Fimela.com, Jakarta Gagal move on mungkin sudah sering kamu dengar, bahkan kamu sendiri sering pakai. Sebenarnya, istilah ini nggak selalu melekat pada putus cinta dan segala hal yang menyangkut urusan sakit hati. Tapi, juga bisa diaplikasiin ke masalah lain.
Misalnya kamu ingin banget masuk ke sekolah A yang terkenal. Tapi, sayang, meskipun kamu sudah mencoba 10 kali, tetap saja nggak berhasil masuk. Nah, karena kesal banget nggak diterima di sana, kamu jadi sebal dan pikiranmu nggak bisa lepas dari sekolah itu.
Advertisement
BACA JUGA
Walaupun, pada akhirnya kamu masuk sekolah lain. Tapi pikiran dan obesesi tetap tertuju ke sekolah A. Ini juga bisa dibilang gagal move on. Intinya, kamu nggak legowo, belum ikhlas menerima kenyataan. Tapi berhubung kebanyakan kasus gagal move on terkain soal perasaan dan cinta-cintaan, ya udah saya bahas soal ini saja.
Oke, segala sesuatu yang terkait dengan perasaan itu sulit. Putus cinta, naksir cowok A, B, C, D, ingin menikah, ingin jadian, ingin kenalan, sampai ingin mengatakan selamat tinggal. Semuanya sulit. Tapi bukan berarti mustahil. Termasuk mengucapkan selamat tinggal dan move on!
Ketika kamu putus sama pacar, atau memutuskan untuk berpisah dengan pasangan hidupmu, kedua belah pihak pasti akan mengalami masa-masa 'berkabung.'
Kedua belah pihak, lho! Jadi, kalau kamu merasa sangat sedih, jangan pernah berpikir cuma kamu saja yang merasakan sakit. Baik pihak yang memutuskan, maupun yang diputuskan pasti merasa berat untuk mengucapkan salam perpisahan.
Nah, masa 'berkabung' inilah yang sering orang bilang masa galau dan susah move on. Setiap orang membutuhkan waktu yang beda-beda. Ada yang cuma sehari-dua hari. Ada yang butuh sebulan, setahun, 4 tahun, bahkan bertahun-tahun hingga ajal menjemput belum juga move on.
Padahal, kamu dan mantan tahu betul, nggak ada jalan keluar selain menjalani hidup seperti biasa. Sejujurnya, kamu bisa menjalani hari seperti biasa setelah putus. Ke kantor seperti biasa. Bercanda sama teman, tertawa. Tapi deep down, kamu masih juga stuck sama si dia. Karena benar-benar berpisah nggak segampang bilang "Hai!" apa lagi dengan senyuman.
Advertisement
Ternyata Gagal Move On Bukan Masalah Perasaan Doang, Tapi...
Gagal move on ternyata bukan cuma perihal perasaan. Memang sih, pada beberapa kasus orang sulit melupakan mantan kekasihnya, apa lagi dalam waktu singkat. Banyak orang yang bilang, move on itu butuh proses. Tapi, kenapa banyak orang yang gagal move on, sampai bertahun-tahun lamanya?
Sebagian orang memberikan alasan "masih sayang." Padahal, menurut Huffington Post, gagal move on bukan cuma perkara perasaan saja, lho! Tapi ini soal psikologis kamu dan pasangan.
Alasan pertama, tulis Moshe Roston, Licensed Couples/Marriage Family Therapist dan Executive Coach, pada Huffington Post, kamu cenderung menyalahkan diri sendiri. Kasus seperti ini banyak, lho! Jadi, bukannya mencari jalan keluar yang baik untuk kedua belah pihak, kamu memutuskan atau menerima keputusan si dia tapi dengan berat hati.
Nah, selama masa grieving ini, kamu terus saja menyalahkan dirimu sendiri. Kamu yang salah selama ini. Kamu yang bikin dia marah. Kamu yang nggak cantaik sampai akhirnya mantanmu lebih memilih cewek lain. Kamu yang bikin dia nggak sayang lagi. Kamu yang salah.
Padahal, ketika kamu menyalahkan diri sendiri, otak kamu fokus pada apa yang kamu katakan tentang dirimu yang menjadi alasan hancurnya hubungan kamu dan mantan. Setiap kali kamu menyalahkan dirimu sendiri, kamu semakin mematri pikiran pada kesalahan dan kegagalan hubunganmu dengan mantan.
Atau, kedua, kamu takut ditolak. Semua orang, secara naluriah, harus hidup bersama seseorang, dalam satau grup, di tempat tertentu. Selama kamu menjalin kasih, kamu 'hidup' bersama si dia. Dia yang paling sering kamu ajak ngobrol. Dia juga yang bikin kamu marah, senang, sedih, dan sakit hati.
Nah, ketika mereka nggak ada, ketika mereka pergi, kamu merasa ditolak. Dan penolakan dalam waktu yang cukup panjang, menurut Moshe, sangat bisa mengubah kondisi fisik dan psikologismu. Karena sebagai manusia, kita cenderung mengantisipasi timbulnya penolakan.
Kamu akan berusaha untuk bisa 'masuk' ke dalam sebuah komunitas. Kamu akan berteman dengan orang-orang yang sudah nggak cocok lagi di antara kalian. Dan ketika kamu atau dia memutuskan untuk berpisah, kamu merasa dunia menolak kamu untuk hidup bersama dalam satu kesatuan.
Moshe benar, gagal move on bukan cuma soal masih sayang atau masih ngarep balikan. Tapi ini lebih kepada psychological.
Karla Farhana,
Editor Sex and Health Bintang.com