Fimela.com, Jakarta Happy weekend! Rencana apa yang telah kamu siapkan untuk weekend ini? Pergi bersama keluarga? Kencan bersama pasangan? Main bersama teman? Atau memilih di rumah saja sambil melakukan aktivitas yang entah apa? Apa pun itu, semoga membuat nggak kehilangan esensi dari bahagia, ya.
BACA JUGA
Advertisement
Kalau saya pribadi, sebagai pekerja full time, weekend adalah waktu yang paling saya nanti-nanti. Di mana weekend adalah waktu saya untuk benar-benar bisa tidur lebih lama dari hari-hari biasanya. Jika saat weekdays saya bangun pukul 09.00, maka saat weekend saya bisa menambah jam tidur saya sekitar 2-5 jam lebih lama.
Mungkin terbaca sepele, tapi, jika kamu senasib dengan saya, at least kamu adalah pekerja juga tanpa peduli bangun jam berapa, pasti kamu akan menemukan kenikmatan yang sama saat weekend tiba. Dengan kata lain, emakin tua, kamu akan merasa jika weekend semakin berharga.
Kenapa saya bilang begitu? Sebab, saya menyadari, lelahnya saya ketika sekolah dan ketika sudah bekerja itu beda. Pun tingkat stresnya. Menurut saya pribadi, sekolah nggak lebih lelah daripada waktu bekerja. Di mana masih ada kesempatan untuk bercanda dan tertawa all the time dengan teman-teman di tengah deadline tugas.
Sedangkan bekerja? Pekerja dituntut untuk profesional dalam menyelesaikan tugas. Bercanda mungkin hanya alakadarnya saja. Sebab, setiap gerak gerik pekerja di lingkungan kerja akan dinilai dan mempengaruhi Key Performance Indicator (KPI). Hal inilah yang membuat tingkat stres bekerja lebih tinggi dibandingkan pelajar. Menurut saya.
Advertisement
Merayakan Weekend
Saya masih ingat betul, waktu zaman saya masih sekolah dan kuliah, saat weekend tiba, saya banyak menghabiskan waktu untuk hang out keluar rumah. Entah pergi bersama sepupu-sepupu makan di luar atau pergi bersama teman-teman untuk nonton band-band favorit kami. Bahkan, saat weekday pun, saya masih punya waktu untuk nge-gigs, lho. Betapa lowong dan bahagianya saya kala itu.
Sekarang? Weekday benar-benar saya habiskan untuk bekerja dari siang hingga malam. Sehingga sekarang saya banyak ketinggalan untuk hal-hal yang saya gemari. Salah satunya adalah menonton band-band favorit yang selalu perform di malam hari, jam-jam ketika saya masih harus menyelesaikan pekerjaan.
Dan ketika weekend tiba, saya lebih memilih untuk mengistirahatkan diri daripada keluar rumah. Sesekali, saya masih menyempatkan diri untuk bersosialisasi dan bersilaturahmi dengan teman-teman meski hanya lewat kondangan. Atau jika memungkinkan, saya akan keluar rumah untuk datang ke event-event di Jakarta.
Intinya, kalau nggak penting-penting banget, saya akan memilih di rumah saja, menghindari hingar bingar ibu kota yang setiap hari saya rasakan. Semakin tua, saya semakin menyadari bahwa weekens semakin berharga. Ya, waktu yang berharga untuk tidur. Mengistirahatkan diri dari tekanan pekerjaan. Meski pada kenyataannya, weekend saya juga kadang saya gunakan untuk bekerja. WHAT A SHAME! :")
Tetap Bersyukur
Well, dengan cara apa pun saya dan kamu menghabiskan weekend, kita nggak boleh lupa untuk mengucap syukur kepada Tuhan atas apa yang kita dapat dan miliki saat ini. Kita harus menyadari jika hidup ini memang dinamis. Maka nggak heran jika ada pepatah yang mengatakan kehidupan itu seperti roda. Terus berputar.
Beberapa tahun lalu, mungkin kita menghadapi weekend dengan bangga dan tangan terbuka untuk menggenggam dunia. Namun, kini, di usia dan tuntutan hidup serta life stage yang berbeda, mungkin kita harus sedikit menundukkan kepala dan nggak lagi untuk mengharapkan hal-hal yang cuma kita inginkan. Melainkan, kita juga harus memprioritaskan untuk mendapat hal-hal yang kita butuhkan. Istirahat, salah satunya.
Usia kita semakin bertambah, kondisi fisik tak dimungkiri pasti akan semakin renta. Jadi, kita nggak perlu untuk menuntut diri sendiri untuk tetap hits saat weekend tiba. Nikmatilah waktu sebaik mungkin dengan diri sendiri orang-orang tersayang. Tak melulu merayakan weekend dengan hingar bingar, toh merayakan dalam diam, leha-leha di kasur, masak, atau olahraga lari komplek, mungkin akan lebih baik. Semoga.
Salam,
Febriyani Frisca