Fimela.com, Jakarta Siapa sih yang nggak mau jadi konglomerat yang punya harta berlimpah? Tapi gimana kalau malah bikin frustasi seperti yang dialami konglomerat Chen Sheng, keinginan itu masih mau ada nggak?
Jadi ceritanya, lima tahun lalu Chen yang merupakan pendiri perusahaan minuman Tiandi No 1 Beverage Inc menyiapkan uang 31,9 juta dollar atau sekitar 438 miliar rupiah untuk pembangunan 258 vila di Guanhu, Guangdong, China seperti dilansir dari South China Morning Post. Untuk setiap bangunannya berukuran 280 meter persegi, 5 kamar tidur, garasi dan sebuah taman kecil. Nah kurang apa coba?
Pengembang juga menyediakan fasilitas jembatan, lapangan basket dan bulu tangkis. Bahkan sampai dibangun panggung untuk menyelenggarakan pertunjukan opera. Tapi, meski beberapa vila tersebut sudah bisa ditempati mulai akhir tahun 2017 kemarin, bangunan tersebut masih belum ada yang menempati. Apa masalahnya? Ini semua karena ada pertengkaran yang terjadi antar penduduk desa. Mereka bingung siapa yang mendapatkan satu atau bahkan dua rumah.
BACA JUGA
Chen sendiri membangun vila berdasarkan data sensus 2013 yang mengatakan ada 190 kepala keluarga di desa tersebut. Meski ada kelebihan 70 rumah, beberapa tahun kemudian setelah pengumuman rencana pembangunan tersebut banyak penduduk desa yang mengatakan bahwa mereka membutuhkan lebih dari 1 rumah. Alasan mereka adalah untuk mengakomodasi keluarga mereka yang semakin lama semakin banyak.
Chen yang awalnya bermurah hati mendonasikan sebagian hartanya jadi berkecil hati lantaran melihat reaksi dari penduduk desa yang tamak dan hal itu membuatnya frustasi. "Setelah saya kembali ke desa, semua orang meminta macam-macam. Jadi aku memilih tak kembali lagi ke desa asalku," tutur Chen. Menurut laporan, Chen sudah tak kembali lagi ke desanya setelah 2 tahun.
Advertisement
Niat Baik
Selain membangun vila, Chen dikabarkan juga akan menanam kebun leci dan membangun peternakan besar untuk babi. Dan rencananya dibangun di dekat bangunan vila tersebut untuk menciptakan 100 pekerjaan untuk masyarakat sekitar.
Chen bahkan berencana akan membeli babi peliharaan masyarakat setempat untuk perusahaan pengolahan daging yang dimilikinya. Tujuan Chen sendiri adalah untuk menjamin pasar masyarakat setempat.
"Dalam empat tahun, pendapat rata-rata penduduk desa akan menjadi 200.000 yuan (sekitar 438 juta rupiah) per tahun. Jadi mereka tidak perlu khawatir tentang rumah atau pendidikan untuk anak-anak mereka," tutur Chen.
Sebuah laporan menyebutkan komite desa berencana akan mengadakan pertemuan dengan para warga desa untuk mencari jalan keluar dari permasalahan ini. Duh, semoga saja ya bisa ada solusi untuk masalah ini. Sayang banget untuk rumah dan rencana ke depannya.
Â
Penulis:Â Cinthya Septavy
Sumber: Kapanlagi.com