Advertisement
Next
Pekerja lepas atau yang lebih familiar kita kenal dengan istilah freelancer bukanlah barang baru lagi untuk kita. Bekerja tanpa harus terikat waktu dan peraturan perusahaan tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi sebagian orang yang ingin bekerja dengan “bebas”.
Sedangkan jaminan hidup yang pasti dan juga berbagai macam tunjangan dari perusahaan bisa menjadi daya tarik lain bagi mereka yang menginginkan kehidupan yang lebih mapan. Namun, baik freelancer maupun pekerja kantoran tentunya memiliki sisi plus dan minus. Lantas apa sih plus minus masing-masing pekerjaan di mata masing-masing orang yang menggelutinya?
Melody, 23, yang saat ini berstatus sebagai mahasiswa pascasarjana belum pernah sekalipun kerja dengan status pekerja tetap sejak ia lulus kuliah S-1. Sejak lulus kuliah pada tahun 2009, Melody bekerja sebagai penerjemah dan editor freelance di sebuah perusahaan penerbit. "Saya memang memutuskan untuk kerja freelance saja karena saya tidak terbayang apakah bisa betah saat harus bekerja kantoran. Rutinitas harian selalu sama, sepertinya bosan hidup tiap hari sama saja. Apalagi saat harus bertemu macet di jalan. Sejauh ini saya suka dengan pekerjaan saya karena bisa bekerja di manapun dan kapanpun saya mau," Melody berbagi saat dihubungi tim FIMELA.com.
Advertisement
Next
Berbeda dengan Melody, Dini yang kini sudah bekerja di sebuah lembaga pemerintahan mengaku justru tidak bisa jika harus bekerja freelance. "Saya tidak bisa jika harus bekerja freelance. Saya justru harus terikat dengan sebuah peraturan. Kenapa? Karena bekerja secara freelance kita bisa bekerja kapanpun dan di manapun sesuka hati, nah, saya adalah tipe orang yang tidak disiplin. Jadi, tidak bisa jika harus bekerja bebas seperti itu. Saya bisa berbicara seperti ini karena memang saya sudah pernah mencoba bekerja sebagai freelancer sebelum kerja di kantor seperti sekarang," ujar Dini.
Perbedaan mencolok dari kerja freelance dan kantoran, selain jam kerja yang tidak berbatas, kerja freelance juga tidak memiliki pendapatan pasti setiap bulannya. Pendapatan yang diperoleh oleh pekerja freelance tentu tergantung dengan seberapa giat kita bekerja setiap hari. Namun, hal ini tidak menjadi sebuah masalah bagi Melody. "Sebagai freelance pemula, awalnya memang susah untuk cari order. Tapi, semakin lama pun semakin dipercaya klien. Kini, order jadi tetap dan datang dengan sendirinya. Penghasilan saya sebagai freelancer nggak kalah dari penghasilan pekerja kantoran. Bukan hanya untuk bisa bertahan hidup, saya pun bisa membiayai kuliah pascasarjana saya dari penghasilan freelance," Melody bercerita sambil tertawa ringan.
Advertisement
Next
Dari kedua pemaparan tadi, terlihat bahwa pertimbangan untuk menjadi seorang freelancer atau bukan, tidak melulu soal pendapatan tetap. Bagi Melody, ketidakterikatan dalam bekerja menjadi satu hal penting dari bekerja freelance karena menurutnya besar atau kecilnya penghasilan sebagai pekerja freelance akan berbanding lurus dengan kegigihan setiap orang yang bekerja. Sedangkan, Dini, tidak melihat pekerjaan sebagai pekerja kantoran dari sisi pendapatan bulanan yang tetap. Bagi Dini, ia harus mendapatkan pekerjaan yang bisa mendisiplinkan dirinya.
Nah, bagaimana dengan kamu, Fimelova? Apakah kamu sudah tahu pasti alasan mendasar mengapa memilih pekerjaan yang kamu jalani saat ini? Carilah satu alasan penting yang lebih dari sekadar uang untuk bisa memotivasimu kerja lebih baik. Yang perlu diingat, penghasilan akan berbanding lurus lho dengan apa yang kamu kerjakan.