Fimela.com, Jakarta Selama ini, kamu para istri yang selalu menggunakan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan dan menjalani program keluarga berencana. Salah satu alat kontrasepsi wanita yang banyak digunakan dan mudah adalah pil KB.
Namun sekarang bukan cuma kamu saja yang bisa mengonsumsinya. Karena sang suami juga bisa mengonsumsi pil KB khusus pria yang bisa mencegah produksi sperma.
Advertisement
BACA JUGA
Dilansir dari Live Science pada Selasa (20/3/2018), penelitian awal dilakukan pada beberapa pria yang mengonsumsi pil uji coba tersebut selama sebulan. Pil KB tersebut tampaknya bekerja dengan cara menghalangi produksi sperma. Obat tersebut juga diklaim aman.
Obat itu dinamakan Dimethandrolone Undecanoate atau DMAU. Hal ini dianggap sebagai langkah besar dalam pengembangan pil KB untuk pria. Pernyataan ini dinyatakan oleh Dr. Stephanie Page, profesor kedokteran di University of Washington Medical Center di Seattle, Amerika Serikat.
Pil itu mengandung obat yang bekerja seperti androgen, atau hormon pria seperti testoteron, progestin, dan hormon seks lainnya.
Penelitian ini dipresentasikan pada Minggu, 18 Maret waktu setempat, di ENDO 2018, pertemuan tahunan ke 100 Endocrine Society di Chicago, Amerika Serikat.
Walaupun begitu, penelitian yang lebih panjang masih diperlukan untuk memastikan apakah hal itu benar-benar bisa menghambat produksi sperma atau tidak.
Advertisement
Kondom Kurang Bermanfaat
Selama ini, untuk mengontrol kelahiran pada pria, hanya terbatas pada penggunaan kondom. Selain itu, kendali saat hubungan seksual juga bisa mengendalikan kehamilan.
Namun, keduanya dianggap kurang efektif ketimbang metode kontrasepsi yang digunakan wanita. Sekalipun pria juga bisa melakukan vasektomi, namun cara ini dianggap sulit dan terkadang tidak bisa dikembalikan lagi ke keadaan semula.
Pengembangan pil KB untuk pria sebelumnya mengalami masalah. Obat testoteron oral contohnya, efek benda itu akan pergi dari tubuh dengan cepat. Sehingga, pria harus mengonsumsi pil dua kali sehari.
DMAU dianggap mengandung molekul asam lemak dengan rantai yang panjang, dan dapat memeperlambat pembersihan testoterone.
Itu berarti, efeknya akan ada di tubuh untuk jangka waktu yang lebih panjang.
Penulis: Giovani Dio Prasasti
Sumber: Liputan6.com