Fimela.com, Jakarta NASA untuk pertama kalinya harus mematikan Lunar Reconnsaissance Orbiter (LRO), pesawat antariksanya saat gerhana bulan total yang terjadi kemarin (31/1/2018). Alasannya ternyata fenomena super blue blood moon itu bisa memengaruhi kinerja bahkan merusak armadanya tersebut.
"Kami harus melakukan penyesuaian kepada semua armada NASA selama Super Blue Blood Moon berlangsung. Jika mesin (pesawat) terus dihidupkan, ia bisa terbakar akibat dampak dari sinar gerhana yang masuk ke dalam mesin," ujar Noah Petro, juru bicara sekaligus pimpinan ilmuwan dari NASA, dilansir dari laman Liputan6.
Saat super blue blood moon terjadi, posisi bulan sangat dekat dengan bumi. Posisi tersebut pun bisa membuat sinar matahari memperkuat gerhana dan menyebabkan ketegangan pada pesawat-pesawat antariksa.
Sebelumnya NASA tak pernah mematikan armadanya khususnya LRO saat terjadi gerhana bulan. Namun, kondisi di atas menjadi pertimbangan NASA untuk mematikan pesawat antariksanya.
BACA JUGA
Terkait fenomena gerhana bulan total kemarin, NASA menyebut saat super blue blood moon berlangsung, bulan akan berada dijarak yang lebih dekat dari bumi yaitu sekitar 223.068 mil. Sedangkan biasanya jarak terdekat bulan dengan bumi itu sekitar 238.855 mil.