Fimela.com, Jakarta Hari ini, Senin, 9 April 2018, satu hari menjelang konser The Script Jakarta, semua aktivitas saya berjalan seperti biasa. Nggak ada persiapan berarti kecuali meluangkan lebih banyak waktu untuk menyelesaikan pekerjaan kantor dan beberapa lainnya sesegera mungkin, supaya besok bisa melenggang keluar gedung ini selagi matahari masih ada.
BACA JUGA
Advertisement
Beda dengan euforia menjelang konser Coldplay tahun lalu dengan segala dramanya. Perburuan tiket yang heboh, hunting tiket pesawat, nge-take tanggal cuti dari jauh-jauh hari, dll, dsb, sudah dijalani berbulan-bulan sebelumnya. Hahaha. Ya, kadar cinta saya ke Coldplay memang jauh lebih besar daripada ke The Script meski saya juga lumayan nyimak perjalanan band yang digawangi oleh Danny O'Donoghue ini.
Lagu The Man Who Can't Be Moved masih jadi lagu wajib tiap karaokean, nggak peduli walau hubungan sama pasangan lagi bahagia-bahagianya. SO I'M NOT MOOOOOVING~~~
Atau, Breakeven, lagu tentang ditinggal move on yang menyayat-nyayat hati itu? WHAT AM I SUPPOSED TO DO WHEN THE BEST PART OF ME WAS ALWAYS YOU~~~
Hmm, memberi contoh pakai dua lagu itu pasti saya bakalan dibilang "Nggak ngerti The Script" sama yang bener-bener nge-fans. Tahunya cuma lagu hits mereka aja. Payah. Bweek.
Biarin, ah. Sikap saya masih lama seperti ketika berada di pusaran euforia konser Coldplay waktu itu; kalau yang datang cuma tahu beberapa lagu, memangnya kenapa? "Yang punya konser" pun nggak pernah memisah-misahkan mana fansnya yang hapal semua lagu dan mana yang nggak. Konser ini terbuka untuk semua, siapapun yang punya uang, mampu beli tiket dan ingin datang, bisa hadir.
Jadi saya bakalan datang dengan modal hapalan lagu The Script yang pas-pasan. :')))
Advertisement
Konser Musik Sebagai Sarana Menuju Kebahagiaan
Perburuan tiket The Script buat saya juga nggak sesulit nyari tiket Coldplay tempo hari. Waktu itu saya niat banget nyari tiket Coldplay, sementara sekarang ini sebenarnya rada-rada impulsif, eh tapi dapetnya malah effortless. Walau begitu, saya yakin banyak die hard fans The Script yang betulan mau nonton tapi nggak dapet tiket.
Lah, saya jadi mikir, apakah sebenarnya kunci dari mendapatkan tiket konser band kesukaan adalah niat yang tanggung, pemirsa?
Well, konser The Script ini mungkin juga salah satu perwujudan dari doa saya saat menyambut pergantian tahun kemarin. Suatu waktu ketika saya sedang merenung tentang perjalanan hidup di 2017, i look at the big picture and Coldplay concert's is the highlight of my entire year. Nonton konser Coldplay sungguh memulihkan semangat hidup saya pasca kehilangan Bapak akhir tahun 2015 lalu.
Konser Coldplay memang salah satu mimpi, dan agenda nonton di Singapore waktu itu adalah realisasi dari mimpi yang saya simpan bertahu-tahun di kepala. Mengejarnya bikin saya kembali menemukan tujuan hidup.
Mengingat-ngingat semua keriaan saat berada di tengah konsernya juga rasanya menyenangkan sekali. The music, the dance, the jumps, the lights, semuanya jadi satu memori indah yang bekerja secara magis dalam ngasih 'bahan bakar' buat perjalanan hidup selanjutnya.
Nonton konser musis kesukaan adalah salah satu sarana kebahagiaan.
Karena itu, akhir tahun kemarin saya berdoa. "Semoga 2018 bisa lebih sering nonton konser, Ya Tuhaaaaan...." :)))
Lah bener aja, dari awal tahun banyak pengumuman konser dari musisi-musisi luar yang lagunya saya nikmati. Salah satunya The Script ini. Hmm, selanjutnya apa, ya?
MARI KITA NONTON KONSER LEBIH BANYAK UNTUK HIDUP LEBIH BAHAHAHAHAHAGIA!