Fimela.com, Jakarta Cabai terpedas di dunia bukan cuma menjadi bumbu dapur yang digemari. Tapi, juga menjadi tren hingga digelar sebuah ajang kontes memakan cabai tersebut. Sayangnya, sebuah kecelakaan terjadi pada pria 34 tahun yang terpaksa dibawa ke rumah sakit. Pasalnya, dia mengalami sakit kepala "thunderclap" akibat penyempitan mendadak dari pembuluh darah yang memasok darah ke otak. Kondisi ini dikenal sindrom vasokonstriksi serebral reversibel (RCSV).
BACA JUGA
Advertisement
Dalam kontes makan cabai di New York State, Amerika Serikat, pria itu makan satu cabai Carolina Reaper. Pria yang tak disebutkan namanya ini mengalami nyeri leher yang parah selama beberapa hari disertai sakit kepala yang berat. Tak tahan dengan sakit kepala, ia memeriksakan diri ke rumah sakit.
CT scan menunjukkan, beberapa arteri di otak telah menyempit, dilansir dari BBC, Rabu (11/4/2018). Gejala sakit kepala itu sembuh sendiri. Hasil CT scan lima minggu kemudian menunjukkan, arteri telah kembali ke ukuran normal.
Cabai terpedas di dunia yang dimakan pria itu tercatat dalam Guinness World Records pada 2013. Ed Currie dari Pucker Butt Pepper Company di South Carolina menanam Carolina Reaper selama sepuluh tahun.
Ed menanam cabai tersebut karena zat kimia yang ada di dalam Carolina Reaper bernama capsaicin berpotensi sebagai obat melawan kanker. Ia menyumbangkan setengah cabai Carolina Reaper dari hasil panennya untuk penelitian kanker.
Advertisement
Sebabkan kejang sampai kematian
Meskipun cabai ditemukan di banyak hidangan di seluruh dunia, capsaicin sebenarnya adalah neurotoksin, racun yang menyerang sistem saraf. Kadar capsaicin yang cukup besar dapat menyebabkan kejang, serangan jantung, bahkan kematian.
Selain Carolina Reaper, ada juga jenis cabai terpanas di dunia, yakni cabai jilbob bhut jolokia. Peneliti Paul Bosland menemukan, jilbob bhut jolokia bisa membunuh Anda dalam sekejap.
"Sebuah penelitian pada tahun 1980 menemukan, makan 1 kg jilbob bhut jolokia dalam bentuk bubuk atau dimakan langsung bisa membunuh orang yang punya berat 68 kg," kata Bosland, dikutip dari Medical Daily.
Reaksi langsung
Ruari Barratt, seorang jurnalis freelance yang bekerja di Inggris merasakan efek terlalu banyak makan capsaicin, yang ditambahkan pada burgernya.
Ia mengalami rasa sakit yang menyakitkan di mulut, hanya beberapa saat setelah gigitan pertama burger.
Seiring berjalannya waktu, rasa sakit semakin memburuk. Kaki dia mulai kejang. Wajah Ruari sangat pucat dan sulit untuk berbicara.Reaksi tersebut berlangsung selama tiga jam. Ia tidak mengalami kerusakan jaringan tubuh.
Penulis: Fitri Haryanti Harsono
Sumber: Liputan6.com