Fimela.com, Jakarta Teman tapi menikah memang ada di dunia nyata, tapi tentu saja itu tak berlaku untuk semua orang atau semua pertemanan. Orang-orang yang menikah dengan temannya mungkin bisa demikian karena campur tangan takdir, atau upaya serta curahan energi yang sama selama perjalanan hubungan mereka sebagai teman.
BACA JUGA
Advertisement
Kamu dan teman cowok yang dekat denganmu belum tentu bisa seperti itu. Kamu juga tak perlu memaksakan agar bisa seperti itu. Lihat lah kisah teman tapi menikah yang digembar-gemborkan dalam buku dan film itu sebagai hiburan yang menyenangkan, bahwa hidup kadang memamg selucu itu. Namun jika pada kenyataannya kamu dan temanmu tak menuji ke sana, tak perlu dipaksakan.
Mungkin, kamu jatuh cinta sendirian. Hanya kamu yang cinta, sementara dia tidak. Mungkin juga, cuma kamu yang menganggap kedekatan kalian itu sebagai cinta, sementara dia bertahan sebatas teman saja.
Let it be. Pada hubungan pertemanan kamu dan si dia, memang beginilah yang seharusnya. Tak perlu memaksakan standar hubungan pertemanan orang lain pada hubungan pertemananmu sendiri, seberapapun manisnya kisah mereka.
Percayalah, memaksakan hubungan pertemanan kamu dan dia ke arah percintaan, akan membuatmu menyesal pada akhirnya.
Advertisement
Alasan Mengapa Sebaiknya Kamu Tak Paksa Membawa Pertemananmu ke Arah Pernikahan
Nyaman berteman belum tentu nyaman jadi pacar
Fondasi hubungan baik pertemanan maupun asmara pastilah salah satunya terbuat dari kenyamanan. Namun, pertemanan dan asmara itu dua arah yang berbeda, tentu level dan definisi kenyamanannnya akan berubah pula.
Meski sebelumnya kamu nyaman jadi teman, bukan berarti kalian akan nyaman jadi pacar, lho. Makanya jika memang tak ada tanda-tanda kecocokan sebagai pasangan, tak perlu berusaha terlalu keras untuk membuatnya jatuh cinta.
Memaksakan kehendak justru mengikis kenyamanan pertemanan kalian
Ketika berada di zona nyaman sebagai teman pasti kalian lebih leluasa untuk bersikap dan berkata apa saja kepada satu sama lain. Sedangkan ketika sudah jadi pasangan, yang "sembarangan" itu bisa jadi masalah besar.
Terlalu Memaksakan Hubungan ke Arah Sana Akan Membuat Kalian, Khususnya Dia, Merasa Kehilangan Kenyamanan Itu
Tanpa rasa nyaman, jangankan pacaran, bertemanpun pasti tak seasyik dulu
Kalau kamu dan dia mendefinisikan nyaman dengan berbeda, akan sangat mudah untuk menemukan ketidakcocokan antara kalian. Ketidakcocokan itu mampu menghadirkan jarak hingga kamu dan dia tak bisa lagi sedekat dulu.
Bagian terburuk dari hilangnya kenyamanan akibat terlalu memaksakan teman jadi cinta, adalah kamu bukan hanya kehilangan cinta tapi juga kehilangan teman. So, masih mau memaksakan?