Fimela.com, Jakarta Banyak faktor yang mampu membuat remaja perempuan memiliki kepercayaan diri rendah. Pengaruh media dan lingkungan bisa jadi faktor penyebabnya.
Terus menerus tidak percaya diri dapat menghambat seseorang mencapai potensi dirinya. Padahal, kalau bisa menemukan kelebihan diri dan fokus untuk memaksimalkannya, tak ada kata tak mungkin bagi seseorang untuk mencapai kesuksesan.
Hal tersebut pernah dialami dua wanita inspiratif, yaitu disable-preneur Angkie Yudistia dan fotografer Nicoline Patricia Malina. Keduanya pernah merasa minder saat masih duduk di bangku SMP dan SMA, tetapi mereka berhasil bangkit dan kembali percaya diri hingga akhirnya bisa sukses seperti sekarang.
Advertisement
Angkie, misalnya, mengalami penurunan kemampuan pendengaran pada usia 10 tahun. Sejak saat itu, ia hanya bisa mendengar dengan melihat gerak bibir seseorang dan kini harus selalu memakai alat bantu pendengaran.
Kejadian tersebut membuat Angkie sempat merasa tertekan. Terlebih lagi, dirinya bersekolah di sekolah umum, sehingga ia merasa sebagai kaum minoritas.
Butuh waktu 10 tahun bagi Angkie untuk bisa menerima dirinya. Transisi terjadi ketika ia mau memasuki masa kuliah. Angkie memutuskan untuk lebih percaya diri karena ia tak lagi mau merasa sendirian dan kesepian.
"Akhirnya aku berpikir bahwa setiap wanita itu pasti ada kelebihan di balik keterbatasannya. Kecantikan kita, itu kita yang ciptakan," ujarnya, saat menjadi narasumber Dove Self-Esteem Project School Workshop di SMAN 74, Jakarta, Senin (16/4/2018).
Kini, Angkie sudah menjadi social entrepreneur sukses. Ia memiliki sebuah organisasi yang menyalurkan para penyandang disabilitas ke tempat kerja. Sudah ada 1021 penyandang disabilitas yang dinaungi organisasinya.
Fotografer inspiratif
Kisah yang tak kalah inspiratif juga dibagikan oleh fotografer fesyen sukses, Nicoline Patricia Malina. Pada masa-masa awal ia ingin menjadi fotografer, banyak pihak yang meremehkan dan menolak Nicoline. Hal ini disebabkan masih sedikitnya fotografer wanita pada saat itu, terutama di Belanda tempat ia tinggal dulu.
Banyak orang berpendapat bahwa wanita tidak mampu memahami teknis fotografi. Namun, Nicoline tidak pernah menyerah. Akhirnya, setelah 5-6 tahun berusaha membuktikan kemampuannya, ia mulai diakui sebagai fotografer fashion profesional.
Nicoline pun berpesan agar remaja perempuan tak melulu memikirkan soal penampilan. Ia mengingatkan untuk selalu bersyukur atas kelebihan yang diberikan oleh Tuhan.
"Kalau terus-terusan mikirin penampilan, jadinya enggak mau berkarya dan bersosialisasi. Aku justru merasa cantik pas aku berkarir, memotret," ucap Nicoline, dalam acara sama.
Sayangnya, masih banyak remaja perempuan Indonesia yang menjadikan kecantikan sebagai sumber kecemasan. Dove Girls Beauty & Confidence Report menunjukkan bahwa 54 persen remaja perempuan di dunia tidak memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Bahkan, 7 dari 10 remaja di Indonesia menarik diri dari aktivitas-aktivitas penting di kehidupan, seperti berkumpul bersama keluarga dan teman, mengikuti kegiatan kelompok, karena tidak percaya diri dengan penampilan.
Padahal, kepercayaan diri merupakan modal awal untuk mencapai potensi maksimal. Untuk membantu remaja perempuan Indonesia meningkatkan kepercayaan diri dan meraih potensi terbaiknya, Dove mengadakan Dove Self-Esteem Project, sebuah program edukasi kepercayaan diri bagi remaja perempuan.
Sejak pertama kali diluncurkan pada 2004, Dove telah membantu lebih dari 20 juta remaja secara global untuk membangun kepercayaan dirinya. Di Indonesia sendiri, Dove telah membantu lebih dari 140.000 remaja hingga akhir tahun 2017. Merek produk perawatan diri ini menargetkan lebih dari 140.000 remaja lokal dan 20 juta perempuan global lagi yang akan dibantu dalam setahun ke depan.
Kalau kamu juga ingin mendapat edukasi tentang kepercayaan diri, kamu bisa mengunduh modul Dove Percaya Diri di sini. Yuk, tingkatkan kepercayaan dirimu dan ikuti jejak sukses Angkie dan Nicoline!
Â
Â
(ADV)