Advertisement
Next
Widi dan Dwi membagi-bagi tugas pada saat acara perayaan ulang tahun ketiga Dru berlangsung. Widi lebih banyak menggendong Widuri Putri Sasono, putrinya yang belum genap setahun, sementara Dwi lebih banyak meladeni aktivitas dan pertanyaan Dru. Setelah acara berakhir dan tamu-tamu beranjak pulang, FIMELA.com duduk lesehan dengan pasangan penyanyi dan aktor ini tentang pesta ulang tahun anak mereka.
FIMELA.com: Sepenting apa menyelenggarakan pesta ulangtahun untuk anak-anak?
Advertisement
Widi: Nggak terlalu penting sebenarnya, tapi saat anak sudah mengerti makna ulang tahun seperti Dru dan dia sudah mulai menanyakan kapan ulang tahunnya, itu baru penting. Bukan dilihat dari besar kecilnya, tapi dari maknanya. Itu relatif, karena kalau menurutku kecil, mungkin untuk orang lain besar. Untuk ulang tahun ketiga Dru ini, aku adakan di sekolah, namun hanya mengundang beberapa orang saja, karena saya nggak mau yg terlalu besar acaranya dan memang juga membatasi bujet. Tema yang kupilih sekarang adalah sesuatu yang dibuat dari rumah, homemade. Seperti untuk goodie bag, paper bag-nya digambar sendiri oleh Dru, dikerjakan secara menyicil seminggu sebelum acara. Beberapa kue juga aku buat sendiri, walaupun ada juga yang aku pesen dari teman. Untuk isi goodie bag, juga DIY personalized gift, seperti cookies dan standing photo calendar yang didesain sendiri lalu dicetak. Lucunya, waktu mencetak foto-foto itu, tulisan pinggirnya terpotong, lalu aku dapat complimentary untuk dicetak ulang. Nah, jadi daripada nggak terpakai, foto-foto yang terpotong itu, aku tempel di meja kue ulang tahun Dru.
Di tengah wawancara, Dru memotong pembicaraan untuk bertanya sesuatu kepada Widi. Dan, Widi pun bertanya langsung ke putra sulungnya apakah penting ulang tahun untuknya, dan dijawab “penting” dengan lantang oleh laki-laki kecil itu.
F: Jadi, tradisi pesta ulang tahun ini akan diteruskan?
Widi: Sepertinya begitu, dan kami sebagai orang tua juga menikmati ini sebagai tradisi. Ini adalah pesta ulang tahun pertama yang semuanya kami kerjakan sendiri. Dru yang sudah mengerti arti ulang tahun, antusias untuk ikut terlibat, jadi aku melihat ini sebagai tradisi yang seru dan akan menyenangkan kalau dilanjutkan setiap tahun. Karena, setiap tahun kesukaan dan kemampuan anak akan berbeda, jadi akan berbeda-beda-beda bentuk perayaannya. Seperti untul pesta yang sekarang, Dru sedang suka Astro Boy jadi dia minta pernak-perniknya serba Astro Boy yang aku hadirkan dalam kue ulang tahunnya. Mungkin nanti di ulang tahun berikutnya dia akan bisa sumbang ide mau bikin perayaan seperti apa.
F: Kapan mulai merayakan ulang tahun?
Widi: Dari mulai Dru 1 tahun sudah dirayakan, karena banyak temannya yang menanyakan dan kumpul-kumpul itu seru. Namun, di saat dia umur 2 tahun aku mulai membatasi bujeet dan memikirkan konsep acaranya, itu karena kita nggak mau buat pesta besar, namun tetap berkesan. Di umur 3 tahun ini Dru baru banyak terlibat, sementara tahun lalu lebih berbentuk surprise party dimana kita menempelkan banyak balon di rumah dan Dru melihatnya saat ia baru bangun tidur.
Next
F: Apa efek perayaan ulang tahun untuk anak?
Dwi: Kami melihatnya Dru merasa istimewa, karena pada hari itu semua orang mengucapkan ulang tahun ke dia dengan disertai doa semoga dia makin pintar, hebat, dan lain-lain, serta dia diberi kado. Makanya untuk Dru, ulang tahun juga dinanti-nanti, ditambah teman-teman sekolahnya juga sering mengadakan pesta ulang tahun. Nggak tahu juga kenapa, Dru senang banget dengan acara tiup lilin.
Pembicaraan lalu mengalir tentang pribadi Widi yang kini tampak lebih tenang dan sangat menikmat masa-masanya menjadi ibu.
F: Apa yang berubah setelah menjadi ibu?
Widi: I’m being a happier person, karena pengetahuan dan keahlianku bertambah. Aku bisa masak untuk anak-anakku, bisa bikin Mas Dwi senang, kita masih bisa liburan, hal-hal seperti itu membuatku bahagia. Sebelumnya kesuksesan dinilai dari karier atau materi, tapi setelah memiliki suami yang baik dan anak yang lucu dan sehat, anak-anak ini membuatku bahagia. Setelah melahirkan aku diberi tanggung jawab, namun sekaligus menjadi berkah, yang pelan-pelan banyak mengubahku. Aku juga menjadi orang yang semakin percaya diri. Dulu sebagai perempuan terkadang aku merasa kurang cantik, kurang hebat, atau penampilanku kurang oke, tapi sekarang aku bisa menemukan kebahagiaanku dari dalam rumah. Nggak perlu pergi ke salon, jepit bulu mata, atau berkaca, I can rule the world. Aku merasa cantik dari aura kebahagiaanku yang memancar, karena aku tahu hal-hal yang baik bisa dicapai dengan langkah-langkah kecil. Kalau aku melihat ke belakang, perubahanku bisa mencapai 180 derajat. Dulu ide mempunyai anak dan menjadi ibu ada, tapi belum konkret, masih di angan-angan. Aku suka anak-anak saja nggak. Sementara sekarang, anak itu sudah ada di depan mata, jadi insting keibuan itu jelas keluar. Aku jadi sering berpikir bahwa satu langkah yang kulakukan sudah oke, bila di langkah selanjutnya nggak lebih baik, akan sayang sekali. Itu yang membuat aku ingin selalu lebih baik di segala aspek anak, mulai dari memberikan ASI, homemade food, pendidikan, hingga semua hal yang mengelilinginya. Makanya, aku berpikir, tugas ini nggak akan pernah berakhir.
F: Membuat kamu selalu ingin belajar?
Widi: Harus begitu, karena keingintahuan itu nggak ada habisnya seiring dengan perkembangan anak. Anak juga pasti kan selalu bertanya kepada ibunya dulu sebelum bertanya ke orang lain. Belum lagi soal penyakit anak yang kalau kita nggak tahu membuat panik berlebihan. Mempunyai anak itu membuat aku dengan sendirinya selalu pengen tahu, pengen bisa, dan pengen bikin, seperti apa yang sudah kupelajari. Semain banyak membaca, aku semakin merasa banyak yang belum aku ketahui.
F: Nggak merasa kewalahan punya anak dengan jarak umur dekat?
Widi: sama sekali nggak. Salah satu tujuan kami punya anak berjarak dekat karena nggak ingin kelamaan, jadi saat sudah memiliki sepasang anak, kami bisa lebih fokus untuk memikirkan kepentingan anak. Kebetulan saat hamil kedua memang ingin punya anak perempuan, sehingga nama Widuri sudah disiapkan dari sebelumnya. Ternyata waktu USG di minggu ke -16 perkiraannya perempuan, wah seneng banget karena nggak usah cari-cari nama lagi.