Advertisement
Next
Terapi musik merupakan istilah untuk meningkatkan kualitas fisik dan mental lewat rangsangan suara. Musik dipercaya bisa meningkatkan, memulihkan, maupun memelihara kesehatan fisik dan mental karena kemampuan musik membuat nyaman, menenangkan, dan bersifat universal. Musik juga sangat mudah diterima organ pendengaran kita, kemudian melalui saraf pendengaran disalurkan ke otak yang memproses emosi. Nggak jarang kan, kita jadi senang, sedih, terharu, bersemangat, atau teringat masa lalu hanya dengan mendengarkan musik?
Advertisement
So, apa semua musik bisa digunakan untuk terapi? Pada dasarnya iya. Tapi kita harus tahu pengaruh jenis musik tertentu terhadap pikiran. Setiap nada, melodi, ritme, harmoni, dan timbre punya pengaruh berbeda terhadap pikiran dan tubuh kita. Karenanya, dalam terapi, komposisi musik harus disesuaikan dengan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai, nggak sembarangan.
Kenapa musik sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia? Musik memiliki 3 bagian penting: beat yang mempengaruhi tubuh, ritme yang mempengaruhi jiwa, dan harmoni yang mempengaruhi roh. Dalam konser musik rock misalnya, nggak ada pemain maupun penonton yang cuma diam. Semua akan bergoyang dan nggak akan melupakan gerakan head banger, memutar-mutar kepala mengikuti irama musik rock yang nge-beat. Sementara saat sedih, orang biasa mendengarkan musik yang ritmenya teratur agar perasaan tenang dan nyaman.
Next
Lalu, apa saja manfaat terapi musik, selain merilekskan tubuh? Relaksasi saat terapi musik dilakukan membuat sel dalam tubuh bereproduksi sehingga terjadi penyembuhan alami bagi penderita penyakit dan keseimbangan hormon yang membuat pikiran lebih fresh. Mood yang baik akan memunculkan semangat sehingga pasien kembali memiliki motivasi hidup yang sempat melemah karena banyaknya beban dan masalah yang dipikirkan.
Masih ingat kalau memutar musik Mozart bisa mencerdaskan anak sejak dalam kandungan? Nah, terapi musik ini juga bisa digunakan para ibu hamil. Berdasarkan penelitian Frances Rauscher et al dari Universitas California, musik Mozart mampu menstimulasi otak bayi yang masih dalam pembentukan. Bagi orang dewasa, melatih otak dengan musik juga membuat memori ikut terlatih sehingga mencegah kepikunan dini. Mengingat irama dan lirik lagu yang kita suka sudah pasti menyenangkan, kan, apalagi bonus daya ingat yang makin oke!
Ternyata, manfaat terapi musik nggak berhenti di situ saja. Musik juga dapat mengurangi rasa sakit. Bagaimana bisa? Saat kesakitan, rasa takut, frustasi, dan marah yang bercampur jadi satu membuat otot-otot tegang. Ini justru memperparah rasa sakit. Dengan mendengarkan musik, secara nggak langsung tubuh, juga pikiran, jadi lebih rileks, sehingga perlahan rasa sakit tersamar dan terlupakan. Karenanya, terapi musik sering jadi pilihan bagi ibu hamil dan penderita penyakit kronis seperti kanker, jantung, stroke untuk mengurangi rasa sakit pasca-operasi.
Advertisement
Next
Bagaimana dengan manfaat terapi musik bagi kekebalan tubuh kita? Pernah mendengarnya? Dr. John Diamond dan Dr. David Nobel melakukan riset dan menyimpulkan bahwa tubuh akan memproduksi hormon serotonin ketika musik yang didengar membuat kita senang dan nyaman. Hormon itulah yang membuat sistem kekebalan tubuh meningkat sehingga tubuh kebal terhadap penyakit.
Banyak manfaat terapi musik lainnya, seperti menghindari rasa jenuh terhadap rutinitas kerja dan olahraga, membuang kegelisahan dan mencegah insomnia, juga meredakan emosi pemicu konflik dalam sebuah hubungan, sehingga kehidupan rumah tangga dan lingkungan kerja lebih harmonis. Itu semua pada dasarnya karena musik ampuh memperbaiki mood. Apa pun yang kita lakukan dengan pikiran positif akan memberi hasil yang positif pula. Simpel, kan?
Pernah mendengar terapi musik? Ternyata, nggak cuma bisa menenangkan pikiran dan menghilangkan stres, terapi musik punya segudang manfaat untuk kesehatan psikis maupun fisik yang nggak diketahui banyak orang. Apa saja? Dan bagaimana terapi ini bekerja? Read on!