Fimela.com, Jakarta Wanita bisa mengerjakan apa pun juga, tapi pekerjaan yang berat seperti tukang bangunan memang identik dengan para pria. Tapi, bukanlah hal yang mustahil jika wanita juga bekerja sebagai tukang bangunan, khususnya pengangkat sak semen. Itulah cerita seorang wanita yang kini wajahnya mungkin sudah taka sing lagi bagi masyarakat dunia maya.
BACA JUGA
Advertisement
Beberapa foto yang memperlihatkan seorang wanita mengangkat sak semen kini tengah menarik perhatian masyarakat dunia. Dilansir dari Good Times karena pekerjaannya mengangkat sak semen, seluruh tubuh wanita berambut panjang tersebut dipenuhi oleh semen. Kira-kira apa yang membuat wanita asal Tiongkok itu bekerja sebagai pengangkat sak semen?
Jika punya pilihan tentu wanita ini lebih memilih untuk fokus mengejar pendidikannya dibandingkan kerja banting tulang jadi pengangkat semen. Ya, bukannya sebuah kiasan belaka, namun wanita cantik ini benar-benar mengangkat sak semen yang jika dilihat saja sudah terasa sangat berat.
Namun kehidupannya yang keras membuat wanita ini harus bekerja lantaran orangtuanya pun sudah tua dan tak lagi bisa mencari rezeki seperti orangtua lainnya. Kini ia harus bertukar peran dengan orangtua, ia yang bekerja mencari uang untuk makan dan sekolah, lalu ayah dan ibunya beristirahat di rumah.
Advertisement
Dijuluki Sebagai Gadis Semen, Wanita Ini Ingin Membahagiakan Orantuanya
Ibu wanita yang dijuluki sebagai gadis semen ini melahirkan dirinya saat berusia 40 tahun. setelah gadis ini beranjak dewasa, sang ibu sudah sangat tua sehingga ia sudah tak bisa lagi membantu untuk mencari rezeki. Alhasil gadis ini pun mencoba membantu sang ibu dengan bekerja sebagai pengangkat sak semen.
Ia tak ingin menjadi beban untuk orangtuanya sehingga ia pun memutuskan untuk bekerja di pabrik semen. Namun yang membanggakan, gadis itu tetap berusaha untuk kuliah, jadi ia bekerja hanya disaat kuliahnya sedang libur.
Saat sedang merasa sangat lelah gadis semen asal Tingkok ini hanya bisa menangis seorang diri. Ia tak ingin ayah dan ibunya melihat kesedihannya karena apa yang dilakukannya juga demi keluarga. Baginya keluarga adalah nomor satu sehingga ia rela capek bekerja demi keluarganya dan dia juga ingin memperbaiki kehidupan keluarganya sehingga ia pun tetap sekolah.