juga umum terjadi akibat penggunaan cairan pembersih vagina yang justru menimbulkan peradangan atau iritasi, juga bahan kimia lain, seperti yang dikandung deterjen dan parfum. Barang yang bersentuhan langsung dengan daerah intim ini, seperti pakaian dalam, handuk, pembalut, bahkan kondom, ikut mempengaruhi keseimbangan pH vagina.
Dari faktor-faktor internal dan eksternal tersebut, Debby Herbenick dalam bukunya, Because it Fells Good: A Womans guide to Sexual Pleasure and Satisfaction, memang menyarankan penggunaan cairan pelumas, karena selain membantu mengurangi rasa nyeri saat berhubungan seksual, aktivitas bercinta pun akan makin nikmat akibat sensasi hangat yang diberikannya. Tapi, adakah efek samping dari penggunaannya secara rutin?
Next
“Jujur saya cuma familiar dengan pelumas, dan memang terbukti efektif. Memakainya membuat hubungan seksual terasa lebih nikmat, tanpa nyeri. Walaupun begitu, saya tak terlalu sering menggunakannya agar sensasinya awet. Kalau terlalu sering, selain takut jadi terbiasa, saya juga kurang paham dengan efek sampingnya,” aku Nitri Sirait (29 tahun, sales & marketing staff).
“Kalau aku, lebih suka memakainya saat seks kilat dengan pasangan. Dengan pelumas, tak butuh waktu lama untuk mencapai kepuasan,” kata Shinta (28 tahun, entrepreneur).
“Antara penting-tidak penting, sih. Memakai pelumas memang lebih seru, semua seakan-akan terasa lebih mudah dan menyenangkan. Tapi, tanpa pelumas pun aku tetap merasa puas. Tergantung kondisi fisik, memang ketika lelah pelumas alami tidak ‘banjir’ seperti saat tubuh fit. Nah, itu saat tepat pakai pelumas,” Mala (23 tahun, mahasiswi) pun angkat bicara.
Advertisement
Next
Ya, menurut Dr. Ava Cadell, seorang loveologist dan pendiri Loveology University—universitas online untuk pelatihan relationship—pelumas memang efektif mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk menstimulasi vagina. Pelumas yang makin mudah ditemukan di tempat perbelanjaan dan apotek ini dikenal aman, tapi kita tetap harus teliti sebelum membeli. Pelumas berbahan dasar air yang banyak beredar di pasaran paling aman digunakan, tapi bukan berarti bebas iritasi. Perhatikan label tiap membeli, dan hindari yang mengandung propylene glycol atauchlorhexidine. Atau, kalau masih ragu kamu bisa memilih yang berbahan organik, walaupun masih jarang dijual bebas, karena minim zat kimia dan sangat aman dipakai.
Selain itu, dikenal pula pelumas berbahan dasar minyak. Teksturnya memang tak terlalu basah dan lengket, tapi bisa merobek kondom yang berbahan lateks. So, kalau ingin mencobanya gunakan kondom berbahan polyurethane, atau tak menggunakan kondom sama sekali. Next, untuk pelumas silikon, kamu bisa memakainya saat aktivitas seksual dilakukan di kamar mandi atau di dalam air, karena kelembapannya terjaga. Oya, Fimelova. Satu tetes pelumas sebesar uang logam cukup untuk memberikan sensasi kehangatan, jadi jangan menggunakannya terlalu banyak karena akan mengubah sensasi hangat yang nikmat menjadi panas. Apalagi, daerah intim perempuan jauh lebih sensitif dibandingkan laki-laki.
Stok sedang habis saat kamu ingin merasakan sensasi pelumas? Buat sendiri juga bisa kok, cukup dengan putih telur, minyak kacang, atau ambil sedikit body lotion-mu, dan usapkan pada daerah intim pasangan. Mulyadi Tedjaprana, pakar kesehatan dari Klinik Medizone pernah mengungkapkan bahwa penggunaan body lotion, atau bahan apa pun yang berbahan dasar minyak, bisa mengganggu pemroduksian pelumas alami. So, cukup menggunakannya pada “situasi darurat” agar tak sampai memberi efek buruk, ya!
Nah, sudah membaca tuntas? Saatnya bereksplorasi bareng pasangan, dan share sensasi yang kamu rasakan sendiri!