Kesibukan sehari-hari ya mengurus kedua anak saya dan berkegiatan di AIMI pasti. Sebagai Ketua Umum AIMI tentu porsi kegiatan saya di sini cukup besar. Selain itu, saya juga membantu mengurus usaha keluarga. Kebetulan kami ada usaha di bidang penyewaan mobil.
Kenapa AIMI? Sederhana, semua terjadi karena pengalaman pribadi saya. Dulu saat dikaruniai anak pertama, saya pengen banget memberikan ASI eksklusif, apalagi saya cukup lama menantikan kehadiran anak. Tapi, ternyata niat saya nggak didukung dengan pengetahuan yang cukup tentang ASI. Sehingga, untuk anak pertama, saya hanya bisa memberi ASI selama 10 bulan.
Advertisement
Sejak saat itu saya bertekad, akan memberikan ASI yang lebih baik lagi pada anak kedua saya. Dan saya pun mulai mencari dan membaca berbagai referensi tentang ASI serta mengikuti pelatihan konselor laktasi WHO. Saya juga mulai terjun ke dunia ASI dengan menjadi pembicara di berbagai seminar, memberikan penyuluhan dan pelatihan pada ibu-ibu yang sedang hamil atau masa menyusui. Dalam kegiatan inilah saya bertemu dengan beberapa teman yang mempunyai visi dan misi yang sama. Dan akhirnya terbentuklah AIMI 4 tahun yang lalu.
Walaupun pada awalnya cukup banyak yang menyangsikan keberadaan AIMI, namun seiring dengan berjalannya waktu, banyak juga kegiatan yang berhasil kami adakan dan membuat orang mengakui AIMI.
Latar belakang pendidikan saya adalah hukum. Saya pernah bekerja di law firm, bahkan punya law firm sendiri. Tapi, saat saya kembali ke Indonesia setelah selesai menyelesaikan S2, saya memutuskan untuk berhenti dan keluar dari bidang hukum karena saya hamil. Memang hukum nggak ada hubungannya dengan kesehatan apalagi ASI. Tapi menurut saya, rasanya nggak perlu latar belakang pendidikan medis untuk bisa fokus pada ASI. Yang penting adalah niat.
Alhamdulillah, keluarga, terutama suami dan anak-anak mendukung kegiatan saya. Memang terkadang saya jadi sering ke luar kota, tetapi untungnya anak-anak sudah terbiasa dengan kegiatan saya sejak kecil. Selain itu, saat harus ke luar kota sebisa mungkin saya nggak nginap. Kalaupun harus menginap, sebisa mungkin saya akan berusaha untuk membawa anak-anak.
Pemerintah memang tidak memberikan dukungan langsung dalam bentuk dana. Tetapi, pemerintah selalu mendukung kegiatan AIMI melalui lembaga-lembaga terkaitnya.
Tantangan pastinya ada. Dan saya lebih menyukai istilah tantangan daripada menggunakan kata hambatan. Sebagai organisasi sosial nirlaba, tentunya dana adalah masalah utama kami dalam berkegiatan. Makanya di AIMI kami membentuk divisi belanja yang bertugas mengumpulkan uang untuk mendanai kegiatan kami. Karena kami tidak ingin organisasi sosial dicampuradukan dengan bisnis-bisnis pribadi.