Perempuan Mendominasi Hubungan, Apa Kata Laki-laki?

Banyak faktor yang bikin laki-laki membiarkan hubungan didominasi perempuan, ada juga laki-laki yang nggak sadar kalau kendali hubungan mereka diambil alih sepenuhnya oleh si pacar. Menurut salah seorang teman, hubungannya awalnya berjalan seimbang, sampai akhirnya si pacar lebih mendominasi setelah hubungan mereka berjalan selama 10 tahun. “Terjadi begitu saja, dan prosesnya panjang. Lama-kelamaan aku jadi tertekan. Hubungan kami sangat serius, tapi karena sering ada di posisi ini aku jadi berpikir kalau dibawa ke pernikahan apa nggak cuma akan menimbulkan masalah, misalnya lari ke selingkuh atau malah depresi. Itu yang membuat aku belum yakin sama hubungan kami,” cerita Sandi, 24 tahun.

Hubungan nggak seimbang itu awalnya terjadi karena laki-laki banyak mengalah, karena berpikir kalau perempuan itu makhluk lemah yang layak dilindungi. Apalagi laki-laki gampang luluh oleh air mata perempuan. “Itu dia, nangis tuh jurus perempuan paling ampuh. Lama-lama aku jadi takut menyakiti pasanganku dan memilih mengalah. Hasilnya ya itu tadi, pasanganku jadi lebih dominan mengambil keputusan, sementara aku banyak diam dan menuruti kemauannya,” tambah Sandi.

Dominasi perempuan juga bisa terjadi karena faktor materi. Perempuan yang lebih mapan ketimbang  pasangannya, misalnya punya jabatan lebih tinggi dan berpenghasilan lebih besar dari si laki-laki, bisa berpengaruh pada tindakannya dalam hubungan. “Aku merasa kalah dan kehilangan power. Itulah kenapa aku membiarkan pasanganku punya pengaruh lebih besar dalam rumah tangga. Dia makin menjadi, menang dalam segala hal dan merasa jadi satu-satunya orang yang berhak mengambil keputusan tanpa butuh masukan dariku. Apa boleh buat,” aku Apri, 31 tahun.

“Nggak sepenuhnya salah pasanganku. Aku pernah ketahuan selingkuh, sejak saat itu aku banyak mengalah karena rasa bersalah yang sampai sekarang aku rasakan. Dia sepertinya juga enjoy. Kalau dia kelewatan dan aku beranikan menegur, ujung-ujungnya aku dipojokkan lagi dengan masa lalu itu. Mau nggak mau tetap aku yang harus mengalah kan, akhirnya,” ungkap Rio, 29 tahun.

Psikolog Bondan Seno Prasetyadi dari PT Mitra Langgeng Sejati mengatakan, “Pada dasarnya perempuan dan laki-laki bisa jadi teamwork yang baik kalau masing-masing bersikap wajar dan sepantasnya pada pasangan.” Sependapat dengan Bondan, Hoho, 25 tahun mengungkapkan, “Hubungan saling mendominasi nggak akan terjadi kalau ada komunikasi yang baik dan pasangan saling menghargai, “ Keputusan yang diambil berdasarkan pemahaman yang sama, bukan pemikiran yang sama, lho. Masing-masing punya pemikiran sendiri. Kalau tetap mempertahankan pemikiran masin-masing, atau salah satu mau menang sendiri, hubungan yang terjalin nggak akan sehat karena salah satu merasa nggak berguna, sementara yang satu lagi merasa nggak di-support.”

Nah, saat ada di posisi didominasi oleh pasangan, atau berandai-andai mengalami situasi itu, rupanya para laki-laki juga punya jawaban masing-masing. Teman saya Galih, 27 tahun mengatakan, “Perempuan mendominasi hubungan sama kayak satpam, dong. Hubungan bukan lagi untuk saling memberi, tapi cuma menyuplai satu pihak, ya perempuan itu. Kalau sudah begitu apa hubungan masih bisa dinikmati? Yang ada kita nggak akan berkembang. Kalau pakai logika jelas nggak akan mau diperlakukan begitu, tapi kalau pakai perasaan mungkin bertahan. Nggak tahu juga sih, saya belum pernah mengalaminya.”

“Selama masih bisa ya dikomunikasikan. Tapi, kalau setelah lewat masa percobaan dan berbagai usaha terus ujung-ujungnya dia tetap mendominasi artinya kami sampai di jalan buntu. Tujuan jalan sama-sama kan, biar saling membahagiakan. Kecuali masih betah dan yakin panggilan hidupnya memang buat ditindas perempuan!” jawab Hoho sambil tersenyum.

Kamu selalu ingin mengatur pasanganmu? Terus mencoba meyakinkan diri sendiri bahwa pandangan dan sikapmu paling benar, dan seringkali jadi frustasi karena pasangan nggak bertindak dan berpikir sesuai harapanmu? Hati-hati, sikapmu itu sudah masuk dalam kategori mendominasi. Beberapa laki-laki di atas sudah mengungkapkan pandangan mereka, bisa jadi kan, pasanganmu berpikir sama seperti salah satu dari mereka?