Advertisement
Next
Tumbuh bersama dan dalam waktu yang sama membuat mereka terbiasa sharing dan punya teman selama hidup mereka, menciptakan ikatan yang dalam dan berkisar di antara mereka berdua. Menariknya, waktu yang dihabiskan sepasang kembar, ditambah perkembangan bersama, bahkan menghasilkan ikatan yang lebih kuat dibanding hubungan kakak adik biasa. Bayangkan belajar tertawa, merangkak, berjalan, berbicara, mengikat sepatu, baca, tulis, menari, melewati masa puber, kenal dengan lawan jenis dan mengalami semua suka-duka hidup dengan seseorang yang selalu bersama sejak dari dalam kandungan dan persis seumur! Nggak pernah sendirian.
Saat ditanya perbedaan satu sama lain, Adella menjelaskan kalau sebenarnya mereka beda karakter. “Aletta itu lebih tomboy, meluap-luap dan cuek. Kalau nggak suka, ya dia akan menunjukkan rasa nggak suka-nya. Kalau aku masih bisa basa-basi,” kata Adella. “Aletta juga lebih ‘dandan’, sementara aku dandan, tapi lebih natural. Contohnya alis, Aletta pasti lebih tipis dibanding alisku. Walaupun gayaku lebih perempuan dibanding Aletta.” Aletta mengiyakan, “Selera dan gaya kita pada dasarnya sama. Bahkan kita sering suka sama orang yang sama. Tapi Della lebih picky, sih. Yang aku suka belum tentu Della suka. Tapi yang Della suka, kadang aku suka juga.”
Advertisement
Mengaku kalau karakter mereka berdua mirip. Sifat dan kesukaan juga sama. Nggak heran mereka klop banget berdua, di luar fakta mereka kembar. Menurut Aletta, Adella sempat sulit menerima fakta bahwa dia (Aletta) nggak selalu bisa datang ke undangan acara bersama. Karena Aletta sudah menikah dan punya anak. Aletta lebih memilih untuk tinggal di rumah, apalagi dia memutuskan untuk mengurus anaknya sendiri.
“Della sempat marah-marah sama aku, karena aku beberapa kali menolak pergi, dengan alasan Paquita (anak perempuannya). Aku bilang, kenapa nggak ajak orang lain, saja? Aku juga mikir, kayaknya nggak perlu deh, datang ke semua undangan acara yang kami terima. Tapi lama-lama Della bisa mengerti dan akhirnya terbiasa pergi sendiri,” jelas Aletta sambil menyuapi Paquita.
“Dulu kita kan kemana-mana selalu bareng. Ada undangan nggak pusing janjian sama orang. Kalau mau datang, ya datang. Kan kami berdua. Beda dengan sekarang. Orang-orang juga mulai ngerti, kalau mengundang kami berdua, bisa jadi yang datang cuma satu orang, Adella saja,” Adella tertawa.
Adella dan Aletta termasuk kembar yang sering menghabiskan waktu bersama. Selain karena hobi dan minat yang sama, pertemanan mereka pun di satu pergaulan yang juga sama. “Kuliah bareng karena diterima di jurusan yang sama, Teknik Mesin UI. Keluarnya barengan juga,” kata Aletta tertawa. “Ambil sekolah tari, karena memang kami gila balet dari kecil. Pas balik ke Indonesia, memutuskan lanjut kuliah di IKJ, jurusan Manajemen Pertunjukan. Karena sepertinya bisa mendukung hobi kami,” sambung Adella.
Mereka mengakui nyaris melakukan segala sesuatu bersama. Bahkan barang-barang seperti baju, tas, sepatu pun dipakai bersama. Termasuk dulu hanya punya satu handphone dan satu tabungan. “Soalnya, kami kan selalu barengan, jadi ngapain punya tabungan beda? Kalau handphone sih, cuma sampai jaman kuliah aja. Belanja barang, dipakainya juga gantian. Karena kita seleranya sama!” Adella menjelaskan.
Next
Tapi mereka merupakan pasangan kembar yang cukup santai dan nggak posesif. Buktinya, kalau salah satu punya pacar, yang lain senang-senang saja. Nggak lantas cemburu dan menuntut waktu lebih. Begitu pun saat Aletta memutuskan menikah. “Aku santai aja. Dan nggak yang merasa harus cepat-cepat cari pasangan kayak Aletta. Apalagi sekarang udah ada Paquita,” cerita Adella.
“Yang ribet malah pembagian harga gono-gini!” sambung Aletta. “Jadi pas aku nikah, kita berusaha membagi dua barang-barang yang kita miliki. Dari tas, sepatu, sampai baju. Termasuk tabungan!” Adella tertawa dan menambahkan, “Waktu pembagian, banyak banget bareng yang ternyata aku yang beli atau pilih. Jadinya itu aku akui sebagai barangku. Aku memang lebih sering ‘nyetanin’ Aletta untuk beli sesuatu. Tapi akhirnya sampai sekarang kami masih pinjem-pinjeman baju. Apalagi rumah berdekatan. Yang belum beres tinggal pembagian tas. Nanti aja, deh. Yang ada malah ribut dan berantem."
Berantem walau jarang, tapi memang sesekali terjadi. Biasanya mereka hanya diam-diaman, sampai salah satu mengajak ngomong duluan. “Waktu kecil, kami berantem lebih fisik, maklum penari. Bisa tendang-tendangan. Mama sampai pernah mengadu kami biar berantem beneran. Tapi dasar anak kecil, giliran disuruh malah diam saja,” Adella bercerita sambil membuka beberapa album foto lama.
Pasangan kembar penari ini mengakui kalau mereka bisa menjadi orang yang seutuhnya, justru kalau kembaran mereka nggak ada. “Ibu Fari (Farida Oetoyo, pelatih tari dan pemilik grup balet) pernah bilang, Adella justru tariannya lebih powerful dan ekspresif. Waktu itu kebetulan aku lagi hamil dan nggak ikut pertunjukan tersebut,” kata Aletta. “Beberapa orang memang sempat bilang, kalau salah satu dari kami nggak ada, kami malah lebih jadi manusia yang mandiri dan seratus persen. Nggak tergantung sama kembarannya.” Menurut mereka berdua, hal ini disebabkan karena secara nggak sadar atau karena kebiasaan, saat melakukan sesuatu bersama mereka seperti menunggu approval dari kembaran.
Itu adalah hidup yang dijalani sepasang kembar di dalam ikatan kembar mereka. Ikatan tersebut bisa dibilang misterius dan ajaib. Dan merupakan semen yang mengikat kedua kembar, dan ironisnya, bisa jadi penghalang yang muncul di antara mereka dan orang lain. Hubungan yang intens dan nggak bisa ditepis, ikatan ini bisa menciptakan kesalahpahaman dan terlihat seperti punya hidup sendiri. Sehingga orang bisa menganggap kalau sepasang kembar nggak perlu orang lain but each other.
Kedua kembar ini mengaku nggak punya orang lain yang lebih dekat dibanding kembaran mereka. Ditanya apakah pernah muncul rasa saling cemburu karena ada orang lain yang dekat dengan kembarannya, misalnya sahabat atau pacar, Adella menjelaskan, “Kalau pun ada sahabat, itu pasti bukan sahabat berdua. Dan sifatnya ‘momentum’, sebentar aja. Soal pacar cemburu sama kedekatan kami berdua, rasanya sih, nggak ya. Kalau sebaliknya, kadang terjadi, hehehe…”
Ikatan antara sepasang kembar memang bisa membuat frustasi orang-orang di sekitar mereka. Sebaiknya sekeliling mereka memang mengerti dan menerima ikatan tersebut. Dan juga, mengingat kalau hubungan dan kedekatan ini terjalin bukan untuk meminimalisir nilai pentingnya orang lain dalam hidup mereka. Sebaliknya, biasanya ikatan kembar justru menegaskan kemampuan untuk menerima dan memberikan kasih sayang. Menjadi kembar adalah anugerah yang, dalam tingkat yang terdalam, hanya bisa dibagi dan dirasakan dengan kembaran.
Belajar mengekspresikan rasa cinta, percaya satu sama lain, menghabiskan banyak waktu bersama, dan bisa menyimpan rahasia adalah bagian pelajaran pertama dari pasangan kembar. Dan sepertinya itu merupakan dasar dari ikatan kembar. Ikatan antara pasangan kembar, pada kenyataannya, adalah latihan untuk menjalani hubungan lain yang ada dalam hidup. And the twin bond helps to set the stage for a powerful performance.