Advertisement
Next
5 tahun pernikahannya memang harus berakhir setelah Lisa melahirkan dua anak tercintanya, Cinta dan Ardika, yang kini sama-sama tinggal di Prancis. Perjalanan hidup yang sesungguhnya pun dimulai dari sana. Ini dia kisah lengkap yang bisa menginspirasi kita semua.
Seperti Hobi, Semua Kerap Dimulai dari Nol…
Advertisement
Hijrah ke Prancis dan meninggalkan kuliahnya di Sastra Prancis UI yang sudah memasuki tahun kedua untuk melanjutkan pendidikan di Sastra Prancis Sorbonne University, Lisa Soemarto memulai pendidikannya dari nol hingga bekerja sebagai penerjemah lepas; menikah; bekerja di Duty Free; melanjutkan pendidikan s2 tapi berhenti karena kehamilannya; dan melahirkan Cinta dan Ardika.
Sayang, di tahun kelima pernikahannya, Lisa harus bercerai. Kembali memulai kehidupannya dari nol, Lisa akhirnya bekerja sebagai public relation di Kedutaan Besar Brunei yang baru dibuka karena merasa harus independen dalam finansial maupun segalanya. Tak mau berhenti di situ, ia juga meneruskan pendidikan s2-nya. Gagal bidang penerjemahan, kali ini Lisa memilih jurusan Bussiness Comunication dengan satu tujuan: meningkatkan kehidupannya kelak.
Lebih-kurang hidup di Prancis selama 11 tahun, Lisa mengambilkan keputusan yang sangat berani dengan kembali ke indonesia. Lagi, Lisa kembali menata hidup dari nol, pulang ke tanah kelahirannya sebagai “orang asing” yang buta situasi negerinya sendiri, buta Jakarta. Tapi, tantangan itu ditemuinya dengan keoptimisan. Bermodal uang hasil penjualan asetnya di Prancis, termasuk rumah, Lisa membeli sebuah rumah, menyekolahkan kedua anaknya yang saat itu masih duduk di bangku sekolah dasar, dan mulai mencari jalan untuk meneruskan hidup.
Kata Pepatah, Lebih Baik Terlambat Daripada Tidak Sama Sekali…
“Karena perpisahan itu, aku merasa harus independen, secara finansial maupun segala hal. Dengan adanya perceraian aku harus bikin sesuatu yang bisa membuat kepercayaan diriku meningkat. Jadi, aku langsung fokusin pikiran dan hidup ke karir. Malah jadi lebih termotivasi. Yang tadinya mikir, ah di rumah setahun nggak apa-apa, kerja cukup di Duty Free. Terus lihat teman-teman seangkatan udah pada s2 sementara aku baru mau mulai jadi berasa gimana gitu. Bisa dibilang aku terlambat. Tapi kemudian aku pikir lagi, sekarang atau malah nanti nggak ada kesempatan lagi.”
Next
Sempat Jadi Pengangguran 2 Kali
Sempat memutuskan tak bekerja selama setahun setelah melahirkan, barulah di tahun kedua Lisa bekerja di Duty Free, butik branded stuff, seperti Chanel, Hermes, YSL, dan Dior, yang kebanyakan pengunjungnya orang Indonesia, serta menjadi penerjemah lepas dan sempat membantu rekannya membuat kamus Prancis-Indonesia, Indonesia-Prancis.
Status pengangguran kedua disandangnya saat awal ia kembali ke Indonesia. Setelah 3 bulan liburan, Lisa memutuskan keluar dari pekerjaannya sebagai public relation di Kedubes Brunei dan kembali ke tanah air. Mengurus kepindahan dan menyesuaikan diri tidaklah mudah. Akhirnya waktu 2 tahun di Indonesia digunakannya untuk memapankan kehidupan pribadinya dulu, barulah ia kembali berkarir lagi. Awalnya sebagai pekerja kantoran, lalu tak berapa lama ia memutuskan mendirikan perusahaan keuangan bersama temannya. Lisa yang semula konsen di pasar modal, sejak tahun 2008 sampai sekarang lebih concern di bidang perencanaan keuangan.
Sahabat & Kesuksesannya
Bisa masuk ke lingkungan perkuliahan lagi untuk menyelesaikan s2 karena sahabat. Hijrah ke Indonesia dan bertekad memulai karir di Ibu Kota juga karena saran sahabat. Sampai sekarang, keseharian Lisa juga terus berwarna karena ada sahabat di sampingnya. Sebesar itukah arti sahabat bagi seorang Lisa Soemarto?
Motivasi Lisa untuk mengembangkan karir makin besar setelah salah satu sahabatnya mengatakan di Indonesia dunia keuangan sedang berkembang. Pasar modal saat itu, tahun 1990-an, mulai menggeliat lagi dan dibutuhkan banyak orang yang ahli di bidang itu. Ketertarikan Lisa dan kemantapannya pulang makin bulat setelah anak-anaknya, yang terlebih dulu dipulangkan saat Lisa menyelesaikan kuliah s2-nya, mulai bisa beradaptasi dan mempunyai lingkungan baru di Indonesia. Itulah awal mula ia berkarier di tanah kelahirannya, berkat sahabat.
“Beruntungnya di sekitarku itu orang-orang yang pengaruhnya positif semua. Jadi, walaupun ada goncangan di rumah tangga, nggak sampai membuat aku jadi frustasi atau justru buru-buru cari pasangan lagi. Takutnya, kan, nanti cari pasangan salah lagi.”
Sebagai penutup obrolan, tim FIMELA.com pun bertanya pada Lisa, apa berniat cari pendamping lagi? Dan jawabnya, “Itu pasti. Walaupun nggak fokus ke sana, prinsipku tetap dia harus lebih baik dari yang pertama.” Itulah Lisa Soemarto, “harus lebih baik dari sebelumnya” adalah prinsip sekaligus motivasi baginya untuk terus sukses dalam segala hal.