Fimela.com, Jakarta Berusia matang, karier yang mapan tak membuat Mario Lawalata mudah mendapatkan jodoh. Hingga usianya yang menginjak 37 tahun, belum ada sosok perempuan yang cocok untuk dijadikan pendamping hidup. Memang, jomblo bukanlah cita-citanya, namun pemilik nama lengkap Mario Santo Michael Lawalata menyadari, ia tidak pasrah perihal pendamping hidupnya nanti. Sosok Mario, terus berusaha untuk bisa mendapatkan pujaan hati yang dapat menemaninya dalam suka dan duka, tentu dengan ikatan pernikahan. Lantas bagaimana usaha Mario Lawalata?
***
Dengan pencapaian yang diraihnya saat ini, tidak serta merta membuat Mario Lawalata mudah mendapatkan pendamping hidup. Namun ia percaya, jika Tuhan belum memberikan yang terbaik. Padahal usahanya tak pernah putus. Ia juga tak pernah berhenti berharap mendapatkan teman sehidup sematinya.
Advertisement
BACA JUGA
Nama Catherine Wilson saat ini kembali disebut sebagai pengisi ruang hatinya yang kosong. Mario dan Catherine pernah menjalin cerita cinta tahun 2000. Mario Lawalata pun membantah kabar tersebut. Ia menegaskan, saat ini masih terus mencari sosok yang akan mendampinginya di pelaminan.
Sulit mendapatkan pasangan, bukan berarti Mario rela dijodohkan keluarga bahkan teman. Ia punya prinsip yang harus dipatuhinya sendiri perhal pendamping hidupnya nanti.
"Nggak lah, saya ngak suka dijodihin. Kalau dikenalin oke lah. Ada banyak sih yang kenalin, tapi pilihan tetap di saya. Maksudnya harus kenal dan tahu dulu bukan asal dia gini-gini, tetap mau difotonya cantik kayak apa gue harus ketemu dan ngobrol. Ini bicara longterm, apa nyambung dan cocok," ujar Mario Lawalata saat berbincang dengan Bintang.com belum lama ini.
Lantas, bagaimana cara Mario Lawalata mencari jodoh? Apakah ia termasuk tipe lelaki yang juga tebar pesona untuk mendapatkan kekasih? Simak wawancara selengkapnya berikut ini.
Advertisement
Mario Lawalata, nggak mau jadi jomblo sejati
Belum terlihat memiliki kekasih, bukan berarti Mario Lawalata tidak berusaha. Lelaki yang sempat menjalin hubungan asmara dengan Marsha Timothy dan Catherine Wilson itu, tetap membuka diri. Namun ia percaya, manusia hanya bisa merencanakan, Tuhan pula yang menentukan.
Usia segini, masih jomblo. Merasa kesulitan mendapatkan pacar?
Memang susah kali ya, buat saya nggak gampang. Lagi-lagi saya harus menemukan orang yang cocok. Cocok itu, saya cocok sama dia dan sebaliknya. Mungkin sayanya mau, tapi dia belum tentu mau, begitu juga sebaliknya. Jadi menemukan yang itu nggak gampang, lagi-lagi usia sudah segini nggak kayak suka-sukaan, pacaran. Selama ini di tengah proses saya pasti kayak ada ketidakcocokan, dari saya atau dianya jadi nggak mungkin diterusin. Di tengah proses kita seringnya nggak jadi, cuma saya lebih senang seperti itu daripada pas pacaran putus. Pacaran putus itu bisa menimblkan kayak musuh. Kalau proses nggak jadi pacaran sih nggak. Rata-rata 90 persen yang saya dekat atau mantan, kita berteman.
Jadi jomblo, suka merasa kesepian?
Nggak ya, nggak pernah. Cuma mikirnya kalau liburan ke tempat yang bagus, suka berpikir, wah kalau ada cewek gue bawa ke sini happy banget. Bisa sama-sama di sini. Pelukan, ngobrol, itu sih sering terjadi di bayangan, nggak yang duh sedih kesepian.
Kamu itu tipe yang romantis?
Mungkin bisa dibilang iya.
Seperti apa sih romantis ala Mario Lawalata?
Romantisnya saya itu kayaknya lebih suka yang surprise kecil dan nggak diduga-duga. Seperti saya tahu dia mau ultah. Pas ultahnya saya biasa saja, cuma setelah itu saya tiba-tiba kasih yang tak dia duga-duga. Lagi sibuk apa saya kasih bunga, saya lebih suka surprise yang tak diduga. Kalau sudah diduga-duga saya malahan nggak mau. Saya nggak mau yang biasa.
Pernah dijodohin?
Nggak lah, saya ngak suka dijodihin. Kalau dikenalin oke lah. Ada banyak sih yang kenalin, tapi pilihan tetap di saya. Maksudnya harus kenal dan tahu dulu bukan asal dia gini-gini, tetap mau difotonya cantik kayak apa gue harus ketemu dan ngobrol. Ini bicara longterm, nyambung dan cocok nggak.
Wah, kalau dapat sebutan jomblo sejati bagaimana?
Jangan sampai ya. Memang sudah lama (jomblo), cuma jangan sampai jadi jomblo sejati. Ya, doakan saja, semoga dipertemukan jodohnya.
Ada target dapat jodoh?
Nggak ada target. Cuma jangan sampai ketuaan saja, hahaha.
Tipe cewek kamu seperti apa?
Nggak punya tipe, apa saja yang penting cocok. Tinggi, pendek, rambut panjang, pendek. Cewek Indonesia atau luar negeri, profesi, nggak pernah ada tipe. Simple saja yang penting cocok.
Tahun 2017 kamu jarang muncul di dunia hiburan, kenapa?
Memang saya di 2017 jarang keluar di entertainment, apalagi televisi. Saya lagi milih-milih banget, host atau FTV sinetrn sekarang milih karena bukan masanya saya lagi untuk asal-asalan yang penting nongol di televisi. Itu 20 tahun lalu. Di 2018 gitu, saya percaya selagi saya memberikan yang terbaik, selalu berdoa dan Tuhan akan kasih jalan untuk rezeki. Saya nggak pernah ngoyo untuk apa pun itu kayak gue harus dapat sinetron film yang keren. Mau sih siapa yang nggak mau. Tapi nggak wajib harus gini-gini. Saya jalani hidup saya yang terbaik buat orang, jadi nggak gimana-gimana. Saya sekarang lebih pengin kerja, orang juga senang kalau lihat saya. Bukan untuk pribadi lagi. Saya pengin berbuat sesuatu, untuk orang banyak.
Mario Lawalata, Harap dapat Jodoh di 2018
Sambil berusaha mencari jodoh, Mario Lawalatan rupanya tetap fokus di karier. Belum lama ini, ia telah menyelesaikan syuting film terbarunya, bayi gaib. Dalam film tersebut, ia beradu akting dengan Ashraf Sinclair dan Rianty Cartwright.
Peran kamu apa di film Bayi Gaib?
Aku sebagai Eddy, sahabat Raffa (Ashraf Sinclair) dan dia juga kenal juga dengan Farah (Rianty Cartwright) sebelumnya, memang temenan saja. Dia itu kayak selalu ada di dalam kehidupan mereka berdua karena memang teman.
Ada kesulitan berakting dengan Rianty dan Ashraf?
Scene dengan Rianty tidak terlalu banyak, yang banyak dengan Raffa (Ashraf). Kalau dengan Rianty memang baru main pertama kali, tapi kenalnya sudah lama. Jadinya nggak terlalu susah dan canggung untuk adegan-adegan yang santai misalnya, marah atau kesal. Kita memang kenalnya sudah lama. Kita tidak canggung-canggungan dulu, langsung nemu kliknya cepat. Jadwalnya karena readingnya tidak terlalu lama cuma dua hari, kita bisa cepat juga dengan bantuan Mas Rizal. Enak juga nge-direct-nya, jadi nggak terlalu ribet untuk mendalami karakter masing-masing.
Apa adegan yang paling sulit?
Ada sih, tapi nggak boleh dibocorin, hahaha. Adegan itu sendiri di situ agak susah untuk mendalami karakter gue untuk dapetinnya. Gue bilang ke Mas Rizal, pelan-pelan dulu, terus juga gue kayak benar-benar harus menghayati dulu seperti apa, di scene itu, Kalau sudah nonton nanti gue kasih tahu adegannya apa, hahaha.
Jadi tokoh antagonis?
Nggak juga, antagonis nggak juga. Ada sedikit antagonisnya cuma nggak antagonis banget.
Banyak pendatang baru dan sering jadi pemeran utama. Kamu merasakan persaingan?
Ya itu namanya, memang mungkin lagi-lagi sebuah film butuh penonton. Kalau memang mereka penonton itu melihatnya baru, lagi suka-sukanya, ya dan produser dan sutradara butuh dia, kita nggak bisa apa-apa. Cuma kalau di sebuah film, semua peran itu penting. Apalagi kalau yang nonton orang yang mengerti film, mereka tahu, okelah cuma satu scene dua scene si orang senior ini, bagus banget orang bisa lihat. Ini mempengaruhi sebuah film. Kalau bukan dia yang main, mungkin nggak sebagus ini. Saya nggak pernah minta terus jadi peran utama, saya menilainya nggak masalah peran saya seperti apapun. Saya akan buktiin, akan maksimal dengan peran ini. Biasanya sutradara menunjuk, gue maunya sama Mario Lawalata, pasti ada sesuatu kenapa dia mau gue. Ini gue akan mempertanggungjawabkan atau kasih yang berbaik meski mainkan peran yang kecil.
Kalau lagi senggang, kamu ngapain saja?
Kebanyakan olahraga dan liburan. Dua itu yang bisa melepas stres. Basket, gym dan ditambah liburan. Liburan juga bisa sambil olahraga.
Bagaimana kamu menjaga bentuk tubuh?
Makanan penting, apalagi kalau sudah berumur itu kalau makanan nggak dijaga, ngaruh banget. Itu mempengaruhi semua. Nomor satu kesehatan, percuma mau sekeren apa, sekaya apa, duit banyak tapi sakit, nggak bisa ngapa-ngapain. Nomor satu buat saya olah raga dan makan yang benar itu adalah kesehatan. Bonusnya badan jadi bagus.
Tips berolahraga agar bentuk tubuh ideal?
Yang pasti semua orang punya kualitas tubuh beda-beda. Saya olahraga seminggu 5 kali belum tentu yang lain bisa. Cuma kalau lagi sehat olahraga, kita harus tahu sendiri seperti apa kapasitas tubuh. Selagi bisa dan mampu harus olahraga itu saja sih.
Olahraga menunjang kegiatan kamu ya?
Banget, kalau saya nggak olah raga pasti hancur, capek, nggak fokus ngapalin lama, nggak maksimal dalam adegan. Jadi itu sangat mempengaruh banget. Saya tahu banget, kalau paginya nggak olahraga rutin, ngaruh ke kehidupan saya.
Rencana kamu di 2018?
Mugkin dapat jodoh. Kalau bisa dapat film yang keren bagus yang kalau bisa hollywood, siapa tahu.
Ya, siapa sih yang nggak mau ada pendamping hidup? Termasuk Mario Lawalata pun menginginkan hal tersebut. Hanya saja memang, ia harus lebih bersabar, agar benar-benar menemukan yang cocok dengan dirinya. Semoga di tahun 2018 ini, benar-benar mendapatkan jodoh ya.