Fimela.com, Jakarta Ashley Carter, 17 tahun dari Taunton di Somerset, Inggris tahu betul kalau orang-orang akan menganggap dirinya berbeda. Dilansir dari Mirror.co.uk, Ashley terlahir dengan sindrom Treacher Collins, yakni kelainan genetik langka yang dicirikan dengan perubahan bentuk wajah. Ya, wajahnya memang tak seperti orang kebanyakan, tapi ia tak ingin dianggap berbeda.
BACA JUGA
Advertisement
Namun Ashley memang tak dapat mengendalikan orang lain, orang yang seenaknya membullynya hampir setiap hari, tetapi ia harus menerimanya. “Perasaan saya hancur setiap hari karena pengganggu (para bullying) memanggil saya troll (makhluk aneh),” jelas Ashley kepada Mirror.co.uk.
Sindrom Treacher Collins ditemukan hanya 1 dari 10.000 kelahiran. Fitur fisik yang menjadi ciri khas dari kelainan tersebut adalah letak mata miring ke bawah, rahang kecil di bawah, dan perubahan bentuk telinga, atau bahkan tidak memiliki telinga. Ashley mengaku hatinya hancur setiap kali orang-orang memanggilanya serta melihat dirinya sebagai makhluk yang aneh.
Ashley sangat sedih lantaran orang-orang tersebut tak memikirkan apa yang yang ia harus jalani untuk memperbaiki kesehatannya. Total Ashley sudah menjalani lebih dari 30 kali operasi dan itu diakuinya sangat menyakitkan. “Ini (operasi) sangat menyakitkan,” tegas Ashley. Berbagai operasi telah ia jalani, mulai dari memperbaiki tulang pipi hingga pengangkatan rahang.
Ashley sadar kalau secara fisik ia sangat berbeda, tapi orangtuanya tak pernah memperlakukan dia berbeda. Meskipun memiliki kelainan genetik, tapi orangtuanya mengajarkannya sama seperti anak-anak lainnya. Dan hal tersebutlah yang membuat Ashley merasa bahagia dan sangat percaya diri.
Advertisement
Setiap Hari Pulang ke Rumah dan Selalu Menangis
Ketika masih kecil ia merasa sangat bahagia, mungkin karena saat itu ia belum banyak berinteraksi dengan anak-anak yang lain. Tapi, ketika bersekolah hal yang tak pernah diduga olehnya terjadi. Setiap hari ia dibully oleh teman-teman sekelasnya. “Dua anak laki-laki mulai mengejek saya, memanggil saya jelek,” jelas Ashley.
Banyak hal yang terjadi olehnya selama di sekolah. “Mereka akan membawa saya berkeliling dan seseorang ada yang menjepit saya ke dinding,” kenang Ashley. Tak hanya itu, terkadang Ashley harus kehabisan bangku di ruang kelas hingga akhirnya ia hanya bisa duduk di koridor sambil menangis.
“Saya pulang ke rumah setiap hari selalu menangis karena beberapa rang akan mengejar saya di jalanan dan saya sangat ketakutan,” jelas Ashley. Tapi, meskipun mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan Ashley tahu apa yang dia inginkan. Ashley kini rajin berkeliling Inggris untuk mempublikasikan kampanye anti-intimidasi terhadap orang-orang yang memiliki kelainan seperti dirinya.
Tak Ingin Orang Lain Dibully
Saat ini Ashley bekerja keras dengan Fixers, sebuah badan amal yang membantu orang-orang muda untuk berkampanye tentang isu-isu penting bagi mereka. “Ini semua tentang menggunakan masa lalu kamu untuk memperbaiki masa depan-dan bagi saya itu berarti memastikan anak-anak lain tidak menderita seperti yang saya alami,” katanya.
Menurutnya kampanye yang diikutinya telah membawa kepercayaan dirinya kembali. “Saya naik bus secara teratur sekarang, komentar orang lain tidak mempengaruhi saya lagi. saya merasa senang dan nyaman dengan penampilan saya dan saya merasa lebih baik ketika melihat ke cermin, saya merasa bahagia dengan diri saya sendiri.”
Ashley memang sudah mendapatkan kepercayaan dirinya kembali, namun ternyata di luar sana tetap ada orang-orang yang selalu berkomentar buruk tentangnya. “Baru-baru ini satu rang menulis di Facebook: ‘Bayangkan kamu bangun setiap pagi dengan penampilan seperti itu’.
Tapi secara tegas Ashley mengatakan,”Saya tidak akan membiarkan komentar tersebut mengganggu saya. Yang lebih penting adalah bahwa masih banyak komentar positif lainnya yang sangat indah dan membuat dirinya bahagia.”