Sepertinya kita harus menerima, kalau itu memang cara laki-laki mengatasi menghadapi putus hubungan. Menurut sebuah penelitian, laki-laki memang cenderung untuk memiliki affair persis sebelum mengakhiri hubungan, dan kebanyakan melakukan aktifitas seksual lebih banyak dibanding perempuan.
Kelihatannya memang laki-laki move on lebih cepat, tapi tampak luar bukan berarti refleksi dari apa yang mereka rasakan, menurut Warren Farrell, penulis buku Why Men Are the Way They Are dan Women Can’t Hear What Men Don’t Say. Malah, justru ada efek yang nggak bagus dari cepatnya mereka rebound. “Dengan cepat punya pasangan lagi atau rebound sering membuat laki-laki menjalani sebuah hubungan yang hanya berjalan baik sementara, tapi nggak bagus untuk (hubungan) jangka panjang,” ungkap Warren.
Advertisement
Regardless, ada beberapa tips yang bisa perempuan ambil dari cara laki-laki menghadapi putus hubungan.
1. Jangan ngomong jelek. Bukan berarti kamu nggak boleh complain tentang mantan atau cerita kronologis putusnya hubunganmu, tapi jaga agar sesi buang sampah nggak lebih dari dua atau tiga minggu, maksimal. Terlalu lama mikirin soal itu malah bikin kamu jadi sinis, marah dan bitter, dan saat bertemu seseorang yang baru, mereka malah berpikir kalau itu sifatmu.
Coba pikirkan: Apakah kamu pernah dengar (baca) Brad Pitt ngomong jelek tentang Jennifer Aniston? Sementara, Jen dengan gampang ngomong ini itu tentang Brad, sehingga orang melihat dia sebagai the sad single girl yang setiap langkahnya adalah cara untuk membalas mantannya.
2. Bertanya. Salah satu faktor suksesnya buku He’s Just Not That Into You? Kejujuran seorang laki-laki. “Ajak seorang teman laki-laki yang kamu percaya dan bilang kalau kamu mau traktir dia makan karena butuh pendapat jujur dari dia,” kata Warren Farrell. “Bilang, ‘Saya nggak pengen curhat, saya cuma pengen move on.’” Pastikan orang yang kamu pilih nggak punya perasaan khusus padamu karena – seharusnya kita semua tahu – dia akan melakukan apa saja untuk menyenangkanmu (termasuk nggak bersikap jujur).
Ini pun bisa menjadi satu point kenapa menjadi seorang perempuan membuat kamu lebih mudah mengatasi putus hubungan dibanding laki-laki. Saat stres, perempuan menggunakan para supporter mereka lebih baik dibanding laki-laki. Supporter dalam arti teman, sahabat, orang terdekat. Laki-laki justru tergantung pada pasangan untuk dukungan apapun, sehingga menjadi pihak yang lebih ‘kalah’ saat single.
3. Kembali ke ‘pasaran’. Walaupun sebaiknya nggak sekaligus berkencan dengan beberapa orang sebulan setelah perceraian/putus, seperti Jon Gosselin, tapi penting untuk move on begitu kamu merasa siap. “Perempuan pada umumnya, apalagi setelah merasa sakit hati, menunggu untuk didekati oleh laki-laki,” Warren Farrell. Coba gunakan hakmu untuk memilih. Lihat sekeliling, pergi keluar dan cari kegiatan baru. Cermati kandidat yang ada dan pastikan kalau perasaanmu adalah hal yang harus didahulukan.
Saat bertemu seseorang yang kamu suka, jangan takut untuk mendekati dia. Hal paling buruk yang bisa terjadi adalah ditolak – dan kamu sudah survived dalam hal penolakan! – jadi kamu tahu kalau itu bukan akhir dunia.
Berita baiknya adalah kamu mendapatkan pengalaman dari hubungan terdahulu, dan lebih banyak tahu tentang orang yang seperti apa yang paling pas untukmu.
Punya pengalaman yang bisa dibagi? Let’s share!