Semua orang, termasuk kamu, pasti ingat cinta pertama. Hanya sedikit pengalaman yang akan seintens and overwhelming as your first crush. Saat kita masih remaja dan tumbuh perasaan kedekatan dengan seseorang, perasaan tersebut merupakan cerminan dari kontak kedekatan antara seorang ibu dan bayinya.
Jatuh cinta saat remaja memang terasa lebih intens dibanding pengalaman saat sudah dewasa. But these early relationships usually burn out quickly. Sebuah survei menunjukkan kalau saat umur 15, sebuah hubungan biasanya bertahan hanya tiga sampai empat bulan saja.
Advertisement
Love on the brain
Para ahli menemukan suatu titik pada otak yang ‘bercahaya’ saat seorang remaja jatuh cinta. Jatuh cinta sepertinya punya efek yang sama pada otak seperti efek kokain. It's so pleasurable it's almost like an addiction.
Brief loves
Fase cinta dibagi tiga, berdasarkan temuan para ahli. Respon fisik; lust. Jatuh cinta; attraction. Komitmen emosional, yang dibutuhkan untuk mempertahankan hubungan jangka panjang; attachment. Saat remaja kita biasanya mengalami fase attraction lebih kuat dibanding saat dewasa, tapi kegagalan untuk memasuki fase attachment biasa terjadi karena hubungan yang memang pendek masanya.
Lessons in love
Seberapa pendek cinta pertama kita, merasakan cinta dengan menggebu-gebu untuk pertama kalinya adalah satu hal yang penting dalam hidup. Kita bisa berjam-jam di telepon hanya agar sekedar mendengar suaranya, atau bertemu dan nongkrong berduaan.
Keintiman yang terbentuk bisa mengajarkan banyak hal bagi seseorang, hanya dengan dekat dengan orang lain. Kedekatan juga membawa serta keterbukaan, sharing dan rasa percaya, yang akan terus kita butuhkan sampai dewasa.
Masih ingat cinta pertamamu? Apakah kamu masih mengingat dirinya dan bertanya “whaty if?” Apakah kamu seiring waktu lupa? Apakah masih suka stalking di Facebook? Di mana dia sekarang?