Advertisement
Next
Hidup tanpa masalah, rasanya hampir tidak mungkin kalimat tersebut terwujud dalam kehidupan kita. Selancar dan sesempurna apapun hidup yang kita jalani, pastinya ada kerikil yang menghambat jalan. Masalah keluarga, masalah dengan teman, masalah dengan pasangan, dan masalah kantor, pastinya menjadi warna tersendiri dalam hidup kita.
Pernahkah kamu merasa berada dalam titik terendah dalam hidupmu? Lantas apa yang harus dilakukan? Haruskah kita terus diam, merenung, dan terlalu lama terpuruk dalam masalah yang ada di hadapan kita lalu menyesali apa yang sudah terjadi? Ops, sepertinya hidup kita terlalu berharga jika hanya dihabiskan untuk meratapi masalah yang dihadapi. Is it, right Fimelova?
“Masalah keluarga, pacar, dan kerjaan pernah datang dalam waktu yang bersamaan. Hubungan dengan pacar yang sudah pada tahap pertemuan keluarga untuk menentukan pernikahan yang akhirnya berakhir, masalah keluarga yang cukup pelik, dan pindah kerja ke tempat baru saya rasakan dalam waktu yang benar-benar bersamaan. Saat itu saya merasa tidak kuat dan pernah terlintas pikiran bodoh untuk meninggalkan dunia ini. Tapi, ternyata akal sehat saya masih berfungsi dengan baik. Akhirnya saya memutuskan untuk “cuti” dari rutinitas kehidupan sehari-hari dan mencari seseorang yang tepat untuk saya jadikan tempat cerita dan bersandar,” Ariny, Account Executive, 25, berbagi cerita pada tim FIMELA.com.
Advertisement
Next
Ya, nggak bisa dipungkiri bahwa curhat (mencurahkan isi hati) berperan sangat penting dan ampuh dalam meringankan beban yang kita tanggung. “Pilihlah orang yang pas dan dipercaya, kemudian tumpahkan isi hati padanya. Curhat sangat membantu untuk membuat kita merasa lebih baik sekalipun masalah yang kita hadapi tidak serta merta terselesaikan. Tapi, setidaknya kita sudah bisa membagi beban yang sedang kita pikul. Memendam masalah seorang diri bisa membuat kita stres dan berujung pada depresi,” Farah Andjarsari, S. Psi., M. Psi, dosen psikologi sebuah universitas menjelaskan.
Berada di tiitk terendah bukan berarti justru kita harus terus meratapi masalah yang dihadapi, tetap beraktivitas, mencari lebih banyak kegiatan, dan semakin tenggelam dalam pekerjaan bisa menjadi salah satu obat yang membuat kita cepat pulih. “Putus dari pacar setelah menjalani hubungan selama lebih dari 4 tahun, kemudian beberapa hari setelahnya menerima kabar bahwa bibi saya meninggal. Saya tidak bisa menjelaskan bagaimana rasanya karena itu semua terjadi dalam waktu berdekatan. Namun, untuk mengurangi sedikit rasa sakit yang saya rasakan, saya datang ke satu orang yang bisa mengerti dan mengendalikan saya karena saat itu saya benar-benar memerlukan keberadaan seorang teman secara harfiah. Setelah itu, saya hanya menenggelamkan diri dalam pekerjaan. Rasa kesepian pun saya rasakan semakin menjadi karena saat semua peristiwa tersebut terjadi, saya baru saja pindah kerja dan benar-benar merasa seorang diri,” Atre, Jurnalis, 26.
Advertisement
Next
Tidak ada manusia yang hidup tanpa masalah. Tapi, seberat apapun masalah yang kita hadapi bukanlah alasan tepat untuk mengambil tindakan bodoh mengakhiri hidup. Masih banyak orang di sekitar kita yang bisa diajak berbagai untuk membantu meringankan beban yang kita rasakan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi jalan yang seolah-olah buntu.
“Saya pernah merasa sama sekali tidak berguna ketika saya tidak bisa melakukan apapun untuk membantu masalah keuangan keluarga yang sedang jatuh karena semua usaha yang saya lakukan selalu saja gagal. Saat berada dalam kondisi tersebut, saya mendengar sebuah khotbah ketika sedang ibadah Minggu yang membuat saya kembali kuat. Akhirnya, saya memilih untuk menyerahkan semuanya pada Tuhan dan fokus menjalani kuliah karena saat masalah itu terjadi saya hanyalah seorang mahasiswa tingkat 2. Akhirnya, setelah saya bisa fokus pada kuliah dan mengatur waktu dengan baik, dengan sendirinya saya bisa ikut membantu masalah keuangan keluarga dengan menjalani kerja paruh waktu,” Ceicyllia, Executive Secretary, 25.
Pikiran jernih dan sikap dewasa, dua poin ini sangat diperlukan untuk membantu diri kita sendiri keluar dari masalah dan mencari jalan keluar. Terpuruk atau tidak, hanya kita yang bisa memutuskan. Jika kita memutuskan untuk terus melangkah maju, rasanya tidak akan pernah ada kata ‘jalan buntu’. Tapi, jika kita berpikiran untuk terus terpuruk maka kita akan selamanya terpuruk dalam kubangan masalah. So, merasa terpuruk, pilih curhat atau tenggelam dalam pekerjaan? Share with us, Fimelova!