As we all grow up as women, kita tidak lagi berpikir dan bertindak seperti saat kita balita atau remaja. Segala bentuk pengalaman yang kita dapat selama kita hidup sudah bukan lagi merupakan hasil dari ‘dikte’ orang tua kita. Kita mulai belajar bagaimana memutuskan sesuatu serta bertanggung jawab terhadap apapun konsekuensi dari keputusan tersebut. Kita mulai mematangkan diri dan memiliki pemikiran, prinsip dan gaya hidup individual yang mungkin berbeda dengan orang tua kita, khususnya Ibu. Tidak ada lagi perintah, ancaman, atau peraturan-peraturan yang dapat Ibu berikan terhadap kita, dengan tujuan untuk involve dalam kehidupan kita, because we’re not girls anymore. Untuk itu dibutuhkan beberapa sikap yang dapat kita lakukan untuk mempererat hubungan dengan Ibu kita, tanpa harus mengorbankan independensi kita.
Advertisement
Ubah perilaku dan pikiran kita
Kita tidak bisa merubah orang lain, they would change themselves. Jadi, jika ada satu atau lebih perilaku yang kita rasa kurang cocok dengan kita, cobalah untuk lebih open-minded dan beradaptasi. Sehingga pikiran-pikiran negatif tidak menjadi penghambat jalannya komunikasi efektif antara kita dan orang tua.
Terbuka dengan batasan yang ada
Walaupun kita tidak bisa merubah perilaku orang tua, kita tetap memiliki hak untuk menyampaikan beberapa batasan agar tidak overstepped terhadap masalah kita. Ingatkan kembali secara gentle bahwa sebagai perempuan dewasa, kamu memiliki kebebasan dalam mengambil keputusan dan bertanggung jawab dengan resiko yang ada.
Luka lama, tutup saja
Hindari membicarakan hal-hal lama yang kita tahu tidak ada ujungnya dan hanya akan menimbulkan sakit hati diantara kedua belah pihak. Some things are better
Spend some quality time
Luangkan waktu dan lepaslah dari kesibukan-kesibukan kita untuk menghabiskan waktu di rumah. Atur jadwal untuk beraktivitas dengan Ibu yang dapat mengembalikan kembali bonding time yang sudah lama tidak dilakukan. Bisa dengan memasak bareng di rumah atau pergi perawatan diri ke salon berdua.
Hadapi masalah dengan kepala dingin
Jika suatu masalah datang diantara kamu dan Ibu, lihatlah masalah tercipta karena adanya faktor eksternal dan bukan mengungkit-ungkit kembali kesalahan-kesalahan lama atau kekurangan-kekurangan kecil dari masing-masing pihak.
Say, “Thank you.”
Ingat kembali hal-hal baik yang telah Ibu lakukan kepadamu (there must be like zillion things!), dan jangan lupa ucapkan terima kasih sebagai rasa syukur dan penghargaanmu untuk perempuan yang telah melahirkan kita. Dengan begitu, Ibu akan selalu merasa diingat dan berperan bagi kita.
And say, “Hello, how are you? I love you!”
Jarak semestinya sudah bukan menjadi alasan bagi kita untuk tidak berkomunikasi dengan orang tua. Berbagai cara dapat kita lakukan untuk bisa get in touch with them. E-mail, surat, messenger, facebook, telepon, BBM, you name it—bisa jadi cara untuk kita say, “Hi!” kepada mereka.
Jadi semakin rindu nggak sih dengan Ibu kita di rumah?