Advertisement
Next
Rasanya sudah bukan rahasia lagi kalau harga barang pasti mengalami kenaikan setiap kita memasuki bulan Ramadhan dan juga menjelang Lebaran. Ya, belum memasuki Ramadhan, kita, khususnya para ibu rumah tangga, sudah harus dihadapkan pada kenyataan kenaikan harga barang.
Tak tanggung-tanggung, hampir semua barang konsumsi mengalami lonjakan harga. Mulai dari harga sembilan bahan pokok, seperti minyak, beras, dan gula; hingga detergen, sampo, dan berbagai bahan makanan pun ikut naik. Nggak jarang kenaikan harga hingga 50%, bahkan 200% dari harga semula.
Next
“Kenaikan harga menjelang Lebaran memang menjadi fenomena yang rutin. Harga beberapa barang naik karena memang banyak peminat sehingga terkadang persediaan kurang untuk memenuhi permintaan pembeli. Oleh karena itu, barang menjadi susah didapat dan langka. Kondisi permintaan (demand) yang lebih besar dari persediaan (supply) inilah yang membuat harga barang melonjak. Tapi ternyata seringkali kenaikan harga diikuti juga oleh barang-barang lain yang sebenarnya persediaannya cukup. Sehingga terkesan semua barang serentak mengalami kenaikan harga pada saat menjelang Lebaran,” ujar Lisa Soemarto ketika dihubungi FIMELA.com.
Dengan naiknya harga barang kebutuhan sehari-hari selama Ramadhan dan Lebaran, bukan berarti kita berhenti menyisihkan uang bulanan untuk investasi. “Investasi rutin jangan berubah pada saat menjelang lebaran. Harus tetap konsisten dengan investasi rutin karena kenaikan barang tidak mempengaruhi kenaikan nilai investasi,” jelas Lisa.
Advertisement
Next
Investasi memang sifatnya “tidak wajib” karena kita baru bisa melakukan investasi saat ada kelebihan ketika kita sudah memenuhi semua kebutuhan pokok. Tapi, bukan berarti kenaikan harga barang lantas menjadi alasan untuk skip melakukan investasi rutin bulanan, bukan?