Tapi beda dengan tas, ada hal-hal dalam hubungan yang malah jangan dicoba untuk diperbaiki. Kenapa? Bukannya terawat malah bisa rusak. Contohnya keluarga. Ada istilah, ‘Menikah bukan hanya dengan pasangan, tapi juga dengan seluruh keluarga pasangan’. Nggak perlu sampai jatuh cinta segala pada seluruh keluarganya (only if you lucky), tapi paling nggak you can get along fine with them. Same goes with friends, tapi lebih bisa dinegosiasikan. Datangnya satu paket, you can’t do anything but either try to get along or nggak usah urusan sama sekali dengan mereka.
Kemudian selera alias taste dan kebiasaan. Mengubah selera, suka atau tidak suka, memang sangat menggoda. Membiasakan dia menjemur handuk basah sehabis mandi, atau menutup dudukan toilet setelah buang air. Tapi justru hal ini seperti menunjukkan kalau kamu merasa lebih baik dari dirinya. Memang sih, seringkali pasangan (at least pada awalnya) mengikut walau nggak sepenuh hati, dan rasa nggak suka tersebut bisa terus menumpuk sampai akhirnya dia meledak. Ledakan yang bisa merusak bahkan menghancurkan hubungan kalian.
Advertisement
Next, rahasia. We mean shameful secrets. Semua manusia punya rahasia. Masalahnya, rahasia pada akhirnya akan terbuka, although maybe not all. Salah ngomong, kelupaan atau foto dan catatan lama bisa jadi petunjuk bahwa ada sesuatu yang belum pernah dia ceritakan padamu. Dan kamu, sebagai perempuan, akan menggali sampai semuanya jelas dan terbuka. Sebuah rahasia memalukan yang pengen dia lupakan pun terungkap.
Dan terakhir yang paling penting adalah rasa percaya. You can’t fix trust. Sekali berbuat salah, minta maaf, selesai. Berbuat kesalahan yang sama, trust will (hardly) ever come back. And without trust, can you have relationship?
Bagaimana menurutmu? Any input?