Fimela.com, Jakarta Banyak orang yang bilang teman adalah sebenar-benarnya diary hidup. Kepada dia lari dan menumpahkan semua yang menjadi beban diri. Kepada mereka pula kita datang untuk berbagi bahagia. Teman ada saat duka maupun suka. Lebih dari itu, teman adalah yang paling mengerti kita.
BACA JUGA
Advertisement
Teman--teman baik--kadang lebih mengerti kita dibanding diri kita sendiri. Saat kita kehilangan gairah hidup, mereka siap memberi kita petualangan baru. Saat kita tak tahu arah, mereka menjadi kompas penunjuk kita. Saat otak kita tak bisa dipakai untuk berpikir dengan jernih, kita bisa berpikir melalui otaknya. Dia yang akan menunjukkan hasil pemikiran yang jernih saat kita kalut.
Masih perlu disebutkan seberapa banyak lagi tentang pentingnya seorang teman, dan perannya dalam hidup kita?
Teman yang baik selalu ada kapanpun kita butuh, dia menjadi partner di segala sendiri kehidupan. Dia mengerti saat kita marah, dia mengerti saat kita sedih, dia mengerti saat kita hanya ingin diam namun tetap merasa butuh didengar.
Ya, begitu besar peran teman baik dalam hidup kita. Saat kita tidak bisa mengandalkan diri sendiri, dia bisa kita andalkan. Dia bisa jadi buku diary yang otomatis merekam perjalanan hidup kita dari waktu ke waktu. Bahkan, dia rela jadi tempat sampah yang menampung semua unek-unek kita; meski bukan dia penyebabnya.
Advertisement
Yang Sering Dilupakan Tentang Sosok Teman
Begitu besarnya peran teman, untuk kita. Sayangnya kita sering lupa, bahwa bagi dia kita juga seorang teman. Teman yang baik tak hanya meminta, tapi juga memberi.
Teman memang mengerti, memahami, dan menerima kita apa adanya. Bahkan mereka memaklumi perangai jelek kita kalau ada. Sebaik-baiknya teman adalah yang menerima dan mencintai kita apa adanya.
Teman yang baik juga memperingati kita saat kita melangkah ke arah yang salah. Saat kita betulan salah, dia tak segan menyadarkan dengan cacian yang terlontar persis di depan wajah kita; tidak di belakang. Tapi, di hadapan orang lain kitalah yang dia bela.
Teman yang baik juga tidak menjadikan temannya 'bantalan'. Tidak mentang-mentang dia selalu mendengar, mengerti, dan menerima apapun yang kita bawa--termasuk sifat-sifat jelek dan kebiasaan buruk kita.
Teman yang baik paham pentingnya komunikasi, paham pentingnya mengerti, juga pentingnya 'saling'. Yang terpenting adalah, teman yang baik akan berdebat dengan kita saat muncul dua nilai yang bersebrangan dalam keseharian, tidak memendam lalu pergi diam-diam meninggalkan kita dalam kebingungan. Kemudian kembali dan meminta pemakluman.
Cheers and good luck to your "i'm not in the good mood please everyone understand me until i'm feeling well again" attitude. :)