Fimela.com, Jakarta Edisi spesial Sounds of Bintang kali ini menampilkan Yuni Shara. Sekian lama berkiprah di industri musik Tanah Air, Yuni Shara masih mempertahankan eksistensinya. Tak mudah memang, karena biasanya mencapai sebuah posisi tertentu lebih mudah dilakukan daripada mempertahankannya.
Sementara itu, sebuah industri memang selalu diwarnai dengan regenerasi, tak terkecuali dengan industri hiburan. Fenomena pendatang baru memang selalu terjadi dalam dunia yang begitu dinamis tersebut.
Advertisement
BACA JUGA
Di antara serbuan talenta-talenta baru khususnya di bidang musik tak membuat Yuni Shara kesulitan dalam menjaga eksistensinya. Semenjak awal kariernya di era 80-an, Yuni Shara tetap bisa bertahan sampai saat ini.
"Saya bersyukur, sampai sekarang masih bertahan di blantika musik Indonesia. Bersyukur, dan harus menjaga semuanya," tutur Yuni Shara saat mengisi pemotretan ulang tahun Bintang.com di SCTV Tower, kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (21/2/2018).
Menjaga penampilan tentu saja wajib bagi kakak kandung Diva Indonesia, Krisdayanti tersebut. Di usia yang ke-46 tahun, Yuni masih bisa membuat para laki-laki menoleh dan mengaguminya. Ditambah dengan penjagaannya atas kualitas vokal yang dimiliki.
Dengan sosoknya yang seakan tak tergerus oleh masa, Yuni Shara tetap bisa berbicara. Ia mengaku masih lancar dalam mendapatkan job off air meski wajah ayunya jarang tampil di televisi. Dalam sebulan, Yuni bisa mengisi sekitar 10 panggung baik di ibukota maupun luar kota.
"Ya kadang 8 atau 10 kali. Nggak banyakan keluar kota juga, kadang di Jakarta. Bersyukur di usia 46 tahun ini bisa terus menghibur di acara-acara yang baik," lanjutnya.
Yuni Shara merupakan sosok penyanyi lawas yang dikenal dengan lagu-lagu yang diaransemen ulang. Dengan format tersebut, Yuni merasa belum terganti sehingga ia pun masih hidup bersama eksistensinya.
Kepada Bintang.com, Yuni pun membeberkan bagaimana dirinya mampu berjuang dan bertahan tanpa mengubah imej yang selama ini sudah disematkan publik kepadanya..
Advertisement
Yuni Shara jaga eksistensi dengan meng-upgrade diri
Banyak penyanyi yang menyerah dengan perubahan-perubahan besar di industri hiburan Tanah Air. Namun Yuni Shara nyatanya mampu menghadapi berbagai persoalan zaman tersebut. Ketika roda kehidupan berputar sedemikian rupa, Yuni Shara masih bisa mengimbanginya.
Saat ini Off air lebih banyak?
Ya bisa dibilang off air itu adalah cara saya mencari makan. Hahahaha.
Kamu suka upgrade diri?
Tetap kita harus jaga semuanya. Karena kita kalau nyanyi itu kan mereka bayar kita, jadi semua harus dijaga. Penampilan kita, casing, semua harus dijaga. Dan kita juga harus sadar diri. Saya udah masuk usia 46 tahun ini sekarang, namun selama itu saya masih bisa bernyanyi di tempat-tempat yang baik. Masih dipercaya nyanyi di acara perusahaan besar dan lainnya.
Karya sebagai wujud eksistensi?
Iya pengen berkarya lagi. Karena penyanyi itu kan harus punya karya seperti album. Itu merupakan sebuah tanda eksistensi, kalau dia masih di situ. Cuma saya masih belum bikin itu lagi. Biasanya saya bikin sendiri. Sejak tahun 2002 saya sudah memproduseri album, single, dan lainnya. Yang terakhir adalah singlenya yang soundtrack Saur Sepuh SCTV. Akhir tahun kemarin, 2017.
Ada rencana bikin album?
Saya kan penyanyi cover lagu lama ya. Mungkin sudah hampir 400 lagu lebih ya yang saya nyanyikan. Jadi kalau pas mau ngeluarin lagu baru. Jadi nggak mau gambling ngeluarin lagu baru gitu. Ini lagunya siapa nanti.
Takut lempar karya baru?
Nggak takut, tapi lebih ke gambling. Saya harus mikirin betul ya. Jadi sekarang itu saya lebih nikmatin job-job saya saja.
Takut terkuras waktu untuk promo dan lainnya?
Nggak juga. Kan itu bagian dari pekerjaan. Dan pekerjaan itu nggak ada yang nggak capek. Jadi kita mesti sama-sama tahu, apalagi di Jakarta. Tambah plus macet, ini itu, apalagi saya seorang ibu harus ngelihatin anak dan lain-lain.
Pengin lagu yang pernah dibawakan diaransemen lagi?
Nggak sih, saya penginnya, mikirnya yang mana ya, ini atau itu. Apalagi sekarang kan zamannya digital ya. Namun beruntung penggemar saya kebanyakan orang tua, jadi masih bisa jual fisik. Kalau orangtua kan nggak main handphone, atau digital gitu. Mereka masih beli CD.
Perkembangan industri musik sekarang gimana?
Industri musik tidak berhenti, karya juga tidak pernah berhenti, bahkan perkembangannya lebih lebar. Dan penduduk Indonesia itu heterogen, ngeluarin apapun pasti ada yang dengerin. Ngeluarin dangdut ada yang dengerin, pop juga ada. Jazz juga ada.
Yuni Shara merasa beruntung dan tak mau ubah imej
Fenomena dunia digital beserta kecepatan informasi membuat perubahan dalam industri musik itu sendiri. Tak heran ketika banyak dari kalangan non artis yang sangat terkenal karena adanya media sosial. Menyadari adanya fenomena demikian, Yuni Shara pun tak gentar. Baginya rezeki tiap orang itu sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa. Ia bahkan merasa beruntung dengan imej yang dibangunnya selama ini.
Rumus bikin lagu hits gimana sih?
Semua orang kalau mau ngeluarin sesuatu pengennya jadi hits. Nah sekarang seperti apa sih yang bisa hits itu. Saya pelajari justru bukan kita ngeluarin satu karya album, namun YouTube bisa membuat jadi terkenal. Hampir kita lihat lagunya ngetop banget, tapi nggak tahu siapa penyanyinya. Jadi sekarang orang tuh nggak terlalu mikirin siapa penyanyinya, yang penting lagunya top saja. Itu fenomena sekarang ya memang demikian.
Bukan artis tapi bisa terkenal, tanggapan?
Ya rezeki orang itu namanya. Karena kan nggak harus dia-dia lagi juga, yang lain kapan dong gilirannya. Yang saya syukuri sekarang itu adalah saya off air-nya yang kenceng.
Tidak tergerus sama pendatang baru?
Ya itu dia, karena saya menyanyikan lagu-lagu lama, saya merasa beruntung. Karena yang ngundang saya nyanyi biasanya direksi, dan mungkin mereka suka lagu baru tapi kan karena pekerjaan bisa jadi kurang update. Jadi memorinya tetap pada lagu-lagu lama. Jadi saya yang untung.
Sosok menarik pendatang baru?
Kalau saya suka Payung Teduh. Gimana juga suka. Mereka itu mood booster saya. Sudah berapa lama ya dengar mereka. Sering kontekan juga ama Is ya, saya dengar karyanya, bagus dan enak.
Bagaimana menariknya mereka?
Adem tentrem. Mungkin sama seperti orang seusia saya. Tapi ya tiap orang mood booster-nya lain-lain. Bangun pagi ada yang denger musik kencang, ada yang disko, dan saya mungkin nggak tipe itu. Saya mungkin lebih denger ke jazz, swing.
Pendatang baru, pengin ajak kolaborasi?
Pengin sebenarnya, tapi harus nemu yang cocok ya. Lagunya yang tepat juga, karena kalau nggak ya mau diapain apa saja susah.
Diuntungkan, jaga eksistensi?
Saya bersyukur, sampai sekarang masih di blantika musik Indonesia. Bersyukur harus jaga semuanya. Saya alhamdulillah punya karakter sendiri ya. Dan saya konsisten dengan lagu-lagu lama. Jadi ya jaga semuanya. Cara bernyanyi, ambil hati orang.
Sebulan bisa sampai berapa kali manggung?
Ya kadang 8 atau 10 kali. Nggak banyakan keluar kota juga, kadang di Jakarta.
Nggak mau ganti imej?
Saya nggak mau gambling lagi. Jadi ya Yuni Shara itu adalah begini saja.
Impian di industri musik?
Ada pastinya. Namun kita itu nggak ngerti ya, usianya sampai berapa. Sementara sebagai ibu kita harus mempersiapkan itu. Sebagai penyanyi kalau dulu, prioritasnya begini, nyari makan disitu. Pokoknya harus bersyukur, penting tapi bukan berarti menjadi yang harus. Ikhtiarnya saya apa, mudah-mudahan hasilnya baik. Tapi semoga saya bisa bermanfaat bagi orang banyak.
Sebagai penyanyi Yuni Shara memang sudah melampaui banyak pencapaian. Ia pun berharap bisa menghibur masyarakat sampai tak mampu lagi sebagai entertainer. Yang pasti, Yuni berharap untuk bisa menjadi entertainer yang memiliki manfaat bagi orang lain. Yes, karena itu kami memilihnya sebagai bagian dari artis dengan tema Sound of Bintang.