Fimela.com, Jakarta Setiap orang yang mencintai pacarnya dengan sungguh-sungguh pasti memiliki harapan untuk bisa menjalin hubungan tersebut dalam waktu yang panjang, bahkan selamanya melewati fase demi fase kehidupan berdua. Tapi, kamu tahu kan kalau kenyataan nggak selalu sejalan dengan harapan?
BACA JUGA
Advertisement
Dia yang kamu harap bisa jadi pasangan hidupmu selamanya kadang nggak ingin kamu jadi pasangan hidupnya selamanya. Atau kadang, ya simply nggak siap aja. Bisa jadi, dia merasa belum waktunya. Masih ada hal-hal lain yang ingin dia kejar atau memang keyakinannya padamu belum sampai pada tahap itu.
Kamu nggak bisa mengontrol bagaimana seharusnya dia merasa, berpikir, bersikap. Mungkin kamu bisa mempengaruhi, tapi nggak banyak. Dia tetap yang paling berperan bagi keputusan-keputusan itu. Harapanmu padanya adalah hal yang berbeda, terpisah.
Satu-satunya cara agar kamu nggak kecewa karena harapanmu nggak terpenuhi, adalah dengan mengontrol harapanmu sendiri. Pastikan harapanmu diberikan pada orang yang tepat. Nggak perlu salah dulu untuk tahu dia tepat atau nggak.
Kamu bisa lho menilai apakah dia bisa diharapkan untuk menjalin hubungan serius kedepannya atau nggak, bahkan sejak hubungan kalian masih seumur jagung. Gimana caranya? Lihat, dia punya ciri-ciri seperti di bawah ini atau nggak.
Advertisement
Memilih jalan hidupnya sendiri saja dia masih gegabah
Dalam kehidupan sehari-hari saja dia nggak pernah berpikir sebelum berkata atau bertindak. Semua dia lakukan spontan tanpa perhitungan. Ya, kadang itu seru dan menyenangkan. Tapi untuk masa depan, nggak bisa spontan.
Nggak punya rencana, prinsipnya masih ikuti arus saja
Punya rencana apa dia untuk hidupnya? Ingin bagaimana dia kalau sudah lulus sekolah? Ingin ambil jurusan apa dia saat kuliah? Ingin kerja di mana dia setelah kuliahnya selesai? Apa yang jadi passionnya? Semua nggak dia pertimbangkan, dia cuma hidup mengikuti arus seperti orang mati.
Advertisement
Bye-bye saving money! Uangnya selalu habis untuk senang-senang sendiri
Kemampuan mengatur keuangan itu penting sekali untuk bekal kehidupan masa depan. Nggak perlu nunggu nanti, lihat saja sekarang dia kebanyakan foya-foya atau nggak? Kalau dia kebanyakan senang-senang pakai uang yang dikasih orang tuanya, mau gimana dia menghidupi dirinya--dan kalian--nanti?
Kamu nggak pernah jadi prioritasnya
Sebelumnya lihat atau tanya dulu, kamu nggak jadi prioritasnya karena apa? Kalau dia punya hal lain yang lebih penting, nggak apa-apa. Tapi karena kamu masih kalah sama hal-hal nggak penting, berarti memang dia belum paham soal prioritas.
Advertisement
Selalu menolak kalau diajak ketemu keluargamu
Dia yang serius sama kamu bakalan senang banget diajak ketemu keluarga, karena akan merasa diterima dan berkesempatan untuk menjalin hubungan lebih dekat. Jika sikap dia sebaliknya, ya mungkin dia memang belum siap, atau belum mau serius.
Kalau diajak ngomongin masa depan, dia menghindar
Nggak apa-apa lho, berencana. Walau belum mau diwujudkan bulan depan atau tahun depan, tapi dia yang bisa kamu andalkan untuk menghidupi harapan-harapanmu nggak akan keberatan untuk merencanakannya. Bahkan sekalipun harapan itu masih berupa khayalan.
Advertisement
Belum paham caranya mejaga komitmen
Dipikirnya karena belum terikat dalam sebuah komitmen yang kuat seperti pernikahan lantas nggak perlu belajar untuk menjaga komitmen seperti sekarang. Pola pikirnya masih terbolak-balik, jadi memang dia belum siap diberi kepercayaan atau diajak untuk berkomitmen serius dalam hubungan. Kamu nggak usah berharap banyak sama dia dulu kalau nggak mau kecewa, ya.