Advertisement
Next
Ya, mall masih jadi tempat hiburan pertama yang dipilih masyarakat. Jumat, 29 Juni lalu, saat Central Park Mall mengadakan “Shopping Marathon until Midnight”, bagian dari program liburan “Family Day Out: Extraordinary Summer Fun Festival”, tim Fimela.com mencoba bertanya pada beberapa pengunjung mall yang asyik menikmati malam liburan mereka: kenapa masih memilih mall sebagai tempat tujuan utama untuk menghabiskan akhir pekan?
Kebanyakan mengaku sudah menjadi kebiasaan bagi mereka menghabiskan malam libur maupun liburan di mal. “Lagipula mall tempat bertemu paling strategis dengan suami sepulang kerja, bisa menunggu sekalian belanja, ada atau sedang nggak ada event. Hampir tiap hari begini,” Puput menjelaskan. Ya, letak mall yang strategis dipilih menjadi tempat pertemuan ideal, apalagi mall hampir menyediakan semua kebutuhan. “Semua ada di mall. Dari tempat makan, nongkrong, belanja, cuci mata. Paling sering ke sini, tapi kalau teman-teman ngajakin ketemuan bisa di mall mana aja asal searah dengan jalur pulang,” sambung Amrita dan Widia, 21 tahun, mahasiswi.
Advertisement
Ada pula Fimelova yang mengaku makin antusias mendatangi mall saat ada sale atau event seru lainnya yang memancing rasa penasaran mereka, seperti Ninit dan Iren, 27 tahun, karyawati. “Aku lebih suka nongkrong di coffee shop kalau malam libur, baru hari liburnya jalan ke mall bareng keluarga. Karena kebetulan ada sale dan dekat kantor ya sudah mampir dan lihat-lihat sebentar siapa tahu ada barang oke. Lumayan, kan. Sambil lihat firework-nya juga, nih. Katanya lumayan keren,” kata Iren. Ninit menimpali, “Sebenarnya males kalau harus bermacet ria begini, belum lagi susah parkirnya kalau lagi ada acara, tapi penasaran juga dengan sale-nya, jadi nggak apa-apa sekali-sekali. Biasa ke mall kalau sudah harus belanja bulanan atau pengen beli baju, nggak harus tiap weekend, tapi dibilang jarang juga nggak, sih. Abis, mau ke mana lagi coba? Ragunan jauh, sih! Hahaha.”
“Anakku senang main di mal, makanya kalau Jumat dan Sabtu biasanya kami sekeluarga ke mall supaya dia bisa main dan aku pun puas cuci mata. Bisa sama-sama senang, deh. Ke tempat bermain atau wisata lainnya juga, tapi lebih sering ke mall karena paling terjangkau dan lengkap, one-stop-service kalau kata orang. Kalau seperti taman buah, wahana bermain air, dan lain-lain hampir semuanya jauh dari pusat kota,” cerita Nungky, 35 tahun, marketing, menegaskan kalau mall yang identik belanja bukan cuma milik perempuan, tapi anak-anak juga bisa menikmatinya.
Next
Begitulah faktanya. Kita tahu, mulai muncul kelompok-kelompok yang menghindari mall sebagai tempat hiburan wajib kunjung, salah satunya WTM (Wiken Tanpa ke Mal), yang mengajak masyarakat beralih dari tempat wisata yang cenderung tak kreatif dan monoton, menggantinya dengan wisata alternatif yang edukatif, kreatif, dapat meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar, tapi tetap seru dan menyenangkan, salah satunya dengan wisata alam. Tapi, rupanya mall masih saja jadi juaranya tempat kunjung favorit. “Senang aja ke mall, apalagi di beberapa mall ada ruang terbukanya, juga ada tamannya, jadi bisa duduk santai sama keluarga seperti di taman sungguhan kalau sudah bosan berkeliling dari toko ke toko. Mau belanja lagi juga tinggal melangkah. Kalau ke taman beneran, Taman Cattleya misalnya, kan sepi. Di sini suasananya lebih hidup dan banyak hiburan. Beberapa tempat belajar dan kursus juga sudah ada yang buka di mall, mungkin supaya lebih terpenuhi lagi kebutuhan kita di satu tempat,” papar Eka.
Sale yang digelar Central Park selama 3 hari, dari 29 Juni-1 Juli 2012, masih dalam rangka Festival Jakarta Great Sale 2012, memang berhasil menarik perhatian masyarakat. Apalagi, mall yang buka sampai tengah malam membuat makin banyak orang menyempatkan diri berkunjung sepulang kerja karena waktu untuk berbelanja jadi lebih panjang. Sementara itu, melihat jawaban para Fimelova di atas, tempat wisata selain mall bukannya dilupakan, buktinya masih tetap jadi tempat tujuan akhir pekan masyarakat, walaupun memang tak sekerap mall. Nggak menutup kemungkinan kan, kalau tempat wisata selain mall dibangun di pusat kota dan tersebar di beberapa tempat, bisa jadi alternatif liburan yang tak kalah seru dibandingkan mall?