Fimela.com, Jakarta Menjalin hubungan atau merasakan semua sensasi cinta-cintaan memang tidak menjadi tujuan semua orang. Oleh sebab itu, status jomblo atau punya pacar tak selamanya valid untuk jadi tolak ukur kebahagiaan rohani seseorang.
BACA JUGA
Advertisement
Punya pacar tak selalu berarti bahagia, jomblo pun tak melulu nelangsa. Pada dasarnya itu semua bergantung pada kesiapan. Kalau belum siap terikat komitmen, apa salahnya menjomblo?
Seburuk-buruknya dorongan untuk punya pacar adalah karena takut diledek jomblo. Kalau sudah dikuasai dorongan itu, bisa-bisa kamu sembarang memilih pasangan, atau malah jadi seperti menciptakan jebakan bagi dirimu sendiri, lho.
Alih-alih bahagia, punya pacar malah jadi tidak menyenangkan karena kamu belum siap berkomitmen. Hmm, jangan dipaksa. Komitmen itu bukan hal main-main, dan komitmen tak selalu datang berbarengan dengan perubahan status dari jomblo ke punya pacar.
Kamu yang paling tahu sudah siap atau belumnya kamu untuk berkomitmen. Sekiranya memang belum, tahan lah. Tak ada salahnya tunggu sebentar sampai kamu bertemu seseorang yang bisa membuatmu yakin untuk berkomitmen dalam hubungan.
Advertisement
Ini yang Terjadi Saat Kamu Belum Siap Berkomitmen dalam Suatu Hubungan
1. Kamu menolak untuk terlibat terlalu jauh dalam hidupnya
Jangankan diajak untuk mengenal keluarganya, untuk tahu siapa teman-temannya pun kamu enggan. Dirinya sendiri saja rasanya rasanya sudah terlalu luas untuk kamu jelajahi dan kamu tidak terlalu berminat melakukannya.
2. Tidak mau berkompromi untuk kepentingannya atau kepentingan bersama
Berjalannya sebuah hubungan adalah tentang kompromi. Tanpa kompromi, hubungan itu takkan beranjak ke mana-mana. Tapi ya begitulah, kamu memang tak berniat melihat hubungan kalian dalam jangka panjang.
3. Kamu enggan mengikuti 'aturan main' dalam berpacaran
Kalau pacaran butuh komunikasi, kamu menolak menjalin komunikasi. Dia merasa perlu tahu kabarmu, kamu merasa ribet sendiri kalau harus kabar-kabarin dia. Semua hal sederhana sekalipun bagimu akan menyusahkan.
4. Kamu senang diperlakukan manis olehnya, tapi dalam hati masih banyak pertanyaan
Jujur dari lubuk hati terdalam, kamu memang menikmati perlakuan manisnya. Bagaimana mungkin kamu tidak menikmatinya kalau dia membuatmu merasa diinginkan? Tapi, hatimu tetap dipenuhi pertanyaan-pertanyaan yang tak seharusnya ditanyakan.
5. Tidak masalah kalau dia tidak ada, bagimu teman jauh lebih berharga
Kamu tak merasa kesepian apalagi kehilangan jika dia tidak ada, karena kamu pun lebih nyaman bersama teman-temanmu daripada bersamanya. Nah, kalau sudah seperti itu mau berharap apa?