Advertisement
Next
Siapa di antara kamu yang saat ini sudah ngerasa puas dengan nominal gaji yang kamu terima setiap bulannya? Rata-rata pasti menjawab: TIDAK.
Ketidakpuasan terhadap gaji sering kali dijadikan alasan pekerja untuk mencari tempat dan sumber penghasilan yang lebih baik, Tapi, apakah setelah mendapat kerja dengan gaji yang lebih baik (dari sebelumnya), mereka jadi lebih puas dan bisa memenuhi kebutuhan bulanan dengan leluasa? Lagi-lagi jawabannya: TIDAK.
Kenapa sih kenaikan gaji sepertinya selalu berbarengan dengan kenaikan pengeluaran kebutuhan, sampai-sampai kita nggak pernah ngerasa cukup dengan uang yang kita dapatkan setiap bulan? Apa yang salah? "Yang salah adalah gaya hidup! Gaji naik, kebutuhan naik? Masa iya? Apa kamu yakin kalau itu kebutuhan? Kebutuhan atau keinginan?" Aidil Akbar Madjid, Senior Financial Advisor, yang ditemui di kantor Akbar's Financial Check Up balik bertanya kepada FIMELA.com.
"Kenaikan gaji nggak selalu berbarengan dengan kenaikan pengeluaran kebutuhan. Saat terjadinya kenaikan gaji, biasanya yang terjadi adalah naiknya keinginan orang terhadap sesuatu. Ingat, yang naik adalah keinginan, bukan kebutuhan. Misal, saat seseorang menerima gaji X rupiah, dia nggak melirik gadget P karena dia tidak butuh dan tidak ada dana yang bisa dialokasikan. Nah, saat seseorang menerima gaji empat kali lipat X rupiah, tiba-tiba saja gadget P seolah menjadi penting. Sebabnya karena ada dana yang memungkinkan dia untuk membelinya. Dan itu namanya keinginan," Akbar menjelaskan.
Next
Lantas bagaimana kalau memang pekerjaan mengharuskan kita untuk mengeluarkan sejumlah uang yang sebelumnya tidak ada dalam anggaran? "Sekali lagi coba dilihat apakah itu memang kebutuhan? Yang bisa dianggap kebutuhan adalah saat kita tidak memiliki benda tersebut, kita tidak bisa produktif. Jika dengan mengeluarkan beberapa rupiah bisa menunjang pekerjaan dan membuat kita lebih produktif maka keluarkanlah dana tersebut. Pengeluaran harus sebanding dengan produktivitas kita," ujar Akbar.
Keinginan yang terus bertambah seiring dengan bertambahnya gaji, tentunya membuat kamu akan selalu kekurangan gaji. Bagaimana cara untuk menekan bertambahnya keinginan kita? "Untuk meminimalisasi bertambahnya keinginan, sisihkan uang untuk investasi. Caranya mudah, buat tujuan atau cita-cita yang ingin kamu capai dalam beberapa tahun ke depan. Misalnya ingin pensiun di usia 45 tahun. Atau memiliki rumah sendiri. Atau sekadar bisa liburan ke Eropa. Kemudian, mulailah hidup cermat. Apa itu hidup cermat? Cermat adalah memperhitungkan semua pengeluaran untuk mencapai tujuan tertentu dan masih bisa menikmati hidup saat tujuannya sudah tercapai. Yang perlu dicatat adalah uang kita akan terus habis begitu saja, selama kita nggak punya tujuan hidup," Akbar kembali menjelaskan.
Jadi, gaji berapa pun bukanlah masalah utamamu. Gaya hidup dan keinginan adalah penjahatnya. Pintar-pintar menjaga diri dari rayuan gaya hidup. Be smart dan sadar akan kemampuan diri sendiri. Gengsi cuma akan bikin dirimu menderita. Lebih baik tentukan tujuan hidupmu, jangka panjang atau jangka pendek, dan hidup untuk mengejar tujuan tersebut. Jika ada kelebihan, nah itu yang boleh kamu habiskan untuk memenuhi keinginan dan gaya hidup.
Bagaimana menurutmu? Mana yang kamu pilih? Memenuhi keinginan atau menetapkan tujuan dan hidup cermat?