Advertisement
Next
Ketika merasa takut, waktumu hanya akan terbuang untuk memprediksi kemungkinan buruk yang bisa terjadi, padahal semua hal bisa saja salah, karena toh kamu belum mencobanya akibat terlalu takut.
Bila rasa takut ini berasal dari kesalahan di masa lalu yang sudah kamu perbuat, sebenarnya ini merupakan satu nilai plus, karena sebenarnya kamu sudah mempunyai pengalaman, hanya belum sukses mencapainya. Cara mengubah kesalahan ini menjadi hal positif adalah dengan menarik pelajaran dari kejadian tersebut untuk dijadikan motivasi menjadi karyawan yang lebih baik.
Advertisement
Contohnya, saat seorang teman saya yang terhitung karyawan baru, mengalami masa sulit di awal-awal tempat kerja barunya karena hampir setiap hari berbuat salah dan mendapat teguran dari atasannya.
Namun, sebulan kemudian ia perlahan sudah bisa mengikuti ritme kerja dan menyelesaikan tugasnya dengan tepat, sehingga nggak lagi dicecar dengan teguran dari atasan. Ternyata, ia dengan pandainya menjadikan masa sulit penuh tekanan tersebut sebagai masa pembelajaran yang berharga, bukan dianggap sebagai sesuatau yang horor, apalagi traumatis, sehingga di kemudian hari dijadikannya sebagai “pukulan” motivasi yang jitu.
Next
Biasanya, rasa takut untuk berbuat salah juga dipicu dengan ketakutan akan penilaian orang lain. Ya, layaknya kehidupan bertetangga, lingkungan kantor dengan puluhan atau bahkan ratusan karyawan, menjadi semacam momok yang menakutkan karena malu bila kita diketahui berbuat salah dan mendapat teguran. Padahal, bila dipikir secara logika, pekerjaan adalah sebuah proses trial and error, dimana kemungkinan untuk salah sangat ada dan siapapun bisa berbuat salah.
Bila kamu terlanjur salah dan itu diketahui oleh rekan sekerja, terima saja kenyataan tersebut dengan santai. “Ya, saya memang berbuat salah, tapi saya berani menghadapinya dan saya menjadi lebih pintar sekarang dengan belajajar dari kesalahan,” bisa kamu ucapkan dengan percaya diri saat ada rekan kantor yang bertanya tentang detail kesalahanmu. Tetap menjadi diri sendiri dan mau memperbaiki kesalahan justru adalah fokus yang harus kamu perhatikan, bukan omongan atau penilaian orang lain.
Rasa takut ini nggak hanya seputar mendapat teguran dari atasan, tapi juga bisa saat ingin mencoba hal baru di luar comfort zone. Karena, sebagai sesuatu yang belum pernah dicoba, kemungkinan untuk membuat kesalahan sangat besar dan dibutuhkan keberanian untuk melakukannya. Namun, bila kamu sudah melewati dua tahap dari poin di atas tadi, maka sebenarnya kamu sudah lulus uji untuk mencoba banyak hal baru.
Kalau biasanya kamu bekerja dengan dukungan tim, maka nggak perlu takut saat harus menyelesaikan tugas sebagai single fighter. Enyahkan dulu pikiran bahwa nggak akan ada yang bisa membelamu saat salah nanti seperti layaknya bekerja dalam tim, karena nilai plus dari bekerja seorang diri sangat banyak, bukan cuma di seputar siapa yang bisa melindungimu nanti.
Jadi, mari kita selesaikan tugas pekerjaan dengan bertanggung jawab dan sebaik-baiknya terlebih dulu. Kalau ternyata salah, itu urusan nanti.