Advertisement
Next
Seperti saat membawa mobil kita harus menjaga jarak dengan mobil di sekitar agar tidak terjadi tabrakan, hubungan kita dengan orang sekitar pun harus dipertahankan sesuai dengan ‘jarak’ hubungan tersebut. Misalnya, saat kita berkenalan dengan seseorang, kita akan melihat kecocokan dan potensi hubungan dengan orang tersebut. Apakah tahap hubungan dipertahankan sebatas tahap ‘acquaintance’ atau kenalan, sebagai teman hang out, sahabat karib, pacar atau sebagai pasangan hidup.
Di dalam setiap tahap tersebut, tentunya frekuensi pertemuan, kontak dan segala usaha yang dilakukan untuk mempertahankan hubungan tersebut akan berbeda dan harus dijaga sesuai dengan porsi dan batasannya masing-masing.
Advertisement
1. Kenalan.
Kamu bisa mempunyai kenalan sebanyak-banyaknya. Baik itu tetangga seberang rumah, seorang kenalan di tempat les, ataupun seseorang yang kamu temui di sebuah pesta. Namun, hubungan yang dibangun pada tahap ini tidaklah mendalam dengan obrolan yang sifatnya hanya pada kulit luar saja.
Ketika di tahap ini kamu kemudian merasa ‘nyambung’ dengan hobi yang serupa atau kesamaan minat lainnya, maka hubungan ini bisa berlanjut ke tahap pertemanan.
Tetapi apabila seorang kenalan memiliki reputasi buruk baik dalam berbisnis ataupun dalam lingkungan pergaulan, sebaiknya hubungan dijaga dalam tahap ini saja.
2. Teman.
Sebagai teman, kalian akan berkumpul baik itu untuk hang out, melakukan kegiatan atau hobi bersama. Misalnya, acara olahraga bersama, ketertarikan akan dunia fashion dan beauty sampai acara arisan.
Dari seringnya berkumpul, kalian akan merasakan apabila ada kecocokan yang membuatmu merasa nyaman dengannya. Namun, kita pun tetap harus berhati-hati dalam menempatkan hubungan dengan teman. Misalnya, Andi yang sangat ramah sering menjadi ajang curhat dan dengan senang hati menawarkan untuk mengantar pulang teman-teman perempuannya. Walaupun Andi sudah memiliki kekasih tetapi sikap Andi membuat beberapa teman perempuannya salah tangkap sehingga menimbulkan masalah antara Andi dan pacarnya. Dalam hal ini, Andi mungkin menunjukkan sikap ‘lebih dari teman’ sehingga justru menjadi bumerang. Karena itu, jagalah hubungan sesuai dengan tempat dan prioritas hubungan tersebut.
Next
Apabila seorang teman memiliki atribut yang baik dan berteman dengannya selama ini memberikan dampak yang positif dalam hidupmu, maka kamu bisa menjadikannya sebagai sahabatmu. Sebaliknya, apabila kamu dan seorang teman memiliki banyak kecocokan tetapi ia tidak bisa menjaga rahasia, punya masalah dengan integritas dan kejujuran, ataupun memiliki cara pandang hidup yang sangat negatif, berhati-hatilah dan jangan bawa dia masuk menjadi sahabatmu
3. Sahabat.
Sahabat adalah seseorang yang sudah lama berteman dengan kamu dan bisa menjadi teman bertukar pikiran, curahan hati, serta mampu memberi nasehat serta kritikan bijaksana yang perlu kamu dengar. Kamu mungkin punya puluhan teman, tetapi hanya sedikit saja yang bisa menjadi seorang sahabat. Kenapa? Karena sebagai sahabat ia akan mempunyai andil untuk membentuk siapa kamu, cara berpikir kamu dan tentunya ini akan memiliki dampak besar dalam hidupmu. Karena itu, berhati-hatilah dalam memilih sahabat karena salah pergaulan bisa membawamu pada kebiasaan yang buruk.
4. Pacar.
Apabila dalam hubungan pertemanan ada ketertarikan khusus serta kecocokan, hubungan pertemanan dapat berlanjut ke tahap pacaran. Pacaran adalah satu tahap penting dimana kita memilih dan menimbang apabila pacar kita patut menjadi calon suami atau istri untuk kita, karena itu kita harus ekstra hati-hati dalam memilih pacar. Jangan karena iseng lantas berpacaran karena banyak orang yang ‘terlanjur sayang’ dan akhirnya memilih seseorang yang mungkin kurang cocok dengannya untuk menjadi pasangan hidup.
Namun, tahap pacaran juga belum sampai pada komitmen pernikahan dan karena itu setiap orang yang berpacaran harus tahu batasan-batasan yang sesuai. Jangan berperilaku dan melakukan tugas seorang istri apabila masih belum ada ikatan pernikahan.
Advertisement
Next
5. Keluarga.
Apabila kita belum menikah, keluarga kita adalah lingkungan inti dan seharusnya menjadi prioritas utama dalam hubungan. Namun, hal ini banyak dilalaikan terutama saat kita menginjak dewasa. Entah kita lebih mementingkan teman, sahabat atau pacar dibandingkan berkumpul dengan keluarga. Karena itu, cobalah menyisihkan waktu untuk berkumpul bersama keluarga pada hari-hari tertentu, menikmati waktu-waktu saat kalian sedang berkumpul dan bukannya sibuk BBM di acara makan malam dengan keluarga.
Setelah kita menikah, keluarga seharusnya berada pada urutan ke dua dalam hubungan, hanya setelah suami atau istri. Namun, terkadang banyak istri yang lebih mementingkan anak-anaknya sehingga suami merasa tidak dicintai dan mencari cinta dari perempuan lain. Atau, banyak suami yang lebih mendengarkan ibunya sehingga hubungan suami istri dihantui banyak pertengkaran. Hal ini walaupun terdengar seperti cerita lama namun merupakan salah satu penyebab masalah utama dalam pernikahan.
6. Suami/Istri.
Tahap ini adalah tahap paling intim di dalam satu hubungan, dimana dua orang bersatu dalam satu ikatan pernikahan dengan komitmen untuk membangun keluarga bersama. Karena itu, hubungan harus dijaga agar selalu dekat, dengan segala usaha yang harus dilakukan untuk membuat pasangan selalu menjadi orang yang terpenting dan terutama di dalam hidup kalian. Apabila ada orang lain, baik itu anak, orang tua, mertua, ataupun orang ketiga yang menjadi lebih penting daripada pasanganmu, watch out! Kamu harus mengupayakan agar suami atau istri kembali menjadi yang nomor satu dalam hal apapun, dan jagalah jarak dengan siapapun yang memiliki prioritas di atas suami/istri.
Keseimbangan dalam hubungan adalah suatu kunci hubungan yang harmonis, dan ini bisa dilakukan dengan menjaga jarak yang tepat sesuai dengan status hubungan tersebut. Karena itu, pandai-pandailah menjaga jarak agar hubungan dengan orang sekitar selalu harmonis