1. Nggak Mau Menjawab Soal Harga
Problem: Seorang teman yang usil bertanya berapa yang kamu habiskan untuk mobil, baju, atau rumah, and you think it's none of her business.
Advertisement
Solusi: Saat seseorang bertanya di luar batas, kamu punya hak untuk nggak menjawab. Kalau dia bertanya tentang posisi seks favoritmu, apakah kamu merasa harus menjawab? Nggak, kan? Jadi saat teman bertanya berapa harga tas barumu, coba jawab dengan: “Aku punya aturan baru nggak akan share harga atau gaji. It’s nothing personal. Tapi kayaknya lebih gampang nggak ngomong soal uang dengan teman. Atau jika teman bertanya berapa harga renovasi rumahmu, bilang, “Yah, agak sedikit diluar bujet, tapi aku suka banget dengan hasilnya.” Kemudian ganti topik dengan: “Yuk, kita lihat-lihat.” Jawabanmu menunjukkan kalau hal tersebut nggak untuk dibahas.
2. Splitting the Bill
Problem: Bill datang, sementara kamu hanya pesan salad, dan yang lain pesan steak.
Solusi: Kalau hanya beda beberapa puluh ribu, nggak masalah membagi bill dengan rata. Tapi kalau kamu lagi pas-pasan – atau segelas wine yang kamu pesan pastinya nggak sebanding dengan tiga botol wine yang dihabiskan oleh teman-temanmu – jangan segan untuk bilang, “Kita bayar sendiri-sendiri, kan?” Make it plain and simple. Kamu bisa minta pada pelayan untuk memisahkan bill saat memesan. Kalau nggak bisa dan salah satu dari teman membagi rata bill yang ada, it’s OK untuk bilang, “Hey, girls, kayaknya Rp150.000,- cukup untuk makanan, segelas wine, tax dan tip. Boleh ya, aku bayar segitu dan kalian sisanya?” Your message is clear (“I owe less”), tapi nggak ngotot.
3. Meminjamkan Uang ke Teman
Problem: Kamu meminjamkan cukup banyak ke seorang teman. Saat dia melewatkan beberapa kali cicilan, dia muncul dengan tas baru yang mahal. Do you say anything?
Solusi: Ya, tapi jangan berasumsi. Bisa saja tas tersebut merupakan hadiah, atau dia baru naik gaji dan memang berniat untuk melunasi hutangnya padamu. Memang gampang banget untuk marah, tapi coba tanyakan dengan nada prihatin. “Aku merasa nggak enak, dan nggak pengen ini mengganggu kita. Tapi kamu belum bayar cicilan, dan tas barumu harganya nggak murah. Gimana, ya?” Itu sebenarnya cukup untuk ‘mengingatkan’ temanmu untuk melanjutkan cicilan. Kalau nggak, anggap ini pelajaran yang mahal: Jangan meminjamkan uang ke teman. Lebih baik anggap itu sebagai hadiah dan jangan harap kembali. Kalau terpaksa meminjamkan lagi, lakukan seperti transaksi finansial dan buat perjanjian yang jelas soal tanggal pembayaran, dan detil lainnya.
4. Paying for Advice
Problem: Seorang teman adalah desainer interior – atau akuntan, atau profesi lainnya – dan kamu perlu pendapat profesionalnya. Haruskah kamu membayar?
Solusi: Harus. Banyak orang yang berpikir kalau sahabat dan kenalan memilih suatu pekerjaan, bukan karena uang. Sehingga sah saja untuk meminta tolong tanpa membayar. Jangan. Kamu harus membayar untuk waktu dan nasihat yang diberikan oleh temanmu, walaupun dia nggak meminta. Kalau dia nggak bertanya duluan, bilang, “Cara pembayarannya gimana, nih? Kamu akan sediakan invoice? Dan berapa tagihannya?” Dengan begitu, kamu nggak akan kaget saat tagihan datang. Kalau dia memberikan tip dekorasi, membantu hitungan pajak secara gratis, cara yang baik untuk menunjukkan rasa terima kasih adalah memberikan voucher makan di restoran favoritnya atau mengajaknya makan di restoran atau rumahmu.
5. Patungan Hadiah
Problem: Beberapa orangtua ingin memberikan hadiah yang mahal untuk wali kelas, dan melebihi bujet yang kamu sisihkan. Speak up or pay up?
Solusi: Kalau sudah hadiah tersebut sudah dibeli salah satu orangtua dan kamu diberitahu harus membayar berapa, kamu bisa; berterimakasih atas pilihan hadiah yang bagus tapi katakan, “Kami sudah membelikan sesuatu untuk wali kelas, jadi nggak ikutan patungan, ya.” Dan beli sesuatu sesuai bujet. Pilihan lain: Kalau belum menentukan hadiah apa dan kamu ingin mengusulkan sesuatu yang lebih terjangkau, kirimkan SMS atau email ke semua orangtua. Berikan usulan yang spesifik, dengan hitungan berapa yang harus dibayarkan tiap orang. Kalau mereka setuju, tawarkan untuk membeli hadiah tersebut.
6. Membayar Bagianmu
Problem: Beberapa teman punya penghasilan lebih dibanding dirimu, dan mereka menolak saat kamu mau ikutan membayar. Kamu merasa nggak enak. How do you handle it?
Solusi: Biarkan saja, tapi cari cara kreatif dan nggak mahal untuk membalas kebaikan mereka. Orang yang punya uang lebih biasanya senang berbagi dengan teman. Dan jika kebetulan mereka sedang nggak punya pastinya kamu nggak masalah untuk melakukan hal yang sama. Be gracious and say "thank you." Caranya? Album foto saat liburan bersama atau kue atau masakan buatan sendiri adalah cara yang manis. Dan jangan malu untuk mengajak mereka untuk melakukan sesuatu yang murah. Misalnya potluck. Teman sejati lebih mementingkan menghabiskan waktu bersama.
7. Membatalkan Janji
Problem: Kamu berjanji untuk menghabiskan liburan bersama teman, tapi perhitungannya melampaui bujetmu.
Solusi: Setiap kamu akan membagi pembayaran sesuatu dengan teman, pastikan hal-hal yang berhubungan dengan bujet. Misalnya: “Aku hanya bisa kelas Ekonomi karena kalau Bisnis, kemahalan.” Atau “Harga kamarnya bisa nggak dibawah Rp500.000,- per orang semalam?” Kalau teman membuat reservasi yang mahal sebelum kamu membahas hal ini, jujur saja. Bilang, “Aku salah tangkap soal berapa bujet perjalanan ini. Aku nggak bisa mengeluarkan uang sebanyak itu sekarang.” Tapi kalau sebelumnya kamu setuju dan kemudian back out, kamu bisa menawarkan untuk membayar porsimu, misalnya biaya pembatalan. Lebih murah dibanding membayar liburan yang nggak sesuai dengan keuanganmu. Tapi kalau teman bilang akan meminjamkan uang? Jangan lakukan.
8. Berurusan Dengan Teman Yang Mengeluh Soal Uang
Problem: Seorang teman mengeluh nggak punya uang, tapi kemudian belanja gila-gilaan. How do you deal?
Solusi: Apakah temanmu seorang shopaholic yang kekurangan uang atau seseorang yang memang sering mengeluh soal uang? Waktunya untuk mengetahui yang sebenarnya. Coba katakan, “Minggu lalu kamu bilang nggak punya uang, tapi terus belanja sepatu di Linea. Aku kuatir, deh. Kamu punya masalah keuangan?” Kalau iya, Bantu dia untuk bertemu penasihat keuangan atau buku soal pengaturan keuangan.Tapi jangan terlalu involve dengan urusannya, dan jangan pinjamkan uang. Ingat – ada yang punya banyak uang tapi sering mengeluh soal uang seperti seorang yang kurus mengeluh tentang betapa gendutnya dia saat memakan seporsi brownies dengan es krim. Kalau kamu menanggapi dengan mengatakan kamu kuatir padanya, bisa jadi dia jadi sadar soal kebiasaan mengeluhnya dan stop doing it.
9. Menjawab Pertanyaan Soal Barang Murah
Problem: Seorang teman bertanya, “Beli di mana kemejanya? Keren!” Kamu nggak mau bilang kalau belinya di ITC. Jadi kamu bilang apa?
Solusi: Nggak usah malu beli barang murah, tapi bukan berarti harus jujur berapa harganya dan di mana belinya. Jawab saja dengan “Oh, ini udah lama. Lupa beli di mana.” Kalau kemejanya terlihat baru banget, coba jawab “Aduh, aku belanja macam-macam waktu itu, jadi nggak ingat.” Tapi ingat, bisa jadi dia nggak berniat untuk tahu harga kemeja tersebut. Komentar seperti ini bisa jadi artinya “Kamu kelihatan keren! Gimana caranya biar aku juga keren?” Anggap sebagai pujian. Kamu bisa bilang, “Aku belinya di toko kecil di Bandung, tapi kayaknya di Debenhams juga ada, deh.”
10. Menagih Uang Patungan
Problem: Sahabat atau teman kantor yang harusnya mengganti uang patungan kado padamu bilang, “Iya, nanti ya,” and never do. What should you do?
Solusi: Kirimkan email mengingatkan semua orang kalau kamu akan menagih dan sebutkan tanggal. Kalau tetap ada yang belum membayar, seminggu kemudian, email lagi – dengan berterima kasih dan menyebutkan yang sudah membayar. Kalau tinggal satu atau dua orang yang belum membayar, coba tanyakan langsung secara terpisah. Tanya apakah mereka sudah transfer dan kemungkinan kamu belum terima – jangan menuduh. Bisa jadi mereka benar-benar lupa. Atau mereka sedang kekurangan uang. Kalau itu yang terjadi, kamu bisa kompromi dan bilang mereka bisa membayar saat sudah gajian. Bisa juga untuk meminta kepada yang lain (tanpa terlalu banyak menjelaskan detilnya) apakah mau untuk menambahkan uang patungan, karena ada yang nggak bisa membayar.